Enam (✓)

26 2 0
                                    

Dingin. Satu kata yang menggambarkan suasana tubuh Adis pada saat ini. Dia sangat kedinginan karena terkena angin malam. Sebenarnya setelah dari rumah Jingga, Adis tidak langsung pulang ke rumah. Ia pergi ke taman kota yang sebetulnya jauh dari rumah nya.

Adis juga tidak mengerti kenapa ia bisa berjalan sejauh itu, mungkin karena ia tidak tau harus kemana dan sepanjang jalan ia hanya melamun.

Meskipun saat ini dia ada di keramaian, Adis tetap saja merasa sendirian. Sesekali ia menatap orang orang, ada yang sedang berpacaran, ada yang sedang bersama keluarga, ada yang bersama teman juga. Adis jadi ingat bagaimana dulu Abang nya, Satya sering mengajak nya ke taman kota bersama Jingga untuk membeli gulali kesukaan Adis dan Jingga. Adis hanya tersenyum miring ketika mengingat masa kecil nya dulu.

Ia melirik jam tangan nya, yang menunjukkan pukul setengah 9 malam. Adis beranjak dan berniat untuk pulang. Adis menghela nafas lagi, ia lupa kalo ia tidak membawa uang jadi ia harus berjalan lagi untuk pulang.

Pada saat ia berjalan ia terus menerus melamun dan tiba-tiba-

Bruk.

Adis tak sengaja menabrak seseorang, dengan cepat Adis membantu orang tersebut yang sudah terjatuh ke tanah.

Adis membulatkan matanya pada saat melihat orang tersebut. Ia benar-benar terkejut, namun orang tersebut hanya menatap Adis datar.

"so-so-sorry ya- Ga" ucap Adis dengan terbata-bata. Sebenarnya Adis malu karena bertemu dengan Rangga dalam penampilannya yang tidak karuan ini.

Rangga mengangkat alis nya. "Lo sendirian?" tanya nya dengan melihat sekitar Adis yang memang tidak dengan siapa-siapa.

Adis tersenyum paksa."seperti yang lo lihat,"

"Senyum nya kepaksa banget, neng" ucap nya dengan terkekeh, namun Adis hanya menjawab dengan senyuman yang sangat terlihat bahwa itu terpaksa.

Rangga menghela nafas. "kalo kepaksa gausah senyum, gak enak aja dilihat"

"keliatan banget ya kepaksa?" ucap Adis dengan meringis miris.

Rangga hanya mengendikkan bahu nya. "oh ya, Lo ngapain malming terus di taman kota sendirian lagi?" Tanya nya lagi.

"gue juga gatau, kenapa ya kok gue kesini?"

Rangga malah terkekeh melihat kelakuan gadis yang terlihat kusut dan berkulit pucat itu.

"are you okay?" tiba-tiba Rangga menanyakan itu kepada Adis.

Adis hanya terdiam dan melamun. Rangga mencoba menyadarkan hadis itu dari lamunan nya.

"dis?"

"hah? ehm gue balik dulu ya, ga" ucap Adis linglung dan segera pergi, namun baru saja satu langkah tangan Adis dihentikan oleh Rangga.

Adis langsung menghentikan langkahnya dan segera berbalik ke hadapan Rangga.

"mau nemenin gue makan bentar? Gue anterin pulang deh, tapi kalo lo mau" Ucap Rangga dengan posisi yang masih memegang tangan Adis.

Adis tersenyum canggung dan menatap Rangga kemudian mengarahkan kepada bagian tangan mereka yang masih bergandengan.

Dengan cepat Rangga melepaskan nya. "eh sorry ya, gak sengaja"

"gak papa kok, oh ya tadi lo bilang apa gue gak ngeh soal nya" Adis menampilkan senyum meringis andalan nya.

"mau nemenin gue makan? gue traktir juga deh terus gue anterin pulang juga," Ucap Rangga mengulang.

Adis cukup terkejut dengan ajakan seorang Rangga kepadanya. Namun entah apa yang membuat mulut nya itu menyetujui tawaran dari Rangga.

Kemudian mereka berdua pun menuju Motor Rangga yang diparkirkan di sebelah barat taman tersebut. Setelah itu mereka berdua pergi mencari restoran yang akan dituju oleh Rangga.

ADISTYAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang