Sembilan (✓)

44 5 0
                                    

"cabut yok" ajak Ryan yang sudah bosan sedari tadi.

Adip hanya melirik Ryan sebentar lalu fokus dengan rubik kesayangan nya itu, sedangkan Rangga? dia masih saja betah dengan latihan soal-soal untuk olimpiade matematika nanti. Sebenarnya Rangga belum menjadi orang yang akan benar-benar ikut olimpiade, ia akan diseleksi oleh Bu Wati. Memang masih ada anak yang pintar seperti Rangga.

Ryan menghela nafas. "sumpah ya, gue heran banget deh sama kalian berdua, Lo dip betah banget sih main begituan padahal juga gitu-gitu aja rubik nya, dan Lo ga gue lebih heran nih sama Lo, masih aja betah liat soal matematika yang bikin pala mumet!"

Sedari tadi Ryan hanya mengomel saja, dan kedua sahabat nya tetap fokus dalam kegiatan nya masing-masing.

"jamkos tu harus digunakan sebaik-baiknya, jarang kan SMA kita ada jamkos, gue mau pergi aja, mau apel icel" Ucap Ryan kumudian ia langsung pergi dari kelas.

Rangga menghela nafas lega. "pergi aja sono yan, disini ngomel mulu" kemudian ia tetap melanjutkan mengerjakan latihan soal tersebut.

-

Ryan berjalan melewati koridor kelas, sesekali ia menyapa beberapa siswa yang memang ia kenali. Tujuan nya saat ini adalah ke Kantin, karena ia tahu kalo Icel ada disana. Namun pada saat ia melewati kamar mandi cewek, ia bertemu Adis dan matanya sangat sembab namun ia tutupi dengan tangan nya.

Ryan sebenarnya berniat untuk menyapa nya, namun Adis sudah lebih cepat berlari ke arah kelas nya.

Sesampainya di kantin, ia langsung duduk di hadapan icel mengusir Ressa untuk bergeser.

Ressa mendengus kesal. "apaan sih lo! dateng-dateng main gusur aja"

"santai dong, jangan galak-galak, ntar gak ada yang mau sukurin Lo!" Balas Ryan.

"ngeselin banget sih! gue heran sama lo cel, betah banget pacaran sama dia" Celetuk Ressa kemudian memalingkan wajah nya dari Ryan yang ada disebelah nya.

"YANG PENTING GUE SETIA!" teriak Ryan tepat ditelinga Ressa, dan itu membuat Ressa keberisikan.

"udah yan, heran deh, kalo gak ada Adis ributnya malah sama Eca" ujar icel dengan celingak-celinguk karena setelah Ryan berteriak orang-orang langsung memperhatikan mereka.

Ryan hanya meringis, memperlihatkan sederetan gigi putih nya.

Sellya yang duduk di sebelah kanan Ressa langsung pindah di samping Icel. "cel, Adis kok lama bener sih di kamar mandi nya?"

"iya juga ya, dari Ryan belom kesini sampe sekarang belum balik juga,"

Ryan terlihat seperti berpikir, "ehmmmm, gue tadi sih liat Adis waktu mau kesini, dia habis dari kamar mandi tapi matanya keliatan sembab banget, dia langsung ke kelas deh kayak nya"

Ressa langsung beranjak dari bangku kantin, diikutinya Sellya dan Icel.

"aku ke kelas dulu ya yan, bye" ucap Icel dengan mengikuti dua sahabat didepan nya.

Ryan menghela nafas. "oke sip, gue ditinggalin"

💦


"Jingga!" panggil Adis kepada saudara nya yang sekarang sedang berjalan berdua dengan 'pacar nya?'

Kedua orang tersebut langsung berbalik dan menghadap ke Adis. Jingga hanya menelan ludah nya dan memutar bola matanya malas.

Adis segera berlari menuju Jingga dan juga Vanya. Nafas nya sedikit tersengal sengal, niat nya untuk ke kamar mandi tertunda karena ia tidak tahan dan ingin berbicara dengan Jingga.

ADISTYAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang