Three

2.1K 313 8
                                    

Dilain tempat, seorang pria tinggi nan tampan sedang duduk pada sebuah sofa panjang di ruang kerjanya. Disebuah rumah minimalis yang elegan, maklum sang pemilik rumah adalah seorang pebisnis muda yang cukup sukses.

Ditangannya tergenggam sebuah foto. Foto yang memperlihatkan senyuman seorang gadis manis nan cantik, dengan mata bulat dan bibir yang indah. Gadis pada foto tersenyum begitu indah, seakan background foto itu kalah indah dengan senyumnya.

Pria itu tersenyum, namun matanya berkaca bibirnya pun bergetar tanda bahwa senyuman itu dia paksakan. Di pejamkannya mata itu hingga jatuh bulir air mata di pipi. Tangannya yang terbebas dia gunakan untuk meremat dada kirinya. Sesak. Sesak yang dirasanya. Seakan yang ia hirup bukan oksigen.

"Mianhae gadisku. Bogoshipo." Gumamnya lirih seraya menyimpan foto itu dalam kotak kecil lalu di letakannya pada laci rahasia di bawah sofa itu.

_____

Sebuah mobil melaju pelan saat memasuki sebuah mansion mewah dengan taman bunga dan air mancur di tengahnya, memberikan kesan indah pada mansion itu.

Seorang wanita dengan pakaian sederhana namun mahal membalut indah tubuhnya yang tetap terjaga meski umur sudah menginjak kepala 4, turun dari mobil itu. Seketika semua maid yang sedang bertugas di mansion itu pun membungkuk hormat yang dibalas senyuman oleh wanita itu.

"Bibi Kim, dimana putraku?."

"Tuan Muda sedang berada di perpustakaan, Nyonya." Jawab sang bibi dengan membungkuk hormat.

Wanita itu pun berlalu menyusul sang putra setelah berucap terimakasih pada sang bibi. Suara ketukan heels menggema di setiap sudut mansion bergaya victoria itu. Berjalan menaiki tangga, menuju perpustakaan di lantai 3.

Sesampainya di depan pintu,seorang pelayan segera membukakan pintu dengan sopan. Setelah masuk, wanita itu segera menuju ujung perpustakaan yang dimana terdapat sebuah jendela kaca besar yang langsung memperlihatkan taman bunga kesayanganya. Terlihat oleh matanya, putra semata wayang itu tengah larut dalam buku yang dibacanya.

Dengan langkah tenang menghampiri sang putra, mengelus pelan pundaknya ketika sampai dsamping anaknya.

"Anak eomma, sudah pulang. Tumben pulang jam segini? Biasanya kamu tak ingat rumah jika sudah berada di kantor."

"Hanya sedang rindu, eoma." Jawab sang putra seraya mendekap  erat sang eoma layaknya seorang anak kecil.

"Eomma kesepian. Segeralah menikah,sayang." Tutur sang eoma   yang sekejab membuat sang putra berbinar.

"Ja.. jadi eoma sudah mere--"

"Tapi tidak dengan wanita itu." Perkataan sang anak terpotong oleh pernyataan sang eoma.

"Tapi aku mencintainya eomma!"

"Eoma tidak."

"Tapi eoma,dia gadis ya--"

"Chanyeol!! Berhenti memikirkan gadis itu! Sampai kapan kamu akan sadar eoh? Kamu mengharapkan gadis yang entah dimana rimbanya. Gadis angkuh sombong yang tak tau sopan santun!." Sanggah sang eomma. Memang benar, Chanyeol-anaknya- masih mengharapkan cinta pertamanya.

"Eomma tolong mengertiku, dia gadis yang baik eomma. Aku mencintainya." Jawab Chanyeol lirih

"Sudah eomma bilang untuk apa kamu memikirkan gadis arogan itu. Cobalah bersikap hangat, untuk apa kamu bersikap dingin pada seorang gadis lain eoh? Cih, eoma rasa jalang itu pun tak ingat padamu."

Unperfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang