Six

2.2K 291 16
                                    


Rapat pagi di kantor Chanyeol sedikit berbeda. Yah berbeda karena yang hadir hanyalah sang sekertaris, padahal ini merupakan rapat penting perusahaan.

"Baiklah saya rasa sudah cukup semuanya. Terimakasih karena sudah memutusakan untuk bekerja sama dengan perusahaan kami." Luhan menyudahi sesi rapat.

'seharusnya si dungu itu memimpin rapat, bukan aku yang hanya sekertaris ini, sedangkan dia enak enakan di ruangannya itu. ck bos memang selalu benar' Luhan menggerutu dalam hati setelah merapikan berkas berkas penting itu.

Chanyeol yang sedang di bicarakan oleh Luhan itu pun tersedak kopi yang sedang diminumnya.

"ck pasti Luhan hyung sedang mengumpat padaku. Hufft untuk tidak tumpah kopiku ini" Chanyeol bermonolog sembari mengelap mulutnya yang terdapat sisa kopi.

.

.

.

Kyungsoo hari ini demam, dia merasa sangat kaget setelah bertemu tatap dengan seringaian lelaki yang kemarin dilihatnya di sebarang tokonya. Kyungsoo ketakutan. Jelas sekali ia masih ingat seringaian itu. Lelaki itu datang lagi dalam hidupnya, itu berarti tidak menutup kemungkinan jika ia akan bertemu dengan Pria itu, pria yang sudah menghancurkan hatinya.

"O-Oppa,, kenapa kamu tidak membiarkan hidupku tenang? padahal aku sudah berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi. Oppa memang benar aku selalu merindukanmu tapi jika seperti ini aku pun tidak mengerti apa mau mu yang sebenarnya. hiks hiks.. sakit sekali hatiku Oppa." Kyungsoo bermonolog sendiri di kamarnya.

Dia serahkan urusan toko pada Baekhyun hari ini. Tubuhnya lemas. Kyungsoo pun tak mengerti mengapa semenjak kejadian itu, tubuh dan hatinya tak sekuat dulu.

.

.

.

BUGH.. BUGH BUGH..

Dua pria sedang terlibat baku hantam dengan brutal, tapi pria yang menjadi sasaran tak berniat membalasnya, hanya sebuah seringaian dan tatapan meremehkan yang dia berikan pada lawannya.

BUGH BUGH BUGH

"Arrrghhh Sialan"

baku hantam itu pun di akhiri oleh umpatan sang pelaku. sementara korbannya hanya meludahkan darah yang keluar dari mulutnya dan bibirnya yang sobek. Sama sekali tak ada rasa takut yang ditunjukkannya.

"Bangsat! jangan kau coba menipuku! katakan dimana dia!"

"kekeke untuk apa? Supaya kau bisa menemuinya lagi?"

"Dia takut melihatmu bodoh! Dia akan sakit jika terlalu ketakutan, Sialan! cepat katakan dimana kau menemukannya!"

"Dia memiliki sebuah toko bunga di jalan.... Hahahaha kau berharap aku akan memberitahumu? apa kau tak bisa memikirkan bagaimana perasaan Noonaku, Hah?"

"Kau mau berapa?"

"kkekekeke kau sudah hafal ternyata"

Pria itu berjalan menuju mobilnya yang dia parkirkan tak jauh dari taman kota yang sudah tak pernah lagi di urusi, mengambil sebuah cek menuliskan nominal uang yang tak sedikit lalu berjalan kembali pada pria yang sudah dihajarnya.

Dia melemparkan cek itu tepat di wajah pria yang tadi dihajarnya.

"Cepat katakan dimana dia, Tao?"

Namun, pria bernama Tao itu hanya menyeringai, mengambil sebuah kertas bertuliskan alamat seorang gadis yang menjadi topik pembicaraan mereka. Meleparkannya pada lawan bicaranya.

Unperfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang