• Fifteen : Vacancy •

761 76 9
                                    

Kecelakaan mobil.

Tidak salah lagi, mereka mengalaminya karena rem blong yang tidak terduga. Malam hari, saat jalanan sepi, dan pulang dari acara mereka, namun malah bernasib sial dengan kecelakaan.
Suatu karma? Memangnya apa yang Jungkook maupun Nayeon lakukan?

Para pekerja —sekumpulan orang tadi membawa mereka ke rumah sakit. Jaraknya sangat jauh dan terpaksa diangkut menggunakan mobil bak terbuka karena tak ada mobil atau kendaraan yang lebih baik lagi.

Sementara polisi hanya bisa mengamankan mobil Jungkook dan akan melakukan wawancara ketika korban sudah sadar.

Keduanya pingsan, baik Jungkook maupun Nayeon sama-sama parah di bagian kepala. Terutama Nayeon yang duduk di bangku samping kemudi —tepat bagian yang mengenai pohon, sangat rawan akan luka yang sangat serius. Nyatanya —terlalu serius, tidak tahan ketika memandang lukanya. Tidak, bagi dokter Nayeon koma bukan pingsan.

Parahnya lagi, ada pecahan kaca mobil yang menancap di bagian dekat perut. Cukup mengoyak sedikit organ dalamnya yang sangat sensitif.

Dokter yang sedang bertugas di shift malam terkejut melihat korbannya. Ia kenal Jungkook karena Ayah Jungkook adalah investor terbesar di rumah sakit tersebut secara diam-diam.

Satu-satunya yang tersisa hanyalah ponsel Jungkook di kantung celana. Salah satu pekerja tadi tidak sengaja mengambilnya dan mengirimkan pesan pada seseorang yang ia yakini sebagai keluarga korban, Jeon Junhyung.

Dan bisa ditebak apa yang terjadi? Empat puluh menit kemudian Junhyung benar-benar datang. Ia panik tidak tertulung saat tau secara langsung keadaan Jungkook, ia kira itu adiknya yang iseng mengerjai-nya di saat ia masih dikawasan Camp militer.
Untung malam hari ia memegang ponsel dan kepala staf mengizinkannya untuk menemui Jungkook.

Hal yang tidak terduga kedua ialah ketika keadaan Nayeon yang lebih parah daripada Adiknya. Miris mendengar penjelasan dokter yang menjelaskan kalau hati Nayeon terkena pecahan kaca itu.

"Lalu apa bisa dioperasi sekarang, Dok? Dia juga bagian penting bagi saya," kata Junhyung memelas di depan sang dokter.

"Saya tidak bisa, saya bukan dokter bedah. Beliau saat ini juga sedang tidak fit karena tadi pagi ada operasi besar selama tujuh jam lamanya," jelas dokter.

Junhyung menyatukan tangannya. "Saya mohon, selamatkan keduanya."

"Rasanya cukup sulit untuk Nona Nayeon bisa selamat, apalagi lukanya dalam sekitar sepuluh senti dan hati serta bagian saluran ginjal juga kena. Hatinya rusak, cukup susah untuk mencari donor hati karena harus bergolongan darah yang sama," kembali dokter menjelaskan lebih rinci lagi.

Junhyung memegang lengan atas dokter itu dan menatap tajam serta berharap dalam sekaligus. "Tolong, Dok! Panggil dokter bedah siapa saja! Kalau tidak, Nayeon bisa tidak selamat."

"T-tenang lah, Tuan Junhyung. Masalahnya adalah golongan darahnya adalah A, saat ini tidak ada stok hati untuk pendonor dengan golongan darah yang sama seperti itu. Pahamilah, donor hati lebih susah daripada donor ginjal," tukas dokter tersebut agar Junhyung bisa memahami.

Rasa-rasanya Junhyung tidak bisa berkomentar lagi. Fakta bahwa memang donor hati lebih sulit itu memamg benar, fakta bahwa mencari hati untuk didonor juga sulit, tapi.. apa boleh ia percaya keajaiban? Hanya itu yang bisa dilakukan.

Hati dan perasaan. Ia sudah nyaman dengan kehadiran Nayeon untuk kehidupan adiknya. Bahkan mengklaim mereka untuk dijodohkan nanti kalau Jungkook sudah bekerja.

Seorang perawat berteriak dari dalam UGD tempat kedua anak manusia itu dirawat. "Dokter! Dokter! N-nona Nayeon mendadak drop! Fungsi hati rusak dan juga ginjalnya."

Another • 전 정국 • ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang