• Four : Jaemin •

901 129 7
                                    

Sudah bosan Nayeon di kelas, hanya ada perbincangan mengenai dirinya, Daniel, dan juga Jungkook yang mengantarkannya tadi pagi. Banyak yang mencemoh dia telah memainkan Daniel.

Siapa yang tidak geram mendengarnya? Bahkan mereka tidak paham masalah sebenarnya yang sedang dihadapi oleh gadis itu. Lagipula, Daniel hari ini tak terlihat siapapun dan rumornya Daniel sedang ditahan.

Wow? Ini sebuah kabar bagus yang harus Nayeon syukuri atau yang lain?

Seharusnya memang sejak awal ia mengetahui tabiat buruk Daniel dengan berselingkuh di belakangnya dan membuat pelajaran pada pria itu. Dan juga berterima kasih, kalau saja ia tak melabrak Daniel juga ia tak akan bertemu Jungkook dan mungkin sekarang seperti orang yang tidak tau arah karena tidak ada rumah.

Mina mendekati mejanya sambil tersenyum manis membawakan roti yang biasa mereka makan berdua kalau jam makan siang.

"Kudengar kau berangkat dengan pria yang kau bilang kekasih, apa itu benar?" tanya Mina menyantap salah satu roti tersebut.

"Sebenarnya, dia bukan kekasihku, Min. Aku berhutang nyawa padanya dan menjadi asisten rumah tangga," kata Nayeon.

"Hei, sejak kapan temanku ini jadi asisten rumah tangga? Kau kenapa? Diusir kost-an?" tanya Mina.

"Ya begitulah.." Nayeon melahap satu roti di mulutnya dan mengunyahnya. "Dan aku sudah putus dengan Daniel. Dia ternyata bukan pria baik seperti yang kau katakan, Mina."

Mina tersenyum mendengarnya. "Sudah kubilang dari awal, dia itu playboy, kau malah tidak percaya."

"Iya, iya. Aku minta maaf, tapi jangan beritahu siapapun ya kalau aku dan Jungkook itu bukan sepasang kekasih? Dia juga tau masalahku sebenarnya," pinta Nayeon dengan nada memohon di depan Mina.

Mina mengangguk. Ia juga tak peduli dengan status Nayeon dengan Jungkook, lagipula ia sudah memiliki kekasih dan Mina sangat peduli dengan sahabatnya ini.

Sudah lama, Mina tau Nayeon sebatang kara dan sering kesulitan dalam masalah keuangan. Tak jarang, Mina sering memberinya sedikit uang yang ia kumpulkan selama seminggu untuk Nayeon.

Tapi ya, ternyata usahanya tak membantu banyak. Setidaknya ia bisa membuat sahabatnya itu makan dan minum dengan baik, walaupun masalah tempat tinggal ia tak dapat membantu banyak.

"Eh, Min. Jinyoung sunbae mau melanjutkan kuliah dimana? Kudengar ke Jepang di tanah kelahiranmu," kata Nayeon penasaran.

"Iya. Dia mau kuliah di Jepang, aku sendiri masih bingung. Padahal kita itu satu setengah tahun lagi lulus, dan dia juga sebentar lagi lulu. Ah, aku jadi ingin cepat-cepat sepertinya," ujar Mina yang sudah mulai mengayal.

Ya, andaikan Mina sejenius Jinyoung—kekasihnya—ia mungkin akan mengambil kelas akselerasi. Tapi sayangnya, otaknya tak sepintar itu.

Dan Nayeon juga tak sejenius Jinyoung juga, ia hanya siswi yang tidak terlalu pintar ataupun siswi bodoh. Ia beruntung masuk ke Hanlim Multi Art School karena beasiswa dengan pembebasan segala biaya sekolah.

"Ya, kita belajar yang rajin Mina. Aku tidak mau beasiswaku terputus hanya karena nilaiku turun, setidaknya nilaiku tetap atau naik," kata Nayeon.

"Hmm, kau benar juga. Mau ke Perpustakaan? Aku mau memperpanjang buku pinjamku," tawar Mina selesai makan.

"Ayo."

Satu tamparan keras baru di dapat oleh Jaemin ketika ia baru menembak atau menyatakan perasaanya pada Hina. Namun harusnya gadis itu berkata 'ya' atau 'tidak' malah menamparnya dengan keras.

Another • 전 정국 • ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang