60. Tak Karuan

81 5 2
                                    

Tubuh pria tampan berstatus suami Gista itu menegang sempurna, ia merasa sesak dan cukup frustasi karena tak bisa berbuat apapun untuk menahan wanita tercintanya agar tak pergi.

Rasanya Levin ingin sekali meraih tangan Gista, membawa Gista dalam peluknya, lalu meminta maaf dengan tulus dan menjelaskan semuanya agar kesayangannya itu tak membencinya.

Namun, semua hal itu jelas tak akan mungkin Levin lakukan. Sungguh-sungguh tak akan mungkin sebab kini Levin masih tertahan bersama Elika.

Status pernikahan keduanya yang di rahasiakan pun menjadi kendala utama untuk Levin bertindak lebih jauh, terlebih saat ini ia sedang berada di depan umum. 

"Ayo Vin, anterin aku ke kamar," ucap Elika saat melihat lift di hadapannya sempurna membuka kembali. 

"Ng, El, aku harus pergi sekarang. Aku baru ingat kalau CEO ku sedang menunggu untuk bertemu dengan ku saat ini," tutur Levin berbohong.

"Malam-malam begini CEO mu minta bertemu ?" tanya Elika curiga.

"Iya, dia memang selalu sesukanya kalau mengatur pertemuan dengan artisnya."

"Aku pergi dulu ya," ucap Levin terlihat terburu-buru.

"Tapi Vin, kamu tega ninggalin aku naik sendiri ?" keluh Elika lagi.

"Hhm, akan aku panggilkan satpam untuk menemani mu El."

"Tapi Vin---"

Belum sempat Elika menyelesaikan bicaranya, kini Levin sudah pergi menjauh darinya. Laki-laki itu minta kepada petugas keamanan hotel tersebut untuk mengantar Elika sampai ke kamar yang ia inapi. 

Elika mendengus kesal, sementara Levin sekarang sudah melaju dengan mobilnya mencari keberadaan seseorang yang jauh lebih penting baginya, siapa lagi kalau bukan Gista. 

Segala rasa berkecamuk dalam benak Levin. Ia benar-benar frustasi dan rasanya ingin berteriak sekuat-kuatnya memanggil nama Gista agar wanitanya itu mendengar seruannya. 

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

Gista baru saja tiba di apartemen pribadinya. Wajahnya memancarkan keterpurukan, air mata sudah sejak tadi tumpah membasahi pipinya dan dadanya begitu terasa sesak hampir membuatnya nyaris tak sanggup lagi bernapas. 

Ada perih dan pilu yang terasa meremukkan segenap hati dan kekuatan Gista. Hatinya hancur berkeping-keping kala melihat dengan mata kepala sendiri seluruh adegan mesra tanpa skenario yang suami dan mantan kekasih suaminya itu perankan dengan begitu apik. 

Lebih dari cukup semua itu menyayat hati Gista, kini ia menangis sejadi-jadinya di dalam unit apartemennya yang sunyi itu.

Belum lagi tuntas rasa sakit yang ia rasakan, kini satu fakta kembali menampar keras diri Gista, kala ia menerima pesan dari ibu mertuanya malam itu. 

Secret Bride [ The Not Ordinary Marrige ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang