14. Berkutat Dengan Kesibukan [2]

50 3 3
                                    

       Waktu menunjukkan pukul 06.30, Gista Allana tengah sibuk berkutat dengan perlengkapan masaknya di dapur. Ia tengah mempersiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan suami tercintanya. 

Sudah seminggu Gista mulai kembali ke aktivitas kantornya pasca ia cuti panjang. Gista sudah disibukkan kembali dengan segala macam pekerjaan, seperti memburu berita terbaru, membuat artikel majalah, wawancara dan masih banyak lagi. 

Usai sarapan yang ia buat siap, Gista bergegas pergi ke kamar untuk membangunkan suaminya.

"Honey, bunny, sweety," panggil Gista pada suaminya yang masih mendekam di dalam selimut. 

"Honey, ayo bangun. Aku udah siapin sarapan. Ayo kita sarapan bareng," ajak Gista pada Levin sembari ia mengguncang-guncang tubuh Levin. 

Levin tak bergeming, ia hanya berdehem tanpa sedikit pun membuka mata.

"Honey,ayo bangun. Kalau gak bangun aku siram kamu ya !" ancam Gista sambil menarik selimut yang mengurung Levin. 

"Sebentar lagi honey. Aku masih ngantuk," jawab Levin dengan suara berat khas bangun tidur. 

"Iihh, pokoknya bangun sekarang. Kita sarapan bareng, kalau gak, aku ngambek dan gak mau masak buat kamu lagi, Titik !" ancam Gista lagi. 

Mendengar ancaman Gista, Levin seketika membuka matanya dan menatap istrinya tersebut.

"Oke, oke baiklah aku bangun. Tapi kasih aku satu ciuman di bibir" pinta Levin menggoda.

"Ihh, kamu bangun dulu, abis itu aku kasih kamu ciuman," tawar Gista. 

"Gak mau ! Cium aku dulu, baru aku mau bangun dan langsung mandi" rengek Levin lagi. 

"Ihh nyebelin deh kamu. Udah ah terserah kalau kamu gak mau nurut, aku sarapan sendiri aja, bye !"

Gista beranjak meninggalkan Levin dengan penuh rasa kesal. Ia berjalan keluar kamar dan Levin kalang kabut karena melihat Gista marah dan pergi meninggalkannya begitu saja. 

"Honey, kamu jangan ngambek donk. Ini aku mandi sekarang, abis itu kita sarapan bareng" ucap Levin berteriak agar Gista yang sudah di luar kamar bisa mendengar suaranya. 

Levin pun segera beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju ke kamar mandi.

30 menit berlalu Levin telah rapi dan duduk bersama Gista di meja makan. Mereka sarapan bersama dalam keheningan, hanya suara sendok dan piring yang beradu memecah kesunyian di ruangan tersebut. 

Gista tak berbicara sepatah kata pun, begitu juga dengan Levin, ia tahu istrinya itu tengah kesal padanya. Sampai kegiatan sarapan mereka selesai, keduanya pun masih sama-sama membisu. 

Levin menyusul Gista yang tengah sibuk mencuci piring di dapur, ia ingin menjalankan aksi bujuk rayunya agar sang istri tak gusar lagi padanya. 

"Honey,kamu kok diam aja sih dari tadi ? Kamu beneran ngambek sama aku ?" tanya Levin dengan raut wajah memelas. Ia kini berdiri di samping Gista yang tengah sibuk membilas perabotan makan di washtafel.

Gista mengalihkan pandangannya pada Levin yang berdiri di sampingnya. Ia menatap tajam suaminya itu, hingga membuat nyali Levin mendadak menciut. 

"Aku gak ngembek kok" jawab Gista dengan raut wajah yang sudah berubah ceria.

"Masa ? Kalau kamu gak ngembek, terus kenapa selama kita sarapan kamu diam aja gak ngomong sama aku ?" tanya Levin lagi. 

"Honey ! Kata papa aku, kalau makan itu gak boleh bersuara, takut tersedak. Makanya dari tadi aku diam aja. Aku gak ngembek kok sama kamu" tutur Gista menjelaskan dengan raut wajah polosnya. 

Secret Bride [ The Not Ordinary Marrige ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang