Bagian 2 : Ibu Tiri, Part 1

200 8 0
                                    

🍁🍁🍁

Bagian 2 : Ibu Tiri

14 September 2019. Ba'da isya kedua kawan baik saya berkunjung ke rumah. Kami memilih duduk di depan teras rumah dengan menikmati makanan ringan yang mereka bawah.

Dan saat itu, dengan tiba-tiba kawan saya yang berinsial A berkata, "Bundaku kasihan, enggak pernah di akui menantu sama nenekku..."

Sangat jelas saya terheran. Saya menatapnya dan berkata, "kenapa?"

"Katanya Nenek, bundaku perawan tua. Kan bundaku enggak pernah nikah selain sama Ayahku," jawab A.

Sampai saat itu saya belum sadar, bahwa bundanya atau ibunya yang sekarang adalah ibu tiri. Dengan bodohnya saya bertanya, "Bentar... Bundamu umur berapa?"

"Empat puluh lima,"jawab A.

"Ayahmu?"

"Lima puluh."

Setelah tahu semuanya, saya masih belum paham lagi, kalau ibunya adalah ibu tiri. Lalu berkataan bodoh itu keluar lagi dari mulut saya, "Lah kok perawan tua? Kan beda lima tahun, enggak ada tua-tuanya. Aneh Nenekmu."

Lalu kawan saya, yang berinsial R menyahut, "Maksudnya itu, Bundanya A nikah sama Ayahnya A itu umur empat puluh lima."

Entalah, mungkin malam itu saya benar-benar sedang tidak baik dalam berpikir. Karena saya sangat lamban mengerti dan lagi, pertanyaan yang sangat bodoh itu keluar, "Kalau nikahnya empat puluh lima, kamu lahirnya kapan A?"

A memukul jidatnya pelan dengan terkekeh menatap saya dan R secara bergantian. "Astagfirullah sin, bundaku itu bunda tiri, mamaku udah lama meninggal," jawabnya.

Demi apapun tiba-tiba saya terdiam dan terkekeh pelan, seakan sedang menertawakan kebodohan saya yang sangat fatal. Saya ini kawan macam apa? Sampai ibu kawannya yang telah meninggal saja saya tidak tahu. Tetapi, faktanya saya mengenal A sudah hampir satu tahun. Namun kedekatan kami sebagai kawan baru berlangsung sekitar 3 atau 4 bulan.

Saya tersenyum dan menatapnya, "A rasanya punya ibu tiri gimana? Kan kata orang ibu tiri itu jahat?"

Bersambung...

Tertanda  S I N T A🌙

Cerita WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang