🥀🥀🥀
Bagian 3 : Ibu Tiri, Part 2A menatapku sekilas, "Enggak terlalu buruk punya ibu tiri, Sin..."
"Berarti bundamu baik, ya?" tanya R.
A turun dari kursi kayu panjang itu, kemudian berpindah duduk di bawah dengan menatapku dan R secara bergantian. Lalu A berkata, "Awalnya aku benar-benar gak setuju kalau Ayahku nikah lagi. Tapi... karena permintaan kakakku, dia wisuda mau orang tua lengkap. Jadilah Ayah nikah lagi..."
"Gimana ceritanya kamu bisa setuju beliau nikahi sama ayahmu?" tanyaku antusias dibandingkan R. Karena aku memang benar-benar penasaran dengan kisah A.
"Ya... setujunya itu waktu beliau udah jadi ibu aku mungkin sekitar 2 atau 3 bulan aku udah mulai bisa terima beliau. Bahkan parahnya dulu waktu awalan beliau datang dari Bandung ke Surabaya aku sama Ayah kan jemput beliau ke bandara kan. Dan jahatnya aku waktu beliau cium pipi sama keningku, langsung refleks aku ngehindar sambil bilang 'apaansih nih orang' terus aku usap-usap bekas ciuman beliau. Ya Allah... jahat enggak sih aku Sin, R?"
Aku dan R saling menatap dan terkekeh. Kemudian aku berkata, "Jahatlah nggak sopan gitu, kamu sama yang lebih tua."
A mengerucutkan bibir dengan menatapku. "Aku itu gak suka di cipika-cipiki sama orang yang enggak aku kenal. Ya... walaupun beliau waktu itu mau jadi bundaku. Kan waktu itu aku belum setuju."
"Lanjut-lanjut dong A, kepo aku nih aku," kata R. Sepertinya ia mulai tertarik dengan cerita A.
"Terus ya... Kan udah nikah nih sama Ayahku. Setiap hari itu bundaku kasih aku uang jajan banyak banget, padahal aku enggak minta. Terus aku mikir gini, 'beliau itu baik suka kasih uang, udah jaga aku sama kakak, terus alasan apalagi aku enggak bisa nerima beliau?' Ya dari sana aku udah mulai nerima bunda, kan bunda orang bandung aku di ajarin bahasa bandung, terus diajari masak, banyaklah pokoknya...."A menjeda sejenak, ia tersenyum-senyum seakan mengingat dirinya yang dulu.
Kemudian ia berkata lagi, "Mamaku juga bundaku itu ibu yang terbaik, aku sayang sama mereka berdua, mereka berdua sama-sama bisa buat aku bahagia."
Seketika aku dan R tersenyum. "Yaampun, baper."
"Berarti, ibu tiri enggak selalu jahat. Semua tergantung dari orangnya, buktinya ibu tiri enggak sayang sama ayahmu saja, juga sayang kamu sama kakakmu," kata R.
"Setuju setuju R! Ya ampun bijak kali, nih anak orang, kerasukan apaan dah!" kataku dengan mencubit-cubit pipinya.
"Eh udah malam, pulang yuk R!"kata A tiba-tiba, ini memang sudah malam jam menunjukan jam 9 PM.
"Yuk ah, Sin pulang dulu ya... Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Jadi di dunia nyata, ibu tiri tidak selalu jahat. Dan jika mendapat ibu pengganti yang baik harus lah kita bersyukur bukan malah mengeluh.
Tamat.
Tertanda, S I N T A🌙
14 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Wanita
Não FicçãoCerita wanita pada setiap wanita. Cover By : @Frindanisa