13: Ibu Tiri, Part 3

79 1 0
                                    

Cerita Wanita, kali ini akan menyesakan lagi.

27 Agustus 2020. Sore hari, ada sebuah pesan masuk pukul 16.53 WIB dengan awalan.

Tulisannya begini, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ka sinta aku mau tanya boleh?

Tentu saya balas, Waalaikumussalam, boleh.

Tidak lama masuk lah pesan baru dari dia lagi. Balasnya, Aku habis baca cerita kakak yang Cerita Wanita, nah saat part ibu tiri itu cerita teman kakak mirip sama cerita aku, nah tapi pada dasarnya ibu tiri kedua ku itu tuh---bukannya aku mau menjelekkan dirinya. Tapi faktanya dia itu suka berfoya foya terus gak peduli sama anak tirinya bahkan benci.

Saya kaget. Tidak pernah menyangkah akan mendapatkan pesan atau pertanyaan---ah lebih ke pernyataan seperti itu. Toh saat saya menulis kisah tentang Ibu Tiri yang baik memang hanya untuk berbagi dan mengakhiri asumsi---anak tiri atau calon anak tiri mengenai Ibu Tiri bahwa tidak selamanya Ibu Tiri itu buruk.

Saya membalas pesan itu dengan bertanya, Pada dasarnya enggak semua ibu tiri itu buruk--atau baik. Toh seperti itu kan manusia? Ada baik ada buruknya ada kurangnya ada lebihnya.

Masalah beliau foya-foya? Apa beliau mengabaikan kamu dan ayah kamu? Apa beliau pernah berbuat kasar padamu? Menghina kamu atau semacamnya?

Mungkin selang beberapa menit pesan baru masuk lagi. Balasnya seperti ini, Tidak pernah menghina, tapi dia (ibu tiri) selalu melarang ayah aku untuk mengirimkan transfer ekonomi untukku, dan juga dia pernah men-chat ibu aku dan memperingati dan menyuruh ku jangan menghubungi ayahku lagi, bukankah aku sebagai anak berhak meminta haknya walaupun ibuku bukan lagi istrinya kak?

Pesan berlanjut masuk, Dia (ibu tiri) hanya berpura-pura baik saat di depan ayahku, tetapi saat ayahku tak ada sebaliknya

Dan ya...

Ternyata, kisah seperti ini ada ya? Dan nyata, lagu yang terdengar seperti ini "ibu tiri hanya cinta pada Ayahku saja" itu benar bukan?

Semoga dia kuat, menjalani ujian yang Allah berikan. Aamiin.

Seperti yang dia bilang, "bukankah aku sebagai anak berhak meminta haknya?"

Jawabannya adalah berhak. Dia anaknya, tanggung jawabnya juga. Tidaklah bisa manusia lain mencoba mengakhiri hubungan antara Ayah dan anak sekalipun ibunya bukan istri Ayahnya lagi.

Tentu, ibu tirinya salah, sangatlah salah. Memang Ayahnya sudah menikah dan bertanggung jawab atas istri barunya, tapi tetap dia memilik anak dan tidaklah boleh Orang Tua lepas tanggung jawab.

Setiap anak memilik hak atas Orang Tuanya.

Dia bertanya, "Dosa enggak aku benci ibu tiriku?"

Bagaimana pandangan kalian dan jawaban kalian? bisa DM bila tidak mau komen di kolom komentar.

Sungguh...

Dari dia saya belajar, bahwa manusia memang memiliki ujiannya masing-masing. Entalah itu terhadap anaknya, istrinya, suaminya, orang tuanya, hartanya dan lain-lainnya.

Dia membalas, Sekarang aku lega dan gak takut lagi. Duh, jadi basah pipiku:'')

Jujur saya sesak mendengar--ah membaca ceritanya. Sejujurnya, perpisahan kedua Orang Tua sangatlah berakhir menyakitkan bagi setiap anak manusia. Ada senyum yang terbalut luka, bahkan bahagianya pun sulit terdefinisi.

Saya sempat bertanya pada Pencipta, kenapa harus dia? Dan mungkin Allah akan menjawab, karena dia mampu.

Ya.

Kalau saya---atau kalian masih mengeluh atas ujian yang tidak seberapa, betapa tidak bersyukurnya kita sebagai manusia? Banyak di luar sana, manusia-manusia yang tidak seberuntung kita.

Teruntuk kamu pemilik kisah ini, Saya ucapkan terima kasih karena telah ikhlas membagi kisah pilu kehidupanmu pada saya.

Tidak-tidak, janganlah berpikir kamu tidak beruntung hidup sebagai dirimu. Kamu beruntung! Cukuplah ingat saja, bahwa setiap makhluk di muka bumi ini, memiliki ujiannya masing-masing.

Salam peluk dari saya di Surabaya, semoga sampai ke tempatmu dan memelukmu erat.

Teruntuk Ibu Tiri dan Calon Ibu Tiri, Sungguh kamu sangat hebat! Bisa mencintai sekaligus mendidik dengan ikhlas anak yang bukan terlahir dari rahimmu.

Lelah? Ya mungkin lelah.

Tetapi itu adalah keputusan yang kamu ambil. Dan kamu telah mencoba menjalani semua dengan semampumu.

Ada kalanya anak tirimu membuatmu muak. Tapi tolong..., cobalah mengerti bahwa tidaklah setiap anak memahami keadaan Orang Tuanya terlebih Ayahnya yang sekarang telah menjadi suamimu.

Sirnakanlah asumsi bahwa ibu tiri hanya mencintai ayahnya saja. Yakinkanlah anak tirimu, bahwa kamu mencintainya juga dengan ikhlas karena Allah.

Sungguh menjadi ibu tiri tidaklah buruk. Saya yakin, kamu sanggup menjalaninya, sanggup merubah asumsi buruk anak tirimu.

Karena yang saya tahu, tidaklah semua ibu tiri itu buruk.

Saya yakin, kamu ibu tiri yang baik dan akan mencintai suami juga anak tiri serta anak kandungmu kelak.

Semangat, ya! Kamu adalah definisi wanita hebat dalam pandangan manusia-manusia yang mengerti.

Teruntuk Anak Tiri dan Calon Anak Tiri, Saya tahu..., memiliki ibu lagi dari sosok wanita baru yang di bawa oleh Ayahmu adalah hal memuakan lagi menyedihkan.

Hatimu pasti perpikir, 'untuk apa dulu bersama bila akhirnya berpisah?' 'hingga hadirlah aku sebagai korban perpisahan kalian'

Berhentilah, tolong jangan pernah berpikir seperti itu...

Kamu adalah anugerah untuk Ibumu serta Ayahmu.

Lantas bila kamu bertanya mengenai perpisahan? Maka jawabannya, hanyalah mereka yang tahu.

Seumur hidup adalah waktu yang lama dalam menjalin hubungan, biar Ibumu serta Ayahmu mencari bahagianya sendiri. Sungguh... setiap manusia butuh bahagia, bukan?

Maka ikhlaslah, Orang Tuamu tengah mencoba berbahagia.

Lantas bila kamu berpikir 'Aku hancur karena perpisahan mereka!'

Kaca pecah tidak mungkin bisa bersatu lagi, begitu pula hatimu yang hancur?

Tidak...

Percayalah..., kamu tidak hancur, kamu bisa kembali lagi.

Lantas kamu bertanya, 'Dengan apa aku bisa kembali?'

Dengan keyakinan hatimu.

Ingatlah, bahwa kamu juga akan menemukan hal bahagiamu sendiri.

Cintailah siapapun yang mencintaimu, dan berbahagialah atas hal itu.

Ayo senyum! Hapus air matamu, sayang.

Maaf, bila ada kata saya yang menyakitimu.
DM saya di wattpad atau instagram, akan saya perbaiki tulisan ini.

Ini adalah kisah terpanjang yang saya ketik di Cerita Wanita.

S I N T A 🌙

Cerita WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang