•TIGA•

77.3K 3.4K 50
                                    

Motor Ares sampai di depan gerbang rumah Lyra. Ares merasakan Lyra sudah turun dari motornya dan mencoba untuk membuka capitan dari helmnya. Ares tersenyum saat melihat Lyra kesusahan.

lucu banget pacar gue.

Ia menarik lengan Lyra untuk lebih dekat dengannya lalu membantu melepas helm di kepala Lyra. Ares tau jika Lyra tengah menatapnya lekat, ia mencoba menahan senyumnya dan melambatkan kerja tangangannya untuk membuka helm di kepala Lyra.

Setelah selesai, Ares menatap Lyra lekat dengan tangan menggenggam sebelah tangan Lyra.

"aku gasuka sebenernya, tapi kali ini aku maafin kamu. Jangan pernah bicara Lo-gue lagi di depan aku oke? aku punya hadiah kalo kamu ngelanggar, oke?" ucap Ares meremas pelan genggaman tangan Lyra, tidak menyakitkan. Justru itu membuat, rasa terlindungi sendiri untuk Lyra.

"And, i'm so sorry again. Tangan kamu tadi sakit gak pas aku tarik?" Ares bertanya sambil memeriksa pergelangan tangan Lyra yang ia tarik tadi. Lyra yang melihat itu tersenyum simpul, mengurangi rasa ketakutan yang tadi sempat hadir untuk Ares.

"Ares, aku yang salah kenapa kamu yang minta maaf? aku, beneran minta maaf. Ya, soalnya kita uda telat pulang dan Evan uda nyariin juga tadi." ucap Lyra menarik lengannya lembut masih tetap menatap Ares.

"Evan? Evander? abang kamu kan?"

Lyra membulatkan matanya menatap Ares. Sedangkan yang ditatap terkekeh pelan sambil mengusap wajah Lyra dari mata sampai hidung, "kamu kenapa tau nama abangku? nguntit ya?"

"matanya cantik banget ih," Ares mengalihkan pembicaraan agar Lyra tidak membahas itu. ia bisa malu karena selama 3 bulan belakangan menyukai Lyra diam-diam.

"aku serius loh res ya!" Lyra bersuara menuntut membuat Ares ingin menggodanya. "aku juga serius loh, sayang"

Lyra terdiam. Lalu kemudian pipinya menampilkan semburat merah dan itu terlihat oleh Ares dan membuatnya terkekeh sambil mengacak gemas rambut pacarnya itu.

"aku pulang ya sayang, jangan ngebiasain pergi kemana-mana kalo malem apapun urusannya,  itu bisa dilakuin besok kan? apalagi kalo sendiri. Jangan kebanyakan baca malem-malem marathon atau apalah, aku gamau kamu sakit. Dan yang terakhir jangan bersikap imut atau senyum ke siapapun! Kakak sama Papa kamu pengekecualian"

Ares berbicara panjang lebar sambil memasang helm miliknya dan menaiki motornya. Lalu ia kembali menatap Lyra dan tersenyum hangat sambil mengacak rambutnya sekali lagi,

"Masuk gih." itu perintah, bukan hanya sekedar ucapan, oleh karena itu Lyra mengangguk pelan lalu memutar tubuhnya dan berjalan kearah pintunya berada.

Lyra terdiam, memikirkan bagaimana bisa Ares mengetahui apapun rutinitas yang ia lakukan pada malam hari. ketika membuka pintu ia mendengar deruman motor yang sepertinya baru dinyalakan. Gadis itu memutar tubuhnya, menatap Ares dan tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.

Lyra berjalan ke arah sofa dan tv berada, -ruang keluarga, tempat yang dibuat untuk berkumpul bersama ayah, ibu dan yang lainnya. Ia menghembuskan nafasnya berat lalu melihat jam di atas Tv berada.

20.15 Dan Kemana abangnya ini?

"Bang Evaaaaaaaaaaaaan?!"

tidak ada sahutan.

Lyra beranjak dan berjalan ke arah tangga yang menuju kamarnya dan abangnya berada. Ketika ia baru mencapai tangga, teriakan suara yang ia dengar membuatnya membalikan tubuhnya cepat-refleks

"LYA LO DARI MANA?!"

Evan berlari lalu memeluk tubuh adik kesayangannya ini erat.

"Bilang-bilang kalo mau pergi! gue khawatir setengah mati nunggu dan nyariin lo. Cuma lo Alesan gue hidup, liat lo seneng itu uda cukup buat alesan setiap tarikan nafas gue. Mama Papa gabisa gue andelin meskipun mereka orang tua kita. Baru Dua hari gue anter jemput lo dan lo uda muak gini? gue khawatir Lyra Astaga!! gue cuma gamau kehilangan lagi, udah Cukup Mi-"

"Iya bang, Maafin Lya maaf ya gaakan gitu lagi serius deh, janji deh Lya gaakan ninggalin abang ya?" Ujar Lyra mampu menenangkan kakaknya yang bisa ia rasakan jika tubuhnya bergetar menahan tangis.

Lyra menyesal telah ikut Ares pulang bersama jika akhirnya begini. Mengingatkan tentang kejadian 1 setengah tahun lalu, kejadian yang telah merenggut nyawa dirinya dan saudari kembarnya, namun memang  takdir, Kondisi paling kritis diterima saudari kembarnya dan ia dapat bertahan dengan cepat.

1 bulan koma, keadaan saudari kembar Lyra semakin memburuk dan Lyra sendiri kehilangan sebelah kornea matanya, dan dengan kesepakatan bersama, karena memang kondisi saudara kembar Lyra tidak dapat tertolong tindakanpun dilakukan.

Dengan mengambil sebelah kornea mata saudari kembarnya yang berwarna hijau dan diberikan pada dirinya. Ia dan saudari kembarnya memang dibedakan dengan Warna matanya, Terquose warna mata Lyra yang ia dapat dari Mamanya, Hijau warna mata saudarinya yang didapat dari Papanya.

jadi warna mata berbeda Lyra sekarang sangat jelas kan alasannya? Lyra menghembuskan nafasnya lalu merenggangkan pelukannya.

"Bang maaf, bukan maksud gue bikin lo khawatir gini" Jelas Lyra membuat Evan menatapnya dalam, sarat dengan rasa sayang seorang kakak. "apa alasan lo?"

Lyra menahan nafasnya beberapa detik, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain,

"itu.. apaya? ehm-"

"suruh cowoknya besok ke rumah. jam 7 pas. abang ganerima penolakan."

Mampus. Hidup gue dipenuhi orang posessive.

-TBC-

HOPE YOU LIKE IT!!!!

POSESSIVE | [TSC#1] (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang