•DUA•

85.9K 3.4K 22
                                    

Setelah ucapan Ares yang membuat Lyra malu dan dihadiahi tatapan iri dari seluruh pengunjung perempuan di kafe yang mendengarnya , Lyra akhirnya makan dengan tenang. Ada kejadian lucu, menurut Lyra.

Ia baru menyadari jika pacarnya ini posessive. Tadi, Saat Lyra kembali menatap menu book di hadapannya. Pramusaji laki-laki yang mengantarkan buku menu menatapnya intens.

Tatapan seperti menggemaskan. Dan pramusaji itu terus menatap Lyra dengan intens. Awalnya Ares tidak menyadari itu, tapi saat Ares sedang membacakan menu yang dipilihnya pramusaji itu diam saja.

Ketika Ares menatap pramusajinya, ia benar-benar ingin menonjok wajah pramusaji itu karena berani menatap miliknya intens.

Ares menatap Lyra yang ikut membacakan menu lalu beralih menatapnya kemudian menatap pramusaji itu dan tersenyum.

Its smile!

Tidak boleh ada yang Lyra senyumi selain dirinya dan keluarga Lyra! Oleh karena itu,

Ares mendekat dan menutup bibir Lyra dengan tangannya dan memberi tatapan maut kepada pramusaji itu.

"Ngapain liat pacar gue?! Minggat! Ganti sama yang cewe!"

Setelah berbicara seperti itu Ares menatap Lyra tajam lalu menggeram sambil berguman "Jangan senyum ke cowo lain!"

Ares merasakan bibir yang di tutup oleh tangannya tersenyum dan bersamaan dengan itu pelayan wanita datang menghampiri meja mereka dan merekapun memesan.

Dan ini lah sekarang, Ares sedang menatap Lyra yang sedang makan dengan lahap.

Dan entah mengapa melihat Lyra yang tidak malu-malu seperti gadis lainnya— yang kebanyakan dijodohkan papanya— Ares merasa senang.

"Gaakan ada yang abisin selain kamu kok babe, santai."

Lyra tersedak karena mendengar ucapan Ares. Lalu ia menelan makanannya dan meminum minuman yang disodorkan Ares.

"Kenapa deh?" tanya Ares sambil mengelap sudut bibir Lyra yang terkena saus. Lyra baru ingat, sekarang- "Ini jam berapa?"

Ares menatap pergelangan tangannya, "jam tujuh kura—"

"Buset, gue kudu balik!" Lyra panik sambil mengambil ponsel lalu buru-buru melihat notif di ponselnya yang ia silent sedaritadi.

Ada 56 pesan dari Evander,  abangnya. 7 pesan dari Nabila, dan 10 panggilan tak terjawab dari El. Dan seperti dugaannya, tidak ada pesan dari orang tuanya.

EvanDER
> Lya balik!!
> Jam pulang daritadi, lo dimana?! Gue kesekolah uda sepi.
> Jan bikin gue khawatir!!!
> AUXILYA!!!
> GUE KHAWATIR!!!
> ADEK DURHAKA! LO DIMANA?!
> Lya astaga!!! Angkat telepon gue, shit!
> Damn it.
> Sori gue khawatir astaga lo dmn?!

Nanabilllll
> Curut lo dimana?! Bang evan nanyain lo ke gue!!
> Gue gabilang lo dibawa Ares karena gamau kena semprot abang lo,
> RA LO DIMANA IH!!
> jawab tlfn gue!!!

Dan tentu saja masih banyak pesan lainnya yang hanya Lyra lihat sekilas lalu ia memasukan ponselnya ke dalam sakunya lagi.

Ia menatap Ares yang sedang menatapnya dingin. Lyra berbicara tanpa suara mengeluarkan kata why?

"Habisin." ucap Ares dingin dan tidak menjawab pertanyaan Lyra membuat gadis itu mengerutkan kening lalu mengedikan bahunya acuh.

"Gu-aku harus pulang"

Ares tidak mengubris dan tetap menyendokan makanan untuk masuk ke mulutnya.

"Gu-aku, mau pulang Ar. Kalo ka,mu gamau anterin gapapa, bisa naik taksi sendiri. Thanks buat traktirannya. Gu-aku, pulang duluan"

Lyra beranjak setelah mengatakan ucapannya barusan yang terbata. Ares beranjak dan membanting serbet di pahanya keras ke kursi yang ia duduki lalu menyimpan beberapa lembar uang di meja dan menyusul Lyra yang sudah siap menyetop taksi.

"Aku anter."

Usai mengatakan itu Ares menarik pergelangan tangan Lyra dan membawanya ke mobilnya, mungkin lebih tepatnya menyeretnya ke motornya.

Lyra meringis merasakan pergelangan tangannya ditarik paksa oleh Ares. Sifat kasar Ares membuat ia jadi sedikit enggan untuk berada di sekitar Ares ini.

"Udah gue bilang, kalo lo gamau gue bisa naik taksi. Gausah narik gue kaya gini, tau gak perlakuan lo ini nyakitin gue?" ucap Lyra membuat langkah Ares terhenti dan tarikan di tangannya mengendur.

Lyra melupakan kata 'aku-kamu'nya.

Lyra menarik tangannya kasar. Perlakuan Ares ini membuat Lyra berpikir dua kali untuk mencoba 'pdkt-an' dengan Ares. Dan satu hal yang baru Lyra tahu sekarang. Ares itu kasar.

"Maaf"

Hanya itu?

Belum sempat Lyra membuka mulut untuk protes lengannya kembali ditarik, namun tarikannya kali ini tidak sekasar tadi.

Ares memasangkan helm di kepala Lyra lalu ia menaiki motornya. Setelah ia tahu Lyra sudah naik iapun menancapkan gas dan meninggalkan kafe tersebut.

Diperjalanan tidak ada satupun yang membuka percakapan, Lyra menatap jalanan di sampingnya dan Ares sesekali menatap Lyra lewat spion.

Ia mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya dengan berat. Ia yang awalnya marah disini, mengapa malah Lyra yang mendiaminya? Mereka saling diam di perjalanan pulang.

Dan Lyra merasakan hembusan nafas Ares yang berat. Ia berbuat salah ya?

Seingatnya tadi, ia tidak membuat Ares marah atau apalah, ia hanya meminta Ares untuk mengantarkannya pulang lalu berterimakasih.

Saat Lyra sudah menemukan taksi kosing, tiba-tiba saja Ares menarik lengannya kasar, itu point buruk untuk Ares dari Lyra.

Dan memaksa Lyra untuk pulang bersamanya. Lyra menyentak tangannya kasar lalu berbicara ketus dengan ciri khasnya yang memakai gue-lo ketika marah- Dengan siapapun itu.

Lalu Ares meminta ma--

Wait a minute.

Lyra menyentak tangannya kasar lalu berbicara ketus dengan ciri khasnya yang memakai gue-lo ketika marah.

Lyra bahkan tidak sadar ia menggunakan bahasa itu dengan Ares. Ah ya, Lyra tau kini yang membuat Ares mendiaminya padahal yang harusnya marah itu Lyra karena Lyra memakai bahasa Gue-lonya lagi.

Tapi kan Lyra marah! Ya jadi gapapa dong?!

Dan, ini kok Lyra jadi ribet mikirin Ares marah ke dia ya?

Apa Lyra mulai peduli ke Ares?!

-TBC-

HOPE YOU LIKE IT!!!!

POSESSIVE | [TSC#1] (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang