•LIMA•

71.7K 2.8K 97
                                    

Ares menaiki motornya menuju toko bunga di jam 05.00 pagi hari ini. Toko bunga ibunya yang jelas bisa Ares masuki meskipun ini masih di jam tutup.

Ibunya sering mengomel dan tentu saja tidak pernah Ares dengarkan dan malah dibalas dengan cengiran hangatnya membuat Ibunya geleng kepala -jengah.

Ares mengambil mawar putih dua tangkai lalu menyimpan uang pembayaran di kasir membuat ibunya yang sedang menyiram di ares Outdoor berteriak, "Udah ibu bilang gausah dibayar sayang! Ambil aja buat bekal nak!"

Ares membalikan tubuh menghadap ibunya meskipun terhalang pintu berkaca bening. Ia menggumamkan kata yang membuat ibunya tersenyum hangat.

"I Love you, mom" Dan ares pun melenggang pergi dengan tetap tidak mengambil uang itu.

Ia mengendarai motor besarnya ke arah biasa pergi sebelum ke sekolah. Sesampainya disana Ares meletakan bunga yang ia bawa di tengah pusaran tanah.

"Pagi, Mi." Ares menatap nisan itu lekat lalu tersenyum miris. Lalu ia beranjak pergi ke sekolah setelah menatap lekat nisan bertuliskan nama yang paling ia rindukan.

Mia Seffaro Auxilya.

®

Sesampainya di sekolah, barusaja menyimpan helmnya di pos satpam sekolah samping gerbang, Ares diberi pemandangan yang membuatnya mendidik.

Ares hanya tau nama abang Lyra adalah Evander. Tidak lebih karena Lyra tidak pernah memberi tahu teman-temannya hal pribadi, itu yang Ares tahu dari seseorang kepercayaannya untuk mencari tahu tentang Lyra saat ia menyukainya diam-diam.

Dan, siapa lelaki yang tengah memeluk Lyra di depan gerbang sekarang? Posisi mereka yang menyamping dan si lelaki yang membelakangi Ares mampu membuat ia mendidih.

Apa yang ia klaim miliknya, tidak boleh disentuh lelaki manapun.

Dan ketika Ares melihat jika lelaki itu akan mencium kening Lyra, maka ia secara tidak sadar setengah berlari ke arah mereka untuk menonjok pelipis lelaki itu.

Namun, yang terjadi setelah pertengkaran kecilnya dengan Lyra, lelaki itu memanggilnya dan membuatnya terkejut setengah mati.

Dia, Abang Mia.

"Bisa kita ngobrol sebentar?" setelah Evan, Abang Lyra sekaligus abang Mia, berkata seperti itu yang bisa Ares lakukan hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya. Dan memori tentang ia dan Mia berputar seperti kaset rusak.

Kenangan manis yang kini bisa membuatnya menangis tanpa henti. Yang meninggalkan rongga begitu dalam menyakitkan di hati Ares.

Karena si pemberi kenangannya kini sudah berpulang. Dan lagi, meninggalkan rindu yang tidak berujung.

®

Jam istirahat berbunyi. Tetapi Lyra dan Nabila sedang berada di ruang ekskull panahan -yang diketuai oleh Muhlifain Abercio dan wakil ketuanya Lyra sendiri.

Mereka baru saja mendapat kabar, jika di acara Ulang tahun sekolahnya tahun ini akan diadakan lomba ekskull dan akan mengundang sekolah lain.

Dengan acara Awal di adakannya perlombaan 4 sekolah yang di undang dengan melombakan antara ekskull,

-Panahan
-Tedo(taekwondo)
-Dance
-Math olimpiade
-Basket.

POSESSIVE | [TSC#1] (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang