┌──────═━┈┈━═──────┐
the orchid blossoms,
and i can't
explain why it moves my heart.└──────═━┈┈━═──────┘
. * . . ° . ● ° .
° :. ° . ☆ . . • . ● .° °★
semua berawal, dariku yang tanpa direncanakan mampir ke sebuah area permainan.
niat awalku hanya mengunjungi toko buku di mall itu, mencari buku note yang akan kubutuhkan selesai liburan nanti.
kala itu fokusku hanya ke sebuah mesin ajaib yang mana disana aku bisa berkhayal untuk menyetir, layaknya sungguhan.
"wah ... aku harus mengalahkan kakakku nih."
"menyerahlah, nona bintang biru"
awalnya aku tidak terlalu memperdulikan suara disebelahku ini. kira-kira butuh beberapa detik untuk mencerna ucapannya.
sial, dia kenal padaku.
bagaimana bisa dia tahu peran yang aku mainkan di acara pertunjukan teater tunggal yang diadakan oleh klub teater sekolah, beberapa bulan lalu?
yang jelas orang itu satu sekolah denganku.
seketika alisku menukik, menatapnya dengan tatapan heran. manik pemuda itu masih tertuju pada layar besar di hadapannya.
tangannya memutar-muta setiran dengan sembarang, mulutnya membulat berkali-kali berteriak, "wohoooo!"
sedetik kemudian ia menoleh, "oh, benar, rupanya nona bintang biru." katanya sambil menarik sudut bibirnya.
aku memicingkan mata, batinku menerka-nerka pemuda berbibir tebal itu. "siapa ya.." lirihku kemudian.
tak lama posisinya berubah, miring menghadapku.
"permainanmu saat itu boleh juga. aku hwang hyunjin. masa gak tau orang ganteng?" ujarnya dengan begitu percaya dirinya. menaik-turunkan alisnya sambil menyeringai.
oke, dia bilang namanya hwang hyunjin.
kedengarannya tidak asing, mungkin memang dirinya sudah terkenal seantero sekolah. herannya, mengapa aku malah tidak tahu apapun tentangnya?
aku masa bodoh saat itu. ia benar-benar belu belai, tak henti-hentinya berbicara.
namun tiba-tiba ia tergeming, menoleh lagi kearahku setelah terdengar suara "game over."
ia berdeham, aku tetap mengabaikannya.
"jadi," tangannya bertumpu diatas setiran, lalu menopang dagunya,"siapa nama nona bintang biru ini?"
aku menghela, merotasikan bola mataku malas, "perlu tahu banget?"
ia mengangguk ribut sampai membuat surainya terombang-ambing.
"mayquri lee, sudah 'kan?" aku balik menatapnya. ikut-ikutan menopang daguku.
sedetik setelahnya, bibir tebal miliknya membentuk bulan sabit.