│ │
│ orchid │
│ │
✧ ✧
berakhirnya liburan musim panas, justru bukan sesuatu yang baik bagi mayquri. entah disebut apa, yang jelas ia membenci semuanya.gadis itu tergeming di tempatnya, sesekali menoleh kearah segerombolan siswi yang dipenuhi candaan.
ia tersenyum miris.
seharusnya dirinya berada diantara mereka. namun apa halnya yang membuat may diasingkan bagaikan pluto yang mengorbit jauh dari planet lainnya?
yang hanya sebagai titik kecil, bahkan terlihat saja pun tidak.
merkurius, venus, bahkan bumi maupun planet lain, semua itu jauh dari dirinya.
kini tangannya bergerak kembali, menggerakkan pensil mekanik nol koma tujuh miliknya di atas kertas.
ctak!
"...delapan belas kali" lirihnya. diraih kotak pensil berwarna merah muda, lalu mengisi kembali isi pensil mekaniknya yang patah.
"may, sudah belum?" tanya salah seorang gadis yang duduk di barisan paling depan. gadis itu menghadap ke belakang.
may terdiam, hanya gelengan singkat sebagai balasan. tak lama kemudian, bel berdering seolah menyelamatkan dirinya. ia bangkit dari duduk setelah membereskan semua barang-barangnya.
may tidak peduli. mereka terus memanggil namanya. dalam maksud lain, yaitu menyuruhnya membawa pulang lembaran-lembaran tugas, dan may yang harus mengerjakannya.
may tidak mau.
ini soal harga diri. may tentu masih punya harga diri.
derap langkah terus beradu dengan keramik, terdengar menggema sepanjang koridor yang sudah jarang murid.sambil sibuk membalut jarinya yang terasa sangat sakit dan sedikit bengkak dengan plester. membuatnya ingin memotong semua jarinya.
langkahnya menuju taman sekolah yang juga jarang murid disana.
hidup tidak buruk, hanya saja hari ini begitu buruk.
dan itu benar. alasan mengapa may memilih ke taman─tempat ia bisa mengutarakan semua yang mengganjal hati dan pikirannya.
ditambah desiran angin, yang mulai memberi isyarat bahwa musim gugur akan segera tiba. anginnya yang tidak terasa panas, juga tidak begitu dingin.
"hoi! melamun saja!"
may hampir tersedak hot chocolate dari vending machine. bibirnya mengerucut beriringan dengan kepalanya yang menoleh ke sumber suara.
"hwang!?" ia memekik begitu tahu sumbernya adalah orang yang tanpa sengaja bertemu dengannya di area permainan, kala itu.
oh, astaga! apa lagi kali ini?
hyunjin terkekeh puas, "woaaa! kamu masih mengingatku ya, may?"