─ under the moonlight

962 250 10
                                    

°l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l°

°l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l° °l||l°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hyunjin lagi.

bersama hyunjin lagi may pulang ke rumahnya sore ini. dan sepertinya akan seterusnya.

di sisi kiri jalanan, hyunjin menuntun sepedanya, sedangkan may berjalan di sebelahnya.

tidak ada yang memulai pembicaraan. sejak tadi hanya keheningan yang menghantui mereka. keramaian jalanan saja seolah tidak ada artinya.

"DORR!!"

may menoleh ke lelaki di sebelahnya dengan tatapan heran. "kenapa?"

"lagian diam saja," bibir pemuda itu mengerucut, tak lama kemudian senyuman terpatri di wajahnya. membuat kedua manik matanya ikut tersenyum.

may menghela. matanya mengeliling seakan mencari jawaban untuk kegundahannya. "aku bingung,"

"aku lebih baikikut kompetisi debat bahasa inggris atau tidak." kata may sambil menundukkan kepalanya.

hyunjin tergeming. otaknya memutar mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut gadis di sebelahnya.

"pftt"

"k-kamu tertawa?"

"eung ... enggak, a-aku tersedak!" bohong hyunjin. ia terlihat menahan tawa.

"bohong, aku punya ekor mata, aku lihat kamu tertawa tadi." ujar may. kepalanya tertunduk lagi, membuat hyunjin semakin panik. "aku memang tidak pantas ikut kompetisi itu ya?"

hyunjin menggeleng ribut, mulutnya seperti tertahan. lidahnya kaku sekali rasanya untuk mengucapkan sedikit kata saja.

"kamu," hyunjin menatap sang gadis ragu, "kamu bisa, may. aku yakin itu."

"permisi, aku ingin bertemu shin-ssaem" gadis itu berdiri di bibir pintu sambil tersenyum kecut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"permisi, aku ingin bertemu shin-ssaem" gadis itu berdiri di bibir pintu sambil tersenyum kecut.

pria paruh baya di hadapannya kemudian mengangguk, mempersilahkan dirinya untuk masuk.

dari kejauhan, ia melihat seorang wanita bersurai sebahu sedang asik meneguk segelas kopi yang memang disediakan untuk setiap guru.

tak lama setelahnya, wanita itu menyadari keberadaan may. "ekhem. ada apa, nona lee?" ucap sang wali kelas ramah.

gadis itu tersenyum tipis, "aku ... ingin mengikuti kompetisi itu, ssaem"

"kompetisi debat bahasa inggris itu?"
katanya dengan suara hampir tidak terdengar.

seperkian detik kemudian, wajah shin-ssaem terlihat berbinar. ia tidak membalas ucapan may, namun tangannya mulai sibuk dengan tumpukan kertas di mejanya.

lalu memberikan sebuah kertas kepada may, "isi formulir ini." ujar wanita itu tersenyum.

dadanya berderu tak karuan, matanya mulai terasa panas. tidak bisa dipungkiri, may rasanya ingin menangis saat itu juga.

ia merasa sangat senang diperbolehkan untuk mengikuti kompetisi besar kali ini. setidaknya, kalau dirinya menang, kakaknya bisa dibuat bangga kepadanya.

ORCHID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang