─ bitterlove

812 212 16
                                    

hyunjin menatap kosong lukisan abstrak yang terpampang di sudut ruangan museum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hyunjin menatap kosong lukisan abstrak yang terpampang di sudut ruangan museum. satu sinar lampu kuning redup menyorot lukisan itu.

deretan gigi manisnya tiada henti menggigiti kuku-kuku jemarinya. ia gundah. pikiran dan hatinya sudah tidak selaras lagi.

"hyunjin?"

lamunannya buyar, sosok sepantaran dihadapannya membuat dirinya tersentak.

"f-felix? sedang apa disini?"

"aku yang harusnya bertanya begitu, sedang apa kamu disini sendirian? kelihatannya tanpa tujuan," ucap pemuda lee seraya memasukkan kedua tangannya ke saku jaket.

hyunjin mengacak rambutnya kasar. memang benar ia kesini tanpa tujuan yang jelas.

anak itu terkekeh, setelah bergeming tanpa menjawab ucapan lee felix.

kepalanya tertunduk, wajahnya bahkan terlihat suram seakan banyak rahasia dibalik bibirnya itu.

"hei," felix menepuk pundak hyunjin, kemudian tersenyum. "jangan pendam masalah sendirian, itu akan sangat mengganggu" katanya.

hyunjin menghela.

apa yang diucapkan felix ada benarnya. namun ia bingung, harus kepada siapa bercerita tentang semua yang sedang dipendamnya.

felix terlihat menajamkan sorot netranya, menunggu hyunjin membuka suaranya.

"aku tidak yakin kalau harus bercerita kepadamu, felix"

felix tertawa, "apa gunanya aku sebagai teman kalau begitu?"

"b-bukan begitu, aku bukan tipe orang yang mudah menaruh kepercayaan pada orang, seperti padamu" balas hyunjin sambil menyikut temannya itu.

"seolah baru kenal saja"

hyunjin memijat pelipisnya frustasi. demi tuhan, dia benar-benar bingung harus bagaimana.

"tapi..."ucapannya terjeda, "kamu harus berjanji untuk tidak beri tahu siapapun?"

felix mengangguk ribut, lebih tepatnya tidak sabar.

"tiup dulu telunjukku ini," perintah hyunjin, membuat felix sontak mengernyit.

namun pemuda itu tetap menuruti perintah temannya.

"nah, berarti kalau kamu melanggar janji tadi, urusannya dengan tuhan" hyunjin mengarahkan telunjuknya ke langit-langit ruangan.

"aku..."

"aku apa?"

"aku..."

felix berdecak, "ck. aku apa, hyunjin?"

"AKU MENCIUM MAY SAAT KENCAN PERTAMA!"

sepuluh menit sudah berlalu, felix belum juga berhenti dari tertawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


sepuluh menit sudah berlalu, felix belum juga berhenti dari tertawanya. sedangkan hyunjin terlihat murung kembali.

"tidak ada yang lucu, lee felix" lirihnya dengan kepala tertunduk.

felix menepuk-nepuk pelan bahu hyunjin, "tidak apa-apa, itu bukan masalah. justru bagus, tandanya kamu mulai berani mengungkapkan cinta"

hyunjin terlihat kebingungan, "bukan itu, astaga!"

"maksudku, sekarang may menjauh dariku, tandanya ia marah padaku, benar 'kan? lalu sekarang aku harus bagaimana!?"

ORCHID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang