"Sahabat? Mereka yang rela pura-pura jadi orang gila supaya kita ketawa"
-Lolita
Tett....tett...
Bel istirahat berbunyi
Semua anak berhamburan keluar dari dalam kelasnya masing-masing menuju ke arah kantin.
"Guys, Kantin yuk!" ucap gue berdiri dari tempat duduk.
"Gass!!" ucap teman-teman gue dari arah samping gue. Ya,siapa lagi kalo bukan Liya ama Wina!
"Eh nyet, ikut gak?" tanya gue ke Arum yang masih sibuk menulis.
"Bentar...! Nanggung nih. Selesai...!!" ucap Arum sambil berdiri dari tempat duduknya.
Kami pun pbergegas menuju ke kantin. Jarak antara kantin dengan kelas gue lumayan jauh. Dan sampailah dikantin. Gue duduk dimeja nomor 4.
"Pesen apa?" tanya Arum kepada kami.
"Samain aja" jawab gue singkat sambil memberikan uang 10K. Emang disini yang tukang pesen makanan si Arum. Makanya dapet gelar Duta kantin. Hehehe ups!
"Iy gue juga sama" ucap Liya dan Wina bersamaan.
Arum berjalan menjauh dari meja kami menuju ke salah satu warung yang ada dikantin.
"Pak! Mie goreng 4 sama es teh 4" kata Arum sambil melihat menu dan memberikan uangnya.
"Oke. Meja mana neng?" tanya pak Kawi. Ya,nama bapak itu Pak Kawi.
"Meja nomor 4" jawab Arum singkat dan hanya ditanggapi Pak Kawi dengan angguk an kepala.
Arum pun kembali duduk dimeja kita. Sambil menunggu makanan datang, kami berbincang-bincang ria. Bukan nge gosip lo ya! Kita anti gosip-gosip club. Azekk.
"Gue mau nanya nih boleh gak?" tanya Arum.
"Tanya apa?" jawab kami bareng
"Gak jadi deng!"
"Wah....kampret lu" kata gue menahan emosi dan hampir ngejitak pala Arum. Huh..untung bisa gue tahan nih tangan.
"Hehehehe" ucap Arum dengan ketawa garingnya.
Tak lama kemudian, makanan yang kita pesan telah tiba. Dan kami tak sabar untuk segera menyantapnya. Kamipun mulai menyantap makanan yang baru kami pesan.
Pas kita lagi asik asiknya makan nih, tiba-tiba si Curut nongol dihadapan gue. Ya ya ya, siapa lagi kalo bukan Tio! Ya Allah kenapa sih gue kenal ama ni orang!
"Woy!" ucapnya dengan keras sambil menggebrak meja.
"Njirr! Sonta lur gausah ngegas! Kalo gue jantung an gimana?! Mau tanggungjawab lo!" ucap gue emosi spontan gue berdiri.
"Yaelah, gitu aja kaget! Lebay lu" ucapnya santai.
"Fak!"
"Dasar cetek!"
"Cetek?" tanya Arum kepo. Gue juga kepo sih..maksudnya apa coba?.
"Iya, cewek jutek" jawab Tio sambil nahan tawa lalu pergi.
"Woy! Bacem ! Gue gibeng juga lu!" teriak gue yang sudah tak bisa menahan emosi.
"Sabar prill" ucap Liya, Wina, dan Arum.
"Cabut yuk. Gak mood gue!" hanya dijawab anggukan oleh teman gue.
Pas gue jalan menuju ke kelas, gue ketemu lagi ama si curut kampret. Ya Allah kenapa gue harus ketemu dia lagi sih. Hiks!
Terpaksa deh, gue jalan melewati Tio. Ya gimana lagi masa gue puter kanan balik lagi sih. Ntar dikira salting. Lagian juga Nanggung ah udah deket ama kelas gue.
"Hey. Ketemu lagi nih. Mungkin kita jodoh" ucap Tio sambil cengengesan.
Na-jis
"Jijik gua" kata gue sambil terus berjalan.
Tunggu!
Gue pun berhenti tanpa memalingkan wajah kebelakang. Dan suara decakan kaki dari arah belakang terdengar jelas ditelingaku.
Gue tak menghiraukannya. Gue masih tetap berjalan. Tiba-tiba Tio memegang tanganku. Jantung ku berdetak kencang. Tanganku gemetar. Dan gue gugup. Apa ini yang namanya cin--! Gak gak! Wah udah mulai gak waras ni otak!
"Tunggu gue nanti ditaman" ucapnya singkat.
"Ngapain?" ucap gue.
"Pulang bareng gue" katanya lalu pergi gitu aja. Ya Allah gak ada romantis banget sih ni anak. Eh...! Kok gue jadi ngarep gini yak?! Ups.
"Cielah ada yang lagi PDKT nih" ledek Arum si duta kantin.
"Paan sih!"
Ditengah jalan,gue mendapat rintangan lagi. Ya Allah kenapa sih banyak rintangan dihidup gue.
"Ndok, panggilin ketua kelas 8D suruh menghadap ke bu Mya diruang guru sekarang" ucap bu Mya.
"Iya bu." jawab kami serentak.
Mampus gue!
Sebenernya gue lagi deket ama seseorang sih. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Ini rahasia gue temen deket gue aja gak tau.
Gue suka ama cowok. Mau tau gak namanya siapa? Gausah ahg malu :)
Oke abaikan! Kembali ke awal permasalahan. Terpaksa gue melangkahkan kaki menaiki anak tangga untuk sampai kekelas yang dimaksud.
Satu persatu anak tangga telah gue lalui dengan sempurna. Dan sampailah gue didepan kelasnya. Dan lagi-lagi gue merasa gugup.
"Rum, lo aja yang panggil" ucap gue dengan ekspresi yang tidak karuan.
"Ah ogah. Yang disuruh kan lo bukan gue."
Huh... Gue menghelai nafas datar dan memberanikan diri masuk kedalam kelasnya. Sementara itu teman-teman gue nunggu didepan.
Tok tok tok
"Assalamualaikum" ucap gue sambil mengetuk pintu yang sedari tadi sudah terbuka lebar. Dan gue masuk.
"Waalaikumusalam" jawab mereka serentak.
"Mau menyampaikan pesan dari bu Mya ketua kelas dipanggil bu Mya diruang guru sekarang" ucap gue sambil menahan rasa gugup.
"Iya kak mksih" salah satu orang menjawab.
Rasa gugup gue semakin menjadi jadi ketika cowok itu melihat gue sambil tersenyum. Ampun dah... Manis banget dek! Gak kuat kakak liatnya. Itu dikasih gula apa gimana?!
Gue keluar kelas sambil senyum-senyum sendiri. Hehehe emang nih otak rada geser dikit kayaknya. Ups!
"Aprill, pipi lo kenapa? Kok jadi merah merona gitu sih?" ledek Arum. Padahal pipi gue gak merah lo.
"Gak papa. Dah yuk cabut"
"Semoga diperjalanan gak ada rintangan lagi" ucap Wina mengangkat kedua tangan layak nya sedang berdoa.
"Amin" serentak kita menjawab.
Gimana part ini? Jelek ya? Pasti jelek lah. Jujur aja.
Maaf kalo ada yang typo.
Vote and comment ya gays😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Letak Bisa Retak
RandomKisah seorang gadis yang sudah menyayangi sepenuh hati tetapi diabaikan oleh sang pujaan hati. Hingga akhirnya rasa bosanlah yang menjadi pemisah antara mereka berdua. Lantas? Untuk apa laki-laki itu berjuang susah payah untuk mendapatkan hati gadi...
