Part 12

108 10 0
                                    

"Aku pernah memiliki tapi aku kehilangan. Aku pernah mencintai tapi disakiti. Aku pernah bertahan tapi diabaikan"
-April

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 3 menit lalu. Namun April belum juga keluar dari dalam kelas. Entah apa yang sedang ia tunggu hari ini.

"Prill gak pulang?" tanya Lolita sambil menggendong tas warna biru kesukaannya.

"Nanti. Ada urusan bentar. Kamu duluan aja" ucap April memasang senyum manis yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Oh yaudah gue duluan ya" ucap Lolita sambil pergi menjauh meninggalkan April sendiri dikelas.

Kini April sendiri didalam kelas. Ia terlihat sangat cemas. Ia berjalan bolak balik seperti orang kebingungan.

"Aduh... Gimana ini. Gue pulang lewat mana?! Gue gak mau pulang sama Gilang!" ucap April masih dengan keadaan cemas.

"Tapi kalo gue diam disini yang ada Gilang malah nyusul kesini lagi! Em..apa gue pulang lewat gerbang belakang aja ya? Ah udahlah!" ucap April lagi   sekarang ia mulai menggendong tas merahnya lalu pergi meninggalkan kelas.

Saat April hampir sampai digerbang belakang sekolah, tiba-tiba April melihat orang yang menurutnya tidak asing lagi. 'Gilang' iya itu Gilang.

"Mampus gue! Kenapa ada dia disini?! Gue harus balik nih. Jangan sampai Gilang tau" ucap April sambil ngumpet dibelakang mobil milik salah satu guru disekolahnya.

Tapi,saat April ingin balik arah, Gilang sudah mengetahui keberadaan April.

"April! Jangan kabur ya!" ucapnya dari kejauhan.

"Aduh...mampus! Ketahuan lagi" ucap April yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tak lama terdengar suara montor yang mendekatinya. Montor siapa lagi kalo bukan montor Gilang.

"Naik!" ucap Gilang ketus. Dan April akhirnya pasrah. Ia naik keatas montor milik Gilang yang berwarna merah tersebut.

"Pegangan! Jatoh gue gak tanggungjawab!" ucapnya dengan nada ketus lagi membuat April semakin pasrah. April tak memiliki alasan menolak ajakan Gilang untuk pulang bareng.

Disepanjang perjalanan April hanya diam seribu bahasa. Bahkan saat ditanya oleh Gilang, April hanya mengangguk atau menggelengkan kepala.

Dan sampai akhirnya April pun angkat bicara. Itu karena Gilang menurunkannya ditepi jalan raya.

"Turun!" ucap Gilang tanpa memalingkan wajahnya.April pun menuruti kata Gilang.

"Kok gue diturunin disini sih!"ucap April dengan wajah cemberut.

"Bisa ngomong?" ucapnya demgan tatapan sinis.

"Ya bisalah. Lo kira gue bisu!" ucap April jengkel.

"Gue kira emang gitu" ucap Gilang.

"Sembarangan!" ucap April mulai marah.

"Mau naik gak?!" ucap Gilang sambil menyalakan montornya.

"Maulah. Lo harus tanggungjawab nganterin gie sampai rumah!" ucap April tegas. Sambil menaiki montor.

"Ye."

Tak lama kemudian,mereka sampai didepan rumah April.

"Turun!" ucap Gilang tanpa memalingkan wajahnya.

"Maka...sih." ucapan April terpotong. Gilang sudah pergi jauh dari rumahnya.

"Huh! Cowok aneh" ucap April sambil menggelengkan kepala.

April pun masuk kedalah rumahnya dan menuju ke kamarnya. April melemparkan tasnya keatas spring bad. Ia menjatuhkan badannya keatas spring bad bergambarkan doraemon itu. April meraba tempat tidurnya dan mencari benda berbentuk pipih berwarna putih itu. April memainkan ponselnya sebelum akhirnya ia tertidur pulas. Mungkin hari ini April kecapean.

Baru 5 menit April memejamkan matanya, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk diponselnya. Terlihat jelas nama Gilang dilayar ponselnya. Mau tak mau April harus membalas pesannya.

Drett.....drett...

Pesan

Gilang: gue jemput lo jam 8.
April: ngapain?
Gilang: jalan!
April: gak! Gue gak mau!
Gilang: gak ada penolakan!
April: terserah gue lah! Pokoknya gue gak mau!
Gilang: terserah! Gue jemput jam 8! Oke. Bye!
April: kampret lu! (Read)

"Emang cowok aneh! Kadang cuek kadang crewet" gerutu April.

April segera beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Kurang lebih 30 menit April sudah selesai mandi dan berganti baju. Ia memakai baju lengan pendek berwarna merah maron, celana jeans selutut serta rambut yang diikat kebelakang. Dengan penampilan April yang sederhana ia masih terlihat cantik.

Sekarang April duduk didepan cermin dengan eskspresi yang tidak jelas. Ia masih bingung dengan perasaannya. Disatu sisi ia sangat nyaman berada didekat Tio. Tapi,disisi lain ia tidak ingin menyakiti hati sahabatnya 'Wina'.

"April ayo makan!" teriak bunda dari luar kamar April.

"Iya bun" ucap April.

April segera turun dan menemui keluarganya dimeja makan untuk makan malam. Setelah selesai makan April kembali lagi kedalam kamarnya.

Kini April sedang membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkurap. Ia masih memikirkan perasaannya. Ia memainkan ponselnya dan memutar sebuah lagu.'Galau'

Cinta itu buta dan tuli
Tak melihat tak mendengar
Namun datangnya dari hati
Tidak bisa dipungkiri
Itu benar memang benar.

Dan saat itu, bunda memanggil April untuk keluar dari kamar. Kata bunda ada temennya April datang kerumah. April pun segera turun dan menemui siapa yang datang kerumahnya malam-malam. Tak bisa dihindari, ternyata benar 'Gilang' datang menjemput April.

"Aduh! Beneran kesini lagi ni orang!" ucap April dari balik jendela yang ada disebelah kanan pintu.

April membuka pintu dan segera menemui Gilang.

"Ngapain?!" ucap April sinis.

"Pergi keluar sama gue sekarang!" ucapnya memaksa April. Hingga April tak punya alasan untuk menolaknya.

"Gue gak bisa!ada tugas bye!" ucap April sambil meninggalkan Gilang.

Dengan sigap Gilang memegang pergelangan tangan April. April menghentikan langkahnya.
"Pokoknya gue maksa!"

"Gue gak bisa! Titik!" tegas April sambil menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Gilang.

Baru saja April mau berbalik badan, tiba-tiba bunda datang dari arah belakang April.

"Eh..April, ada tamu kok gak disuruh masuk sih" ucap bunda.

"Eh tante"ucap Gilang ramah sambil berjaba tangan dengan bunda.

"Tante, Gilang mau bawa April jalan boleh?" ucap Gilang merayu kepada bunda.

"Mau kemana nak Gilang?" tanya bunda.

"Mau makan diluar tan. Sekalian beli buku buat kelompok" ucap Gilang mulau berbohong.

April semakin geram dengan drama yang sedang Gilang mainkan didepan bunda agar diizinkan.

"Boleh deh. Tapi pulangnya jangan lama-lama ya" ucap bunda menyetujuinya.

"Siap tan" ucap Gilang dengan tangan hormat.

April semakin melotot mendengar jawaban bunda.

"Lo bun, April kan gak mau!" ucap April kesal.

"Udah, sana gih kasihan nak Gilang nunggu" ucap bunda lalu masuk kedalam rumah.

"Ck! Yaudah tunggu, gue ganti baju dulu!" ucap April kesal Gilang.

Hay gays.....
Ketemu lagi sama aku...

Maaf baru bisa update sekarang hehee...

Happy reading gays

Salah Letak Bisa RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang