♠Prolog♠

5K 388 32
                                    

Gelak tawa menggema di lorong mansion istimewa, bersamaan dengan langkah kaki kecil yang saling berkejaran.

"Anak-anak," seorang wanita berpakaian ketat dengan kemeja putih dan rok hitam setinggi lutut mencoba mengejar mereka, "Ibu kalian akan pulang."

Seketika tujuh laki-laki itu berhenti dan menatap wanita tadi. Jeon Jungkook, bocah itu menatap teman-temannya. "Apa kalian akan ikut pulang?"

"Itu harus, besok kita bertemu di sekolah." Jimin tersenyum, pipi chubby nya mengembang.

"Kook, hubungan komputermu. Malam ini kita bermain."

"Oke."

Mereka berjalan santai menuju ruang tamu, tempat para ibu menunggu. "Jeon Jungkook, kenapa bajumu basah sayang?" Ibunya bertanya, penuh kebingungan.

Jungkook memperhatikan dirinya. "Kami bermain pistol air, aku kalah." Jawabnya cemberut.

Semua wanita di sana terkekeh ringan. "Jungkook-ah, kau harus berlatih lebih keras." Ujar Ibu Taehyung. Sedangkan anaknya sudah duduk manis di atas pangkuan.

"Ah, itu akan sulit. Aku dikeroyok." Ujarnya pasrah.

"Aigoo... Cepat beri salam lalu mandi."

"Sampai besok, semuanya."

"Yeah." Mansion itu menjadi sepi ketika mereka pergi.

Jungkook tersenyum manis, menatap ibunya yang tengah menyesap secangkir teh hijau. "Mama," panggilnya dengan suara kecil, "mandikan aku."

"Hmm? Anak mama manja sekali, usiamu sudah tujuh tahun tapi masih saja seperti bayi. Geurae, kajja."

"Asikkk!"

Jungkook terkikik geli, jarang sekali ia meminta hal ini. "Boleh aku tidak les bahasa malam ini?" Tanyanya berjalan menuju kamar mandi sambil menggandeng tangan sang Ibu.

"Boleh." Ujar Jeon Minji.

"Yes, gomawo mama." Cengirnya.

Butuh waktu lama memandikan Jungkook, anak itu terus saja bermain-main di kamar mandi. Tanpa sadar ia menginjak sabun cair yang tumpah dan mengakibatkannya terpeleset hingga kening membiru.

Minji menghela napas. "Mama akan menghubungi dokter, besok kau harus sekolah."

"Arraseo." Jungkook sudah duduk di atas king size dengan wallpaper astronot. Wajahnya berubah masam.

Sesaat sepeninggalan ibunya, terdengar sebuah suara yang ditimbulkan dari mesin kecil milik bocah itu. Tertempel pada dinding berbentuk kotak dengan warna hitam.

'Tuan Jungkook?'

"Ya, Cyin. Aku disini." Sahut Jungkook mendekati benda itu.

'Kakek Jeon datang, beliau ada diluar kamar anda.'

"Mwo?!" Bibirnya membulat. Tidak tuli, hanya terkejut. Buru-buru ia melompat ke tempat tidur dan menyembunyikan dirinya di balik selimut.

Terbukti ketika suara pintu terbuka dan disusul suara kakeknya. "Jeon Jungkook?"

Hening, pria yang berusia lima puluh tahun itu mendekati tempat tidur. Menyibak selimut Jungkook dan menemukan cucunya yang tengah meringkuk. "Sedang apa kau?"

"Aishh, kakek menemukanku lagi. Cepat sekali, rekor baru."

"Cucu kakek saja yang tidak pandai mencari tempat sembunyi, ada apa dengan jidatmu?"

"Karena main."

"Cobalah untuk berhati-hati. Sudah menghubungi dokter?"

"Sudah, mama yang melakukannya."

VOLIMTE ♣ The Golden PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang