Vomen....
Runtuh ditelan kerinduan yang entah datang dari mana asalnya. Sudah tiga belas tahun dan ketika perasaan itu menjadi bukti bahwa ia benar-benar ingin menangis.
Eunbi menarik napas panjang seiring hidungnya semakin tersumbat.
Panggilan 'eonnie' yang sudah lama tidak keluar dari bibirnya kini meluncur sukses ketika melihat seorang gadis sedang mencuci tangan di wastafel.
"Eonnie?" Panggilnya lagi. Kakinya merambat mendekat. "Eonnie?"
Gadis yang ia maksud pun akhirnya menengok, sama seperti dirinya. Terkejut dan tak menyangka.
Bersama dengan gejolak rasa yang semakin kacau. Bibir kembarannya berucap. "E-Eunbi?" Seolah hanya nama itu yang bisa ditanyakan. "Go Eunbi?"
Gadis serupa yang masih berdiri disamping wastafel itu menjatuhkan botol sabun yang semula ia pegang.
Eunbi menghentikan kakinya seakan-akan bagian tubuh itu berat untuk melangkah lebih dekat. "Eun Byul, eonnie?"
Gadis yang bernama asli Go Eun Byul itu langsung mendekat, memeluk adiknya erat.
Tak kalah hebat, Eunbi juga balas memeluknya. Menyalurkan tangisnya pada sang kakak kandung.
"Yak, yak." Eun Byul menjauh lalu meneliti setiap bagian tubuh Eunbi, lalu menangkup wajah adiknya. "Apa... Apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kau ada disini? A-aku..."
"Eonnie, hajima..." Eunbi memeluknya lagi. "Na gwenchana... Hikss. Bagaimana kabarmu?"
Eun Byul mengusap punggungnya, ikut menangis. "Kau tahu aku menderita? Aku takut kau sudah tidak ada. Rasanya mau mati membayangkan jika adikku pergi. Aku terus mencarimu. Aku tidak bisa berhenti... Hikss." Gadis itu meraup udara, tak teratur pernapasan nya.
"Eonnie..."
"Yak, kau..." Napas Eun Byul terpenggal-penggal. "Selama ini kau kemana? Tinggal dengan siapa? E-eoh?"
"Aku..."
"Eunbi-ya?!!"
Eunbi membulatkan mata8, itu suara Jungkook dari luar. Laki-laki itu pasti mencarinya.
"Nuguya?" Tanya Eun Byul, berniat membuka pintu toilet. Tapi Eunbi mencegahnya sambil menggeleng cepat.
"E-eonni, kita bicarakan nanti."
"Nanti, kapan?! Kau harus ikut pergi denganku!"
"Kumohon, jangan memaksa." Eunbi mengatupkan tangannya. "Kita pasti bertemu lagi."
"Jangan bersikap bodoh! Ini kesempatan kita untuk bisa bersama." Amarah Eun Byul meningkat. "Eoh?! Apa dia Jeon Jungkook?"
Sontak Eunbi terkejut. "B-bagaimana kau tahu?"
"Aku pernah melihatnya membawamu pergi saat kau dikejar oleh orang berseragam hitam. Dia orang jahat!"
"Aniya!" Eunbi menarik napas panjang. "Keluarganya sudah mengadopsi ku. Dia kakakku."
"M-mwo?!"
"Eunbi-ya?!!" Suara Jungkook lagi. Mungkin toilet umum itu sangat kedap suara hingga tidak terdengar kegaduhan di dalamnya.
Eunbi mengusap wajah. Lalu berucap. "Aku harus pergi dengannya sekarang."
"Yak, kita tidak bisa seperti ini." Eun Byul mencengkram tangannya, tidak terlalu ketat tapi berusaha untuk tidak menjauh. "Berapa nomormu? Aku akan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
VOLIMTE ♣ The Golden Prince
Fiksi PenggemarJeon Jungkook, pangeran emas yang menyandang gelar sebagai cucu kesayangan presiden Korea, pewaris tunggal kekayaan keluarganya. Hingga secara tiba-tiba ia mendapatkan hadiah seorang adik perempuan yang cukup misterius. Lama-kelamaan terjerat perasa...