Fiksi
(Event Cermin)---
Terinspirasi dari sebuah lagu ciptaan Eross Sheila on Seven dalam album Kisah Klasik untuk Masa Depan, seorang ibu memberikan nama 'Shepia' pada bayi perempuan yang baru saja dilahirkannya, tanpa tahu arti dari nama di lagu tersebut.
Shepia tumbuh menjadi anak yang cantik, pintar dan membanggakan. Semua teman dan guru-guru disekolah menyukai perangainya, ia yang ramah, supel, dan tidak pelit ilmu.
Ia selalu mendapatkan nilai tertinggi dikelas, bahkan tak jarang menjadi juara umum dalam setiap kali perlombaan cerdas cermat antar sekolah.
Ia menjadi kebanggaan orangtuanya, guru-guru juga teman-teman satu sekolahnya.
Banyak teman lawan jenisnya yang berlomba-lomba untuk mendekati dan mendapatkan cintanya, namun Shepia tetap teguh pendirian, ia hanya ingin fokus sekolah hingga gelar sarjana dapat disandingnya, karena menurutnya hanya itu yang dapat merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Shepia yang hanya dibesarkan oleh seorang ibu, ia terlahir tanpa ayah, ayah meninggalkannya demi wanita lain saat ibunya sedang mengandung dirinya.
Sang ibu berjuang seorang diri demi dirinya, oleh karena itu Shepia begitu ingin membahagiakan wanita yang ia sayangi.
Hasil ujian akhir sekolah benar-benar memuaskan, Shepia lulus dengan nilai tertinggi, dan ia mendapatkan beasiswa untuk masuk universitas negeri di Jakarta.
Ibunya begitu bahagia dan bangga melihat anak semata wayangnya itu lulus dengan hasil terbaik. Dengan begitu ia tidak harus bersusah payah lagi mencari uang untuk membiayai kuliah anaknya.
Tahun demi tahun dilalui Shepia, Shepia mengambil jurusan sastra Inggris, cita-citanya ingin menjadi seorang guru bahasa Inggris. Pelajaran yang paling ia sukai saat masih duduk di bangku sekolah.
Hanya dengan waktu tiga setengah tahun Sephia lulus dan menjadi sarjana dengan nilai yang baik.
Shepia melamar pekerjaan di sekolah-sekolah sebagai guru, namun ditunggu sekian bulan belum ada satupun sekolah yang menghubunginya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan.
Ternyata melamar di perusahaan lebih cepat direspon, mungkin karena memang perusahaan yang dilamar oleh Shepia sedang butuh banyak karyawan baru.
Akhirnya Shepia diterima bekerja disebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor, sebagai sekretaris.
Shepia yang cantik, dengan rambut panjang hitam lurus, tubuh sintal dan berkaki jenjang itu memang pantas kalau bekerja menjadi sekretaris di perusahaan ternama.
Shepia sukses dalam karirnya, hingga ia bertemu dengan seorang pria bernama Rasya, yang tak lain adalah rekan kerjanya.
Rasya adalah sosok pria yang mungkin selama ini ia idamkan, sosok yang penyayang, dan perhatian, sekian tahun Shepia tidak pernah merasakan adanya sosok seorang pria sebagai pelindung dalam hidupnya yang harusnya ia dapatkan dari seorang sosok ayah.
Shepia menautkan hatinya kepada Rasya, Rasya yang hitam manis, rambut belah tengah dengan tinggi dan tubuh yang ideal sudah membuat hati Shepia luluh.
Hampir setahun mereka sudah menjalin hubungan, cinta kasih merekapun terjalin begitu indah. Mereka sudah seperti suami istri yang kemanapun selalu bersama.
"Mas, kapan kamu akan melamar aku?" tanya Shepia sambil menatap kekasihnya.
Mereka sedang asyik menikmati malam di pinggir jembatan layang, melihat keramaian ibukota dan gemerlap lampu yang menerangi jalanan disekitarnya.
Rasya hanya tersenyum seraya merangkul bahu Shepia, "nanti ya sayang, tunggu waktu yang tepat, aku pasti akan segera melamarmu."
"Sampai kapan mas???"
"Ya kamu harus bersabar, semua tidak semudah itu, kamu tahu sendiri kan sayang." Rasya berusaha menenangkan hati Shepia.
Tiba-tiba gawai Rasya berdering, dengan sigap ia merogoh saku celananya, layar ponselnya menyala, sebuah panggilan dari seorang wanita bernama Rania, wajah Rasya seketika pucat.
"Kok nggak diangkat? Angkat saja mas! barangkali penting," tukas Shepia.
Rasya tidak memperdulikan panggilan itu, ia malah mematikan ponselnya. Dan kembali memeluk sang kekasih, Shepia.
Malam kian larut, Shepia mengajak Rasya untuk mengantarkannya pulang.
Sesampainya dirumah, Rasya segera pulang setelah berpamitan kepada ibunya Shepia, Shepiapun masuk kerumah dengan perasaan bahagia. Sang ibu mendekatinya.
"Kamu masih berhubungan dengannya??" tanya ibu sambil mengikuti Shepia ke kamar.
"Iya Bu, kenapa sih Bu?"
"Lebih baik kamu tinggalkan dia nak, dia tidak pantas untukmu, kamu berhak mendapatkan laki-laki yang lebih baik lagi."
"Maaf Bu, aku nggak bisa, aku terlanjur mencintai dan menyayangi mas Rasya, mendingan ibu tidur ya, aku mau istirahat." Shepia berjalan ke kamar mandi membawa handuk.
Selesai mandi ia mendapati ponselnya berbunyi beberapa kali, setelah itu sebuah pesan WA terlihat dilayar, pesan tersebut dari kekasihnya, mas Rasya, dengan senyum teruntai ia membuka pesan WA tersebut.
[ Sayang, maafkan mas. Sepertinya hubungan kita tidak bisa kita lanjutkan lagi, sudah terlalu lama mas bermain hati denganmu, mas sadar kalau selama ini mas masih mencintai istri mas, mas masih membutuhkannya, mas tidak bisa meninggalkan anak dan istri mas. Mulai hari ini kita putus. ]
Bagai disambar petir Shepia histeris, ia membanting ponselnya ke dinding, benda tipis persegi itu pun pecah menjadi beberapa bagian.
Shepia membuang semua barang yang berada di atas kasur ke lantai, ia begitu kesal setelah mendapat pesan WA dari kekasihnya. Tidak menyangka mas Rasya akan tega memutuskan hubungan itu, padahal ia pernah berjanji akan meninggalkan istri dan anaknya demi dia.
Ibu Shepia yang mendengar suara gaduh dari kamar anaknya itupun langsung menyeruak masuk kamar dan mendapati sang anak sedang menangis histeris di lantai, tubuhnya bersandar dipinggir ranjang, dengan rambut dan kamar yang berantakan.
"Kamu kenapa sayang?" tanya ibu lembut seraya mengusap punggung Shepia.
"Mas Rasya, dia mutusin aku Bu,"
Sang ibu malah tersenyum lega.
"Ibu sudah pernah bilang, hubungan kalian itu hubungan terlarang, dari awal ibu nggak suka kamu masuk menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Rasya."
"Tapi aku terlanjur mencintainya Bu, aku sayang sama dia Bu." Tangis Shepia pecah dalam pelukan ibu.
"Ibu yakin kamu akan mendapatkan cinta sejatimu nak, pria single yang mapan."
"Tapi buuu."
"Nak, ibu nggak mau kamu jadi pelakor, ibumu ini adalah korbannya nak, ibu ditinggal ayah demi wanita lain, apa kamu tega dengan ibu? Selama ini membesarkanmu seorang diri tanpa sosok ayah, apa kamu pernah berfikir tentang perasaan istri dan anaknya Rasya jika ia memilihmu? Sakit nak, kalau dulu ibu tidak kuat-kuat iman, mungkin ibu tidak akan membiarkanmu hidup sampai saat ini." Kali ini ibu ikutan menangis.
"Maafkan aku Bu, aku janji nggak akan mengulangi kesalahanku lagi, aku akan lebih selektif dalam memilih pasangan hidup."
Ibu tersenyum bahagia mendengar ucapan Shepia barusan.
End.
Nb : Mak kalo nyari nama anak usahakan tahu artinya yakz hehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryBerisi kumpulan cerpen. Ada yang ikut event di KBM di post di sini. Genre campur