Rogaye

479 37 2
                                    

#Event_Komedi.
Judul  : Rogaye
By : Nona Aruna

====

   Masih inget Rogaye? Baby sitter yang nyamar, eh salah, wanita syantik yang nyamar jadi baby sitter demi meraih uang banyak, nggak juga tapi demi menyelamatkan Bagas.

Kenapa gitu? Ya karena Bagas kesepian, dia seorang duda beranak satu yang istrinya meninggal dunia sejak melahirkan anaknya. Mirip sama salah satu anggota KBM ya, itu si Abang dude. Hehehe.

Rogaye adalah penyelamat duda. Boleh di bilang seperti itu. Ia telah menyelamatkan Bagas dari pekerjaannya mengurus rumah tangga, mengantar dan menjemput anaknya sekolah, masak, sampai hal urusan ranjang, karena apa? Pada akhirnya Rogaye juga menyelamatkan Bagas dari kesendirian dan kesepiannya karena Bagas memintanya untuk menjadi seorang istri dan Ibu untuk anak-anaknya. Eeeaaaa...

Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, akhirnya Rogaye dan Bagas di beri kepercayaan oleh Yang Maha Kuasa, yaitu sebuah benih yang kini bersemayam di rahim Rogaye.

Zhafran anak laki-laki Bagas begitu gembira mendengar kabar bahwa sang Mommy hamil, dan berarti ia akan mempunyai adik. Hal yang ia tunggu-tunggu selama ini.

"Mas, nanti kita ke rumah emak ya," ucap Rogaye seraya mengelus perutnya.

Bagas yang sedang berbaring di karpet depan televisi hanya melirik dan menjawab singkat.

"Hemmm."

Jujur Bagas lagi benar-benar malas untuk keluar hari itu. Badannya lemas, kepalanya pening, perutnya juga terkadang mual. Seperti ada gejolak yang besar untuk di muntahkan, namun berkali-kali ia ke kamar mandi mencoba mengeluarkan isi perutnya, yang keluar hanya air. Dan suara merdu dari bawah.

"Kok hemm doang sih, Mas. Mas nggak mau nganterin saya?" Rogaye memainkan rambutnya dengan jari, dan bibirnya dimajukan beberapa senti ke depan.

"Iya, Sayang." Bagas bangkit dan mendekati sang istri, mengusap perut istrinya lembut.

"Kan saya kangen sama masakan emak," celetuk Rogaye.

"Masakan apa?"

"Biasa... Semur jengkol, Mas." Rogaye cengengesan.

"Apa? Huek. Jengkol? Emang orang hamil boleh makan jengkol?" Bagas memegangi perutnya sendiri. Mendengar kata jengkol membuatnya mual. Apalagi sampai mencium baunya.

"Itu makanan paling endeusss tau, Mas. Rugi deh kalau hidup kita yang cuma sekali ini nggak bisa nikmatin itu yang namanya jengkol." Rogaye bersemangat menyerukan makanan kesukaannya dengan gaya orasi.

"Mending kaga hidup deh." Bagas beringsut dan menuju ke arah dapur.

"Mau ke mana mas?" tanya Rogaye.

"Mau pipis. Ikut?"

"Enggak."

Tak berapa lama kemudian sebuah teriakan terdengar begitu membahana dari arah kamar mandi. Rogaye langsung berlari menuju arah suara.

Dilihatnya sang suami gemetaran sambil berjongkok dengan mata terpejam. Rogaye yang melihat langsung mendekat, takut-takut kalau suaminya jatuh lalu struk.

"Kenapa, Mas?" tanya Rogaye menyelidik.

"Itu." Bagas menunjuk sesuatu di dekat tempat sampah.

Cicak. Berbadan gemuk. Sedang memperhatikan Bagas dari kejauhan.

"Itu tadi jatuh dari atas, waktu Mas buka pintu kamar mandi mau keluar. Untung nggak ke kepala." Nada suara Bagas masih gemetaran.

"Owh. Cicak nya cewek tuh, Mas. Rasain lo cicak, makanya orang pipis jangan ngintip." Rogaye menunjuk-nunjuk cicak yang tak bersalah itu.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang