Hantu Kepala Buntung

422 26 0
                                    

Hantu Kepala Buntung

**** Cermin ****

Hujan deras membasahi bumi, suara petir bagai halilintar menyambar dengan cepat sebuah pohon kelapa nan tinggi menjulang, seketika pohon itu tumbang, menimpa sebuah rumah di bawahnya. Beruntung rumah itu hanya rumah kosong tak berpenghuni.

Seorang pria paruh baya berjalan terhuyung masuk ke rumahnya lewat pintu belakang, bajunya basah kuyup penuh lumpur dan bercak darah, di tangannya masih memegang sebuah golok yang masih meninggalkan cairan merah dan beberapa serpihan daging yang menempel.

Ia mengusap wajahnya, lalu duduk bersandar di depan pintu dapur yang terbuka, golok sudah tergeletak di lantai tanah rumah. Napasnya masih terasa berat.

Kini rumahnya sepi, sudah tak ada lagi suara-suara yang memekakkan telinga pria itu setiap kali ia pulang dari bekerja sebagai buruh bangunan.

Masih jelas terngiang perkataan sang istri tadi pagi.

"Bang, awas saja kalau kau pulang tak lagi membawa uang, aku  butuh uang untuk merawat tubuhku, lihat tuh tetangga kita semua bajunya mahal-mahal, tas selalu baru, wajahnya mulus, sedangkan aku? Makan saja cuma pake ikan asin sama sambel." Wanita itu terus saja mengoceh setiap hari. Belum lagi kalau pria itu baru pulang kerja.

"Bang, mana uangnya? Kok cuma segini? Pasti kau sembunyikan dariku ya?" Suara itu selalu membuat pria itu sakit kepala juga sakit hati.

Tak pernahkah wanita itu bersyukur dengan apa yang telah suaminya kerjakan, meski penghasilan pas-pasan, semua kebutuhan rumah tangganya masih mencukupi.

Sampai tiba hari itu ia memergoki sang istri berjalan bersama pria lain, masuk ke sebuah rumah kosong. Petir dengan cepat menyambar. Dan membuat pohon di samping rumah itu tumbang. Menimpa rumah yang ternyata di dalamnya berada dua orang sedang beradu hasrat terlarang, suaminya langsung berlari melihat apa yang terjadi. Dua orang yang ditemukan tanpa busana itu sudah tewas terjepit.

Darah mengalir dari kedua kepala korban yang tubuhnya menyatu karena gancet. Dengan cepat dan emosi suaminya langsung mendekat, golok ditangannya itu tak akan dibiarkannya hanya untuk mencabut rumput atau memotong hewan, ia gunakan golok itu untuk memotong kedua leher korban sampai terlepas dari tubuhnya.

Lalu ia bawa kepala tersebut ke sebuah jurang yang begitu dalam dan melemparnya ke bawah dengan perasaan puas.

Kini golok yang terkapar itu akan kembali ia gunakan untuk mengiris urat nadinya sendiri.

Kresss
Darah segar mengalir deras dari pergelangan tangannya, tubuh jangkung dengan kulit hitam pekat itu menggelepar, matanya terbuka lebar, perlahan tubuh itu semakin lemah, sampai akhirnya benar-benar tak bergerak.

"Sial! Cerita apa ini? Semua tokoh mati," gerutuku sambil menutup novel yang baru saja kubaca.

Angin berhembus kencang masuk ke dalam kamarku yang jendelanya masih terbuka sedikit.

Tok tok tok.
Suara angin seperti ketukan pintu, berasal dari arah jendela kamar, aku berjalan mendekat mencari tahu suara apa gerangan.

Bayangan putih seperti lewat di depan mata, kubuka hordengnya sedikit, mataku nyaris copot, kakiku lemas, ingin berlari tapi tak bisa, seluruh tubuh gemetar melihat dua sosok tanpa kepala sedang berdiri di hadapanku.

😂😂😂

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang