Inikah yang Terbaik

1.7K 203 37
                                    

'Tangisan dan tawa adalah teman setia di dalam kehidupan, bernaung pada kasih sayang dan cinta yang gelap namun kompleks'

~Lee/Bae Daehwi~

~~~

Daehwi tengah menata makan malam untuk menyambut Jinyoung seperti biasa sebelum semua itu terjadi. Saat ini, ia tengah memakai busana panjang berwarna biru langit, berlengan pendek seperti biasa.
Ia tetap menyiapkan makanan meskipun ia sendiri tidak tau, suaminya itu akan pulang atau tidak.

'ting, tong'

Terdengar suara bel rumahnya dipenceg. Daehwi pun menghentikan aktivitas nya sejenak dan segera membuka pintu rumahnya.  Saat membuka pintu, ia sedikit terkejut mendapati Jinyoung berdiri di depan pintu dengan wajah datar miliknya.

" Jinyoung, kamu pulang sayang. Ayo masuk, kebetulan aku juga baru selesai menata makanan. Yuk, kita makan malam bersama, "

Daehwi menyambut kedatangan Jinyoung, suaminya itu seperti biasa. Seolah tak pernah terjadi apapun di hubungan mereka.

Daehwi menggandeng tangan Jinyoung ke meja makan dan melayaninya.

'Kenapa Daehwi bertindak seolah tak pernah terjadi apapun', batin Jinyoung heran.

Mereka berdua makan malam dalam keheningan. Saat Jinyoung akan beranjak pergi karena sudah selesai makan, Daehwi memberi intruksi agar Jinyoung jangan beranjak pergi dahulu.

"Sayang, ada hal yang sangat penting dan harus kita bicarakan. Duduklah sebentar lagi", kata Daehwi penuh kelembutan.

Jinyoung mengangkat sebelah alisnya, ia pun kembali duduk di tempatnya semula dan terdiam. Ia menunggu Daehwi menjelaskan apa yang dimaksudnya adalah hal yang sangat penting itu.

" A......aku....., uhm..., aku ingin kita bercerai sayang, " ucap Daehwi pelan dan tegas.

Jinyoung terkejut dengan kalimat yang Daehwi ucapkan barusan. Ia tak pernah menyangka wanita yang selama ini memujanya itu. Tiba-tiba kini melepaskannya dengan begitu mudah. Ada sedikit rasa tak suka di dalam hatinya, namun dengan segera Jinyoung menepis jauh-jauh rasa itu dari dalam hatinya.

"Aku yang akan mendaftarkannya ke pengadilan secepatnya, jangan khawatir sayang. Kamu hanya tinggal menunggu surat itu datang ke tangan kamu", lanjut Daehwi tenang.

Ucapan nya sangat berbeda dengan hatinya yang saat ini sakit dan berdarah. Setelah beberapa saat Jinyoung terdiam, Jinyoung tersadar dan sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Baguslah kalau begitu, itu lebih baik?", lirih Jinyoung.

Entahlah, saat ini Jinyoung merasa ada sesuatu yang hilang dari hatinya. Tapi, ia tak terlalu memperdulikannya.

"Ta....tapi, se....sebelum itu. Sa....sayang bolehkah aku minta sesuatu untuk akhir dari semua ini?", pinta Daehwi dengan wajah memelas.

"Apa itu?", tanya Jinyoung dingin dengan wajah datarnya.

"A...aku hanya ingin memelukmu untuk terakhir kalinya, sebentar saja. Boleh kah?",

Hati Daehwi seperti hilang setiap mengucapkan kata demi kata dari mulutnya. Jinyoung terdiam, menimbang-nimbang permintaan Daehwi.

Merasa permintaannya tak akan pernah terkabulkan oleh Jinyoung, pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu. Daehwi pun hendak beranjak pergi.

"Kalau kamu nggak mau juga nggak apa kok. Selamat malam sayang, mimpi yang indah",

Daehwi tersenyum sebelum beranjak berdiri, namun saat akan melangkah pergi. Daehwi terkejut, karena dapat merasakan sebuah lengan kekar melingkar dipinggangnya. Jinyoung memeluknya dari belakang.

My Angel (Jinhwi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang