Kejutan

1.7K 191 13
                                    

'Mencintai demi dicintai itu sifat manusia, tapi mencintai tanpa syarat itu sifat malaikat',


~My Wife My Angel~


~~~


Malam itu sang rembulan memancarkan sinar indahnya, di temani gemerlap bintang di atas langit.

Terlihat Jinyoung yang baru pulang sehabis menemani Jihoon. Ia berjalan memasuki rumahnya yang gelap, lalu ia mencari saklar lampu dan menyalakan lampu ruang tamu.

Betapa terkejutnya Jinyoung. Saat ia melihat dua sosok manusia yang sudah lama tak bertemu. Ia terpaku, jujur dia amat sangat merindukan kedua orang itu.

Ya, dua sosok manusia itu adalah kedua orang tuannya. Tapi Jinyoung merasa ada yang berbeda dari tatapan datar kedua orang tuanya. Terlihat seolah tengah menunggu kepulangannya.

"Aku pulang",

"Kamu baru pulang, nak ?", tanya Luhan dingin.

"I..iya, aku tadi lembur. Jadi aku pulang telat", jawab Jinyoung berbohong.

Padahal kenyataannya, jelas-jelas ia seharian ini menemani Jihoon di rumah sakit.

Mendengar kebohongan yang terlontar dari bibir putranya. Rahang Sehun mengeras. Ia hendak memberi pelajaran kepada anak kurang ajar itu. Tapi tangan lembut Luhan, istrinya mengusap bahunya pelan, menenangkan suasana hati Sehun Baba.

"Kapan baba sama mama datang, kenapa tidak menelfonku jika mau datang ?. Kan jadinya aku akan pulang cepat dan menyambut kedatangan kalian",

"Kami datang siang tadi, sebenarnya niat kami inginnya memberi kejutan. Tapi ternyata justru kami yang mendapat kejutan tak terduga",

Luhan terlihat memasang wajah tenang.

"Kejutan !, Kejutan apa itu?" tanya Jinyoung kebingungan dengan maksud mamanya sembari mengerutkan keningnya.

"Makanlah dulu dan setelah itu istirahatlah. Mama sudah memasak makanan kesukaan kamu", ucap Luhan lembut.

Meskipun sangat marah kepada anak semata wayangnya itu. Luhan juga kasihan melihat wajah kelelahan yang terpancar di wajah anaknya itu.

Sesaat Jinyoung menatap babanya yang sedari tadi hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Jinyoung pun mematuhi ucapan Luhan dan beranjak menuju kamarnya.

Sesampainya di depan kamar, ia membuka pintu kamarnya. Namun, ia tak melihat keberadaan Daehwi.

Ia pun mencari istrinya itu. Namun, ia tak menemukan keberadaan Daehwi di mana pun. Bahkan, ia sudah mengecek kamar mandi dan kamar lain yang biasanya Daehwi tempati jika ia melarang Daehwi masuk kedalam kamar mereka.

Jinyoung semakin di buat gelisah tak tenang. Ia pun memutuskan turun ke bawah dan menemui kedua orang tuanya. Mungkin kedua orang tuanya dimana istrinya itu berada.

~~~

Saat di bawah, Jinyoung melihat kedua orang tuannya masih duduk di sofa. Mereka belum beranjak sesenti pun dengan ekspresi yang sama seolah tengah menantikan moment ini terjadi.


"Baba, mama, kalian melihat dimana istriku ?",

Kedua orang tuanya tersenyum sinis bersamaan dan menatap Jinyoung remeh.

"Hah!, istri kamu bilang, sejak kapan kamu menganggapnya sebagai istrimu ?",

Sehun menanggapi pertanyaan Jinyoung dengan nada sinis. Membuat Jinyoung terdiam, tak berniat membalas ucapan ayahnya. Ia merasakan hal yang tidak baik telah terjadi.

Ia memutuskan berlari ke lantai atas dan berlari menuju kamarnya. Ia mengecek lemari pakaian istrinya, kosong. Tak ada apapun yang tersisa di dalam lemari pakaian istrinya.

Tubuh Jinyoung perlahan merosot ke lantai dadanya terasa sakit. Hanya ada satu pikiran yang ada di dalam kepalanya yaitu dimana istrinya saat ini ?.

~~~

'Waktu terasa melambat saat kau jauh dariku, kini aku bisa merasakan ada yang hilang jika kau tidak berada di dekatku'

~Bae Jinyoung~

~~~

Jinyoung mengusap wajahnya gusar. Ia berfikir pasti baba dan mamanya tahu kemana Daehwi pergi.

Ia memutuskan bergegas turun kembali ke lantai bawah rumahnya. Kembali menemui kedua orang tuanya. Saat sampai di depan kedua orang tuanya, Jinyoung bertanya dengan kesal.

"Baba, mama kemana Daehwi ?",

Melihat kedua orang tuanya hanya diam membisu. Ia kembali mengulangi pertanyaannya dengan lembut. Terdengar nada keputus asaan di dalamnya.

" Baba, mama, aku mohon beri tahu aku dimana Daehwi sekarang",

"Kamu tak perlu mencarinya lagi Jin, bukankah ini yang selama ini kamu inginkan. Daehwi sekarang telah pergi jauh dari mu selama-lamanya",

Sehun berucap dengan nada tenang. Namun, kedua mata elangnya memandang Jinyoung dengan sorot mata tajam.

"Kalian jangan bercanda, Daehwi takkan mungkin pergi meninggalkan aku. Orang yang sangat di cintainya", ucap Jinyoung percaya diri.

Yah, Jinyoung merasa jika kedua orang tuanya sudah tahu semua yang terjadi pada rumah tangganya hancur. Tapi saat ini ia tak perduli, yang ia pikirkan hanya dimana keberadaan istrinya.

"Hah benarkah !, Lalu apa kamu mencintainya ?", tanya Sehun sarkas.

"ah..., a...aku, a...aku, "

Jinyoung terlihat terbata-bata menjawab pertanyaan babanya itu.

Suasana hati Jinyoung saat ini campur aduk antara bingung, frustasi, sedih dan lelah.

"Sebelum pergi, Daehwi menitipkan ini untukmu",

Sehun melempar sebuah amplop coklat ke depan wajah Jinyoung.

"Ayo sayang, lebih baik kita istirahat. Lagi pula, ini sudah larut malam"

Sehun menggandeng lengan Luhan. Pergi meninggalkan Jinyoung yang masih termenung sembari memandang amplop coklat yang ada di depan kakinya.

"Semua yang terjadi adalah kesalahanmu sendiri. Jadi, kau yang harus mengakhirinya nak", ucap Luhan sebelum menutup pintu kamar tamu untuk beristirahat.

Jinyoung berjongkok, ia mengambil amplop coklat itu lalu berjalan lunglai menuju kamarnya.

~~~

To be continue

My Angel (Jinhwi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang