Kemarahan Jinyoung

1.6K 225 26
                                    

Jinyoung baru sampai di pekarangan rumah Jihoon. Ia menyatukan alisnya, heran melihat lampu depan rumah kekasihnya itu dimatikan. Padahal hari mulai petang. Ia pun berjalan menuju pintu rumah Jihoon. Di kunci, tak biasanya Jihoon mengunci rumahnya di jam pulang kerja.

'tok, tok, tok',

Jinyoung mengetuk pintu rumah Jihoon. Tak berselang lama, pintu  terbuka menampilkan Jihoon dengan wajah sembab. Jinyoung khawatir melihatnya.

"Sayang, kamu kenapa, siapa yang menyakitimu?",

Jinyoung hendak memeluk tubuh kekasihnya itu. Namun, ia tersentak saat Jihoon menolak pelukannya.

"Pergilah Jinyoung, istri mu sangat baik. Bagaimana bisa kau tega meninggalkan nya",

Jihoon kembali meneteskan air matanya, menatap Jinyoung sarat akan luka.

"Jadi wanita itu yang membuatmu begini, apa yang dia lakukan, dia menyakitimu",

Jinyoung bertanya dengan sedikit menggeram. Jihoon dapat melihat kilatan amarah di mata Jinyoung.

"Tidak, dia tak menyakitiku. Dia yang tersakiti di sini, bukan aku"

"Apa yang sudah wanita itu katakan, aku akan membalas perbuatannya",

Dengan amarahnya, Jinyoung pergi meninggalkan Jihoon. Jihoon tau dia salah, ia hendak menghentikan Jinyoung. Namun telat, mobil Jinyoung telah pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Ya tuhan, lindungilah Daehwi. Dia tidak bersalah",

~~~

Jinyoung memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Amarahnya semakin besar melihat Daehwi berjalan kearahnya dengan wajah ketakutan.

Jinyoung mencengram kuat lengan Daehwi, membuat wanita itu terpekik kesakitan. Daehwi melihat kilatan amarah di mata Jinyoung.

"APA YANG SUDAH KAMU KATAKAN PADA JIHOON, HAH!",

Teriak Jinyoung sembari menggoyangkan lengan Daehwi cepat dengan cengkraman semakin kuat. Daehwi hanya menangis, ia tau ini akan terjadi.

"GARA-GARA KAU, JIHOON KU MENANGIS. KAU ITU BUKAN SIAPA-SIAPA, JANGAN MENCAMPURI URUSANKU",

Teriak Jinyoung, melepas cengkramannya kasar. Melangkah pergi meninggalkan Daehwi yang terjatuh hingga keningnya terbentur ujung meja. Daehwi menatap nanar kepergian Jinyoung, ia merasakan cairan hangat mengalir dikeningnya. Ia menatap nanar tangannya yang berlumuran darah. Perlahan kesadarannya menghilang.

~~~

Keesokan harinya, Guanlin merutuki gegenya yang seenaknya memintanya mengambilkan barang-barang di rumahnya. Ia memarkirkan mobilnya dipekarang rumah gegenya itu. Keningnya berkerut melihat lampu teras masih hidup.

"Kemana cece Daehwi, tidak biasanya ia lupa mematikan lampu",

Guanlin berucap seraya tetap melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

"Ce, cece Daehwi, Linlin datang",

Guanlin setengah berteriak memanggil Daehwi, cece cantik dan manisnya itu.

Namun nihil, ia tak mendengar jawaban dari Daehwi. Perasaan Guanlin tak enak hingga netranya membola melihat Daehwi terbaring dengan wajah memucat dibawah meja ruang tamu.

My Angel (Jinhwi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang