Menghilang

1.8K 184 19
                                        

~~~

'Aku takkan pernah melepaskanmu, kinu aku sadar jika aku sebenarnya sangat mencintaimu. Ku mohon kembalilah, akan aku tebus semua kesalahanku,'

~Bae Jinyoung~

~~~

Jinyoung melangkah lunglai menaiki tangga. Menuju kamarnya dengan membawa amplop tebal yang Daehwi berikan kepadanya.

Sesampainya di dalam kamar. Jinyoung segera menutup pintu kamarnya. Ia terduduk di balik pintu.

Perlahan, Jinyoung membuka amplop coklat tebal itu. Ia menggambil isi amplop itu dan mendapatkan 2 foto buram, 1 surat berlogo rumah sakit dan sebuah map hijau.

Pertama Jinyoung melihat 2 foto buram, karena kurang jelas. Ia pun mengarahkan foto itu ke arah lampu dan melihat gambar janin di sana. Foto pertama 4 minggu dan foto kedua 6 minggu.

Jinyoung mengeryitkan keningnya, heran. Ia pun membuka surat berlogo rumah sakit.

Jinyoung membulatkan matanya, terkejut mungkin. Ketika melihat tulisan bahwa Bae Daehwi positif hamil. Ia juga menemukan beberapa keterangan lain tentang hasil pemeriksaan kehamilan Daehwi selama beberapa minggu.

'Daehwi, dia, dia, mengandung darah dagingku ?', batin Jinyoung.

Tubuhnya menegang, dadanya terasa sesak. Ia merasa kesulitan bernafas.

'aku, aku akan menjadi seorang ayah',

Jinyoung bahagia. Ia merasakan ada perasaan menghangat di hatinya.

Namun, hatinya merasakan perasaan aneh saat melihat map hijau yang belum ia buka. Ia pun segera membuka map berwarna hijau.

Jinyoung melototkan matanya sempurna. Ketika membaca barisan kalimat di map itu.

Ternyata di dalam map itu berisi surat perceraian antara dirinya dengan Daehwi. Jinyoung segera menyobek surat perceraian itu menjadi dua. Ia membuangnya sembarangan.

'Demi tuhan, sampai kapanpun juga aku takkan menceraikan mu bahkan melepaskan mu, Bae Daehwi', batin Jinyoung marah.

Ia mengambil mantelnya dan bergegas mengambil kunci mobil. Jinyoung berniat mencari keberadaan Daehwi detik itu juga.

~~~

Keesokan harinya, mentari pagi bersinar sangat terik. Terlihat seorang pria tampan berkemeja abu-abu tengah menanti kepulangan seseorang dengan gelisah di depan sebuah rumah mewah.

Yah, pagi-pagi sekali paman dan bibinya menelponnya, menitipkan Jinyoung padanya. Pasti kalian tau siapa pria itu.

Benar, dia Guanlin.

Guanlin memijit pelipisnya lembut. Ia tahu masalah yang sangat besar tengah di hadapi sepupunya itu. Tapi semuanya akan bertambah rumit setelah kedua orang tuanya ambil tangan dan ikut campur dalam masalah Jinyoung. Karena pada kenyataannya kedua orang tua gegenya itu lebih menyayangi menantunya ketimbang anaknya sendiri.

Terbukti, setelah kejadian tadi malam. Kedua orang tua Jinyoung pagi-pagi sekali sudah pergi melanjutkan perjalanan binisnya keluar negeri.

Kegelisahan di wajah tampanya menghilang ketika melihat mobil berhenti di pekarangan rumah mewah itu. Terlihat Jinyoung keluar dari dalam mobil itu. Guanlin langsung menghampiri sepupunya itu.

"Darimana saja kau, astaga !",

Guanlin terkejut.

Bagaimana tidak terkejut, ia melihat kondisi Jinyoung yang sangat memperihatinkan. Penampilan yang berantakan, matanya sayu, lingkaran hitam mengelilingi mata elangnya, rambut acak-acakan dan baju yang sama seperti yang Jinyoung pakai kemarin saat menemani Jihoon di rumah sakit.

Jinyoung tak memperdulikan sepupunya itu, ia sudah kelelahan saat ini. Ia segera masuk kedalam rumahnya dengan lemas. Terduduk di sofa ruang tamu diikuti Guanlin di belakangnya yang juga ikut duduk di sebelah Jinyoung.

Keheningan menyelimuti dua pria tampan itu, menunggu ada yang memulai pembicaraan.

"Lin, a.....a aku...., aku mencarinya kemana-mana dan tak menemukan keberadaannya", Jinyoung berucap memecah keheningan.

"Jadi, semalaman kau mencarinya seperti orang gila ?", tanya Guanlin cemas.

"A.....a aku ingin melihatnya, Lin", jelas Jinyoung lirih.

Bahkan ia sudah bertamu ke rumah Hyungseob tengah malam hanya untuk menanyakan keberadaan Daehwi. Ia bahkan sampai berlutut di hadapan Hyungseob dan Woojin. Tapi mereka berdua bersumpah tidak tahu dimana Daehwi saat itu.

"Pasti baba dan mama tahu dimana Daehwi saat ini, aku yakin mereka juga lah  yang menyembunyikan Daehwi",

"Tapi yang aku tahu, mereka tidak memberi tahu keberadaan Daehwi pada siapapun",

" Yah, aku tahu itu Lin. Mereka terlalu kecewa kepadaku, lalu apa yang saat ini harus kulakukan ?" tanya Jinyoung dengan pandangan kosong mengarah kedepan.

"Aku bingung harus berkata apa. Aku sudah memperingatkan gege sejak awal. Tapi, gege hanya menganggap angin lalu semua peringatan yang aku berikan",

Jinyoung terdiam, ia tau letak kesalahannya selama ini.

Ya, Jinyoung merutuki kebodohannya itu.

"Tapi ada hal yang harus gege selesaikan terlebih dahulu",

Jinyoung menatap bingung ke arah Guanlin.

"Apa itu ?",

Guanlin menatap serius kearah Jinyoung.

"Gege harus memberitahu semua kebenaran kepada Jihoon.  Jangan memberinya harapan palsu yang takkan bisa kau penuhi",

Guanlin menepuk bahu Jinyoung pelan.

"Jihoon, astaga !, Aku sampai melupakan nya, ayo kita ke rumah sakit, "

Jinyoung terkejut dan langsung berdiri.

"Iya aku tahu, tapi makanlah terlebih dahulu. Aku pastikan gege belum makan apapun dari semalam bukan ?, Dan lihatlah penampilanmu ge. Gege harus mandi dan mengganti pakaian itu", ucap Guanlin tegas.

"Memangnya kenapa dengan penampilanku ?",

Jinyoung melihat penampilannya, ia rasa tidak ada yang salah.

"What....!!, Tak sadar kah dengan penampilan gege saat ini ?, Kau terlihat sangat mengerikan, bau, dan jelek. Bahkan jika ada yang melihat keasaan gege saat ini. Tidak ada yang menyadari kalau gege itu Bae Jinyoung, CEO perusahaan Bae Company yang tampan nan menawan", ucap Guanlin dengan nada mengejek.

Ia tersenyum penuh kemenangan saat melihat Jinyoung mengerucutkan bibirnya kesal sembari melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Guanlin memandang iba kepada sepupunya itu.

'Kenapa setelah kejadiaan seperti ini kau belum menyadari jika kau mencintainya Jinyoung ge',

Guanlin menggelengkan kepalanya heran.

~~~

To be continue

My Angel (Jinhwi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang