Taeyong terbangun dari tidurnya saat ia mendengar suara petikan gitar yang cukup merdu. Ia berjalan keluar dari kamar dan mencari sumber bunyi gitar tersebut. Langkahnya berhenti tepat di depan kamar Mark, perlahan Taeyong membuka pintu kamar Mark dan melihat adiknya itu tengah duduk di balkon kamarnya sendirian.
"Belum tidur Mark?" tanya Taeyong berjalan dan mendekati Mark
Mark terjingkat pelan dan menggelengkan kepalanya. Taeyong mengambil duduk tepat di kursi kosong yang ada di samping Mark.
"Kenapa jam segini belum tidur?" Tanya Taeyong lagi
"Gak bisa tidur" jawab Mark dengan singkat dan menaruh gitarnya di samping meja
Taeyong yang mengamati gerak gerik Mark terlihat memikirkan sesuatu, wajah adiknya itu terlihat sedikit frustasi dan lelah.
"Lagi ada masalah?"
Helaan nafas lelah dari Mark dan juga anggukan pelannya menjawab pertanyaan Taeyong barusan.
"Gue putus"
Taeyong membulatkan matanya kaget "kenapa putus? Cewek lu main lagi?" ujar Taeyong yang lagi lagi dijawab anggukan oleh Mark
"Gue kesel kenapa gue gak percaya sama temen temen gue, sekarang pas gue udah tau gue lebih nyesel. Dia main sama cowok lain, gue gak tau salah gue apa. Apa yang selama ini gue lakuin ke dia itu kurang?" ujar Mark mengusap kasar wajahnya
Taeyong menepuk pelan pundak Mark, berusaha memberi kekuatan kepada adiknya itu. Ia juga pernah mengalami hal yang sama seperti Mark, mungkin ia bisa memberikan sedikit pencerahan kepada Mark. Kalau dilihat lihat Mark sepertinya benar benar kecewa dengan orang yang sudah bertahan dengannya selama setahun.
"Sabarin aja Mark, lu udah putus sama dia. Lalu jalan apalagi kalau gak move on. Jangan coba coba buat balikan sama mantan lo, karena pasti semua udah gak sama kaya waktu kalian pacaran pas pertama kalinya sebelum ada keretakan"
"Lagipula lo harusnya bersyukur lo lihat sendiri kelakuan cewek lo. Sebelum lo semakin jauh sama dia mending sekarang belajar ngelupain"
Mark tersenyum tipis mendengar ucapan Taeyong barusan "Move on gak segampang ngebalik telapak tangan"
"Ya emang susah, tapi kalau lo udah niat juga pasti bakal kelaksana. Asal lo harus inget aja jangan sampai terkecoh sama keadaan, lo boleh ketemu sama dia tapi jangan sampai lo jatuh kelubang yang sama. Jangan sampai lo terlena sama ucapan ucapan bulshitnya, inget lo pernah disakitin sama dia"
"Satu lagi yang lo harus tau. Move on itu bukan ngelupain orangnya, tapi lupain kenangannya" ujar Taeyong sembari menatap langit malam yang cerah.
Mendadak suasana menjadi sedikit canggung, mungkin Mark belum bisa mencerna semua ucapan Taeyong. Karena ini adalah pengalaman pertamanya patah hati, sebelumnya ia bahkan tidak mengenal apa itu cinta. Yang ia tau hanya sebatas rasa suka tidak lebih. Tapi sekarang ia paham apa itu cinta dan bagaimana rasanya jatuh karena cinta.
"Tidur sana udah malem lo besok sekolah" ujar Taeyong menepuk pelan bahu Mark dan berjalan keluar meninggalkan Mark yang masih bingung dengan perasannya.
Mark menghela nafas kesal "kenapa seribet ini"
**
Safira terbangun dari tidurnya saat mendengar alarm yang berbunyi nyaring di kamarnya. Ia melirik jam kecil yang ada di nakas sebelah meja dan perlan bangkit dari posisi tidurnya yang nyaman.
Langkah kakinya berjalan menuju kamar mandi, apalagi yang dilakukannya selain mandi, sholat dan bersiap untuk sekolah. Hari ini adalah hari dimana sekolah akan mengadakan demo ekstrakulikuler, yang jelas ia akan melihat semua ekskul yang ada di sekolah barunya. Dan mungkin ia akan memilih satu di antara banyaknya ekskul yang ada di SMA Sebangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionKita dekat tapi aku merasa kita jauh Kita pacaran tapi aku merasa jika kita hanya teman