"gimana? Mau coba gak?" tanya Kevin menyodorkan sepuntung rokok pada Brayn dan diangguki olehnya sembari mengambilnya dari tangan Kevin dan berdecak.
"mungkin setelah cobain ini gue merasa lebih baik"ucap Brayn lalu pergi sembari menghisap ujung rokok yang mengepulkan asap keudara.
Sekarang Brayn berada diluar sekolah dengan pakaian yang sudah lecek dan lengan yang digulung sembari menghisap rokok. Itulah yang setiap hari dilakukan olehnya tapi tidak dengan merokok. Entah kenapa dia ingin sekali mencobanya untuk pertama kalinya atau seterusnya.
Tapi dengan penampilan yang seperti preman itu, tidak melunturkan kata most sekolah yang digelarkan padanya saat baru masuk di SMA Sinar Bakti yang terkenal dengan orang orang ber karakter tapi tidak dengannya. Kenapa begitu? Author saja tidak tau.
Masalah yang selalu datang padanya sering kali merasa resah karena sikap sangar yang dimilikinya membuat musuh musuhnya selalu mengalah dan mengakhiri pertengkaran yang mereka alami dengan bryn.
BRAK!
"Anjing!! "umpatnya saat bertabrakan dengan seorang perempuan dengan tumpukan buku yang sudah berserakan dimana mana membuat Brayn mengerutkan dahinya saat melihat perempuan itu cepat cepat membereskan buku bukunya lalu berlindung dibelakang Brayn dengan nafas yang tidak teratur.
Brayn diam sembari mengikuti arah pandangan perempuan itu dan terlihat dua laki laki yang sedang memegang dua benda yang sedari tadi perempuan itu takuti.sapu?ia takut sapu? Konyol!.
"loh liat cewek lewat gak tadi? "tanya salah satu dari mereka sembari nepukan sapu itu ketangannya sembari melirik kesamping siapa tau tiba tiba ada perempuan yang ia cari. Tapi tidak ada
" dibelakang gue"jawab Brayn membuat dua laki laki tadi melihat kebelakangnya sembari tersenyum.
"sini loh! "titahnya menarik tangan perempuan itu lalu mendorongnya membuat perempuan itu meringis pelan.
" maaf kak, tadi gak sengaja"ucap Nayla pelan dan bangkit karena ia sempat jatuh karena didorong oleh dua laki didepannya ini.
"maaf maaf! Ganti rugi loh " ucapnya pada nayla. Bukannya tidak mau membayar tapi kadang kalanya uangnya tidak cukup untuk sekedar membeli makan dikantin karena separuhnya ia tabung ditasnya.bagaimana ini?" batinnya
Brayn yang melihat itupun berniat ingin pergi tapi berhenti saat perempuan tadi memanggilnya dengan telapak tangan yang saling menaut pertanda sedang memohon.
"kak, bantuin aku"ucap Nayla tak henti hentinya memohon pada Brayn.pasalnya hanya Brayn lah yang melihat kejadian ini dan dialah satu satunya yang bisa menolong Nayla saat ini.
"siapa loh?! "tanya Brayn mengerutkan dahinya dan melempar puntung rokok yang sudah diujung pertanda sudah mau habis karena sempat melihat perdebatan antara perempuan yang tidak dia ketauhi namanya dan dua laki laki seperti triplek itu.
" e-em nama aku Nayla " jawabnya merentangkan tangannya kearah Brayn sembari tersenyum kiku. Tapi tidak ada tanda tanda Brayn membalas uluran tangannya membuat Nayla menghela nafas pelan dan berbalik menatap dua laki laki yang sedang menunggu jawabannya.
Saya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya.
" ikut kami"jawabnya menarik tangan Nayla dengan sekuat tenaga membuat Nayla kembali meringis diselimuti rasa takut. Bagaimana jika mereka.....ahh sudah lah!! "batin nayla pasrah.
"Lepas"mendengar suara dari arah belakangnya dan terdapat Brayn disana. dua laki laki itu melonggarkan genggamannya pada tangan nayla langsung menghampiri Brayn tapi tidak lepas dari tangan Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
YEN-NAY✔️
Teen FictionSaya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya. "...