Nayla menganguk pasrah lalu menyelipkan anak rambut kecela telinganya. Tapi tidak bisa ia pungkiri.sekarang dirinya dan Brayn sudah begitu dekat. Mempermudah Nayla untuk tau bagaimana keseharian laki laki itu untuk tugas diarynya.
Nayla menyukai tulis menulis. Sejak kecil ia sudah diajarkan untuk membuat berbagai macam bentuk tulisan atau mengarang cerita. Tapi hobi itu tumbuh saat Brayn datang kedalam jalan hidupnya.
"sekarang kak Brayn mau kemana? "
" menurut loh? "
" bolos? "
Jangankan menganguk Brayn malah meninggalkan Nayla yang sedang menggerutu pelan. Selalu saja seperti itu.
Nayla mengejar Brayn agar bisa menyamai langkah laki laki itu. Kaki Brayn begitu panjang sehingga memperlambat Nayla mengejar.
" jangan bolos kak Brayn. Kalo tiba tiba pak bowo lewat gimana? Bukan kakak yang diceramahin tapi aku juga"brayn berdecak lalu melempar botol aqua yang sudah habis.
"bentar doang. Lagian ya.. Dua mata pelajaran pertama gak bakal buat loh rugi. Loh punya temen kan? Buat apa punya temen kalo gak loh pergunain buat nanya materi? "benar apa yang dikatakan Brayn. Ck ck pada minda? Hancur sudah.
" loh pengen tetep berdiri? "nayla langsung mengerjap dan duduk disebelah Brayn. Nayla mengingat saat pertama kali ia dan Brayn bertemu ditangga ini karena insiden lalu.
Brayn melirik Nayla yang sedang melamun dengan lengkungan yang tercetak dibibirnya. Brayn mengediikan bahunya lalu mengambil tas Nayla dari punggung perempuan itu. Hal itu sontak membuat Nayla menoleh dan mengernyit saat Brayn membuka tasnya lalu mengambil ralat menyobek kertas dari buku tulis Nayla dan mengambil spidol hitam ditempat pensilnya.tak lupa alas untuk menulis. Mau apa? "batin nayla
" mau ngapain? Kok bukunya dirobek? Kan sayang"ujar Nayla. Brayn tetap menulis tanpa mendengarkan perkataan Nayla.
Brayn berdehem dengan tangan yang berada didepan bibirnya. Laki laki mulai berbicara. "peraturan buat asisten pribadi brayn" nayla semakin bingung dibuat Brayn. Tapi Nayla tetap ingin mendengar lanjutannya.
"Nayla Lakana " lanjut Brayn. Brayn mengetuk ngetuk pensil yang ia gunakan untuk menulis pada pelipisnya pelan. Sekarang permainannya sangat seru.
" Peraturan pertama. Setiap tugas yang tidak Brayn mengerti ataupun malas untuk ia kerjakan akan diselesaikan oleh Nayla lakana" nayla yang sibuk mendengar penuturan Brayn langsung terbelalak.apa?!"batin nayla
"semua? Gak bisa lah kak. Aku juga punya tugas lebih banyak dari kak brayn jadi harus adil. Kak brayn ngerjain aku bantuin. Oke? "perempuan itu menyatukan jari jempol dan jari telunjuk seperti lingkaran lalu diarahkan kematanya dan melihat Brayn yang sedang menatapnya tajam.
" dengerin gue ngomong " ucap Brayn lalu kembali pada kertas yang ia pegang.
" Peraturan kedua"
Nayla kembali melotot.sebanyak apa Brayn memberi peraturan kepadanya?.
"kak-" ucap Nayla terpotong saat Brayn kembali menatapnya tajam.
"setiap hari atau kapanpun itu, Nayla lakana harus membangunkan Brayn bangun untuk sekolah. Tidak ada penolakan"ucap Brayn saat melihat Nayla kembali ingin berbicara.
Brayn tersenyum puas lalu kembali melanjutkan ucapnya. " yang terakhir, setiap hari atau kapanpun itu Nayla lakana harus bersama Brayn dimanapun Brayn berada"
Tidak bisa dibiarkan. Dimanapun? Brayn gila! Termasuk dikamar mandi?.
"Kak! Aku minta maaf kalo aku ada salah sama kakak. Tapi tolong jangan buat peraturan yang gak sama sekali aku ngerti. Bahkan aku gak mau ngelakuin itu "nayla menyentuh dasi milik Brayn lalu menariknya paksa membuat Brayn kesusahan bernafas dan bergerak. Brayn melepas tangan Nayla lalu kembali tersenyum." udah terlanjur,sebagai manusia yang terdidik kita harus bisa menyelesaikan sesuatu apa pun itu sampai selesai. Tidak tanggung menanggung"brayn menarik pergelangan tangan Nayla untuk mengikutinya berdiri dan pergi dari sana. Brayn melepas cekalannya dan membiarkan Nayla mengikutinya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YEN-NAY✔️
Teen FictionSaya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya. "...