Nayla meringis memegang kepalanya. "pak bowo udah nungguin kak Brayn dari tadi,marah marah sama aku karena kak Brayn belum juga dateng dan akhirnya dia pergi cari kak brayn" Brayn melirik sekilas lalu melentikkan jari jari tangannya kearah Nayla. Apa maksudnya?
Brayn kesal pada Nayla sekarang.
"iya hari ini"
"buruan buka hal-"
"bukan sekarang"sergah Brayn cepat mengelap keringatnya menggunakan lengan bajunya lalu menelan saliva dan mengatur nafas.
"kapan lagi? Besok? Aku latihan musik. Lusa? Ada kondangan di sebelah rumah. Jadi gak punya waktu buat ngajarin kak Brayn lagi"nayla memutar pulpen yang ada ditangannya berulang ulang menatap Brayn yang tidak kunjung menjawab penjelasannya.
"gue cium diem loh! "gumam Brayn pelan. Nayla sangat menguras tenaganya saat ini. Brayn yang tidak ingin berbicara akhirnya memilih membuka suara dengan pusing yang menjalar dikepalanya sehabis mengelilingi lapangan dua puluh putaran. Kalau bukan Brayn mungkin orang itu sudah mati sekarang. Buktinya Brayn masih hidup setelah mengelilingi lapangan dua puluh putaran. Braynmylope
"gue gak bisa sekarang. Gue capek pengen tidur"
Nayla ingin membuka suara tapi Brayn kembali berbicara.
"gue tunggu dirumah gue nanti sore"brayn tidur dengan lipatan kedua tangannya yang menjadi tumpuan kepala besarnya.
Nayla melihat nafas Brayn yang tidak teratur dari punggung laki laki itu.
"kak " panggil nayla
" kak! "Brayn menatap Nayla kesal. Setidaknya jangan mengganggu saat ia sedang tidur. Ah!
Brayn membuang muka ke arah lain untuk menetralkan emosinya karna Nayla.
" minum dulu kak. Pasti haus kan? "nayla menyodorkan botol tuperware biru yang selalu jadi botol sangunya saat disekolah.
Tanpa ba-bi-bu lagi Brayn langsung meneguknya hingga tersisa setengah dari botol itu. Ia sangat sangat haus saat itu. Nayla cenayang?.
" gak dihabisin? "nayla mengerutkan dahinya sedikit saat melihat Brayn menggeleng
Brayn bangkit dari duduknya lalu menyandang tasnya sebelah dan melangkah meninggalkan Nayla tanpa Sepatah katapun.
Tapi ada yang ingin Nayla tanyakan soal. "gue tunggu dirumah gue nanti sore" nayla bahkan tidak tau rumah Brayn dimana. Nayla bodoh! Sudah satu tahun menjadi pengagum laki laki itu tapi tidak sedikitpun tau asal usulnya.
***
"Brayn! "laki laki itu berdecak. Kenapa semua orang selalu memanggilnya dengan cara berteriak. Tidak bisakah berbicara sehalus mungkin padanya sekarang." guru sialan! "gumam Brayn menghampiri gurunya disebrang sana." kenapa pak? Bapak panggil saya cuma mau bilang kamu abis dari mana. Iya kan? Brayn menghindar saat gurunya itu ingin menarik telinganya. Brayn ahli jika seperti ini.
"abis dari mana kamu? Bukannya belajar, malah keluyuran. Kamu bolos kan? Bapak cariin kamu gak ada"bapak itu memberikan selembar kertas yang berisi soal soal beserta jawaban.
"bapak jangan sok tau saya bolos. Buktinya mana? Toh saya dari tadi disekolah gak kemana mana sama temen temen saya"brayn melihat lembar soal ditangannya dengan kening yang berkerut lalu menyodorkan kembali kepada pak bowo.
"bukan punya saya pak"pak bowo menatap Brayn tajam.
"saya belum selesai berbicara Brayn! Saya tau itu bukan punya kamu. Tapi tolong kasih itu sama pemiliknya. Siapa itu tulisannya"tunjuk pak bowo pada identitas dipojok kiri atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
YEN-NAY✔️
Teen FictionSaya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya. "...