Nayla sedang berada dipersimpangan jalan pasar ciperek sekarang. Ia sedang mengingat apa yang dikatakan bias tentang jalan rumah Brayn. Nayla menganguk lalu menunjuk kearah kanan pada pak supir.
Tepat dipinggir jalan nayla berhenti lalu turun dari taksi dan menyodorkan dua lembar uang bernominal lima puluh dan tiga puluh ribu pada pak supir.
"makasi pak"
"sama sama dek"jawab pak sopir menutup kaca mobilnya dan melaju.
Disini Nayla sekarang. Dihadapannya ada sebuah rumah berwarna putih dua tingkat lalu terdapat taman disamping rumahnya. Halamannya lumayan luas dan sepertinya bisa ditambahkan satu kolam renang. Kenapa nayla yang mengatur?.
Perempuan itu berjalan melihat sekelilingnya itu. Terdapat dua pohon buah mangga menjulang tinggi membuat suasana semakin sejuk.nayla tidak habis pikir bagaimana Brayn tinggal disini. Bisa dipastikan laki laki itu tidak ingin pergi dan meninggalkan rumahnya.
Tok tok tok..
Tidak ada sautan dari dalam membuat Nayla kembali mengetuknya dengan bunyi yang lebih kuat dari sebelumnya.
"bentar! "suara dari dalam sontak membuat Nayla berhenti mengetuk lalu membenarkan letak tasnya.
CKLEK
" eh? Perempuan rupanya. Ayo masuk, mau cari Brayn kan? Dia udah nitip tadi sama saya buat bilang sama kamu naik aja katanya"nayla mengernyit lalu tersenyum kiku.
"yaudah masuk dulu yuk"ujarnya menarik tangan Nayla pelan lalu menyuruhnya duduk sebentar dan mengambilnya minum.
"tante cuma ada air putih. Sirupnya udah abis" nayla hanya menganguk lalu meneguk air putih sampai habis. Ia memang sedang haus tadi.
"makasi tante. Saya memang haus tadi. Jadi saya habisin " nayla terkekeh malu. Ia tidak tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan mamanya Brayn sekarang.
" alah gak papa. Gak rugi kalo kamu habisin"perempuan itu tersenyum. Senyumnya terlihat tulus sekarang.
"pacar Brayn yah? Brayn belum pernah bawa cewek selain nabila kesini"nayla tertelan salivanya sendiri. Nabila?ah nama nabila disini bukan hanya satu.
"saya cuma mau ngajarin kak Brayn pelajaran fisika doang kok tante. Itung itu membagi ilmu sama kak Brayn. Ini juga perintah pak bowo"
"Brayn doang? Nilai Brayn kecil atau gimana? "tanya sinta penasaran.
" katanya nilai kak Brayn kecil. Pak bowo pusing buat kasih nilai yang cocok buat rapot kak Brayn. Jadi saya disuruh buat jadi tutornya kak Brayn sementara"nayla mengatur nafasnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa mamanya Brayn begitu ramah tidak seperti anaknya.
Sinta mangut mangut lalu kembali menatap Nayla intens. "jadi bukan pacar Brayn?"
Nayla menggeleng pelan.
"yaudah naik aja. Brayn lagi diatas baru pulang sekolah " nayla menganguk. Pulang sekolah? Bukannya sekolah sudah sepi dari dua jam yang lalu. Nayla tau Brayn menghabiskan waktu bolosnya entah kemana.
Nayla berjalan keatas lalu menoleh kebawah sebentar saat melihat mamanya Brayn tersenyum dan menyuruh Nayla masuk.
Nayla membuka pintu kamar Brayn. Nayla sempat terkejut saat melihat Brayn tidur sembari memegang handphone ditangannya. Nayla terkikik geli melihat laki laki itu tidur. Brayn pernah masuk kedalam kamar Nayla dan sekarang Nayla yang masuk kedalam kamar milik Brayn ini.
Nayla sempat meneliti nuansa kamar laki laki itu. Brayn suka warna biru? "gumam Nayla pelan. 9
Perempuan itu tersenyum. Brayn memang jodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YEN-NAY✔️
Teen FictionSaya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya. "...