Hari ini entah mengapa Brayn tidak berniat untuk merokok ataupun mengunjungi warung Kevin. Karena sekarang ia berada dirumahnya dengan pakaian yang sudah berubah dengan kaos polos putih dan celana jins pendek membuat ia terlihat lebih tinggi dari biasanya.
"Brayn! "teriakan itu sontak membuat Brayn langsung berlari menuju kamarnya lalu menutup pintu.
" gawat! "
" Brayn! Papa tau kamu dikamar. Keluar! "Brayn meneguk air ludahnya sendiri sembari membuka pintu perlahan dan terlihat lah seorang laki laki dengan jas yang menempel ditubuhnya yang tidak tertinggal wangi kekejamannya. Itulah yang Brayn takuti
" kenapa pah? "tanya Brayn seolah olah tidak terjadi apa apa bahkan wajahnya tampak tidak takut sedikitpun.
" mobil papa kamu apain?! "
" yang mana? "Ardi mendegus kasar menatap tajam kearah anaknya ini.
" lecet samping kiri samping kanan! Kamu apain? Buat balapan? Dasar kamu! "
" enggak pah"
Brayn yang berniat pergi terhenti saat Ardi memanggilnya lagi dengan nada yang lebih tinggi membuatnya menoleh sembari berdecak pelan
"mau kemana?! "
" mau liat mobilnya. Siapa tau Brayn bisa benerin"ucapnya tanpa mendengarkan perkataan Ardi selanjutnya dan berjalan keluar.
"buset.perasaan tadi gak gini deh " gumam Brayn menggaruk Garuk kepalanya yang tidak gatal melainkan bingung dengan mobil papahnya ini.
" bisa? "Ardi tersenyum menjengkelkan.
" bisalah"
"yaudah. Buatin sekarang, papa mau kekantor ada meeting.kalo sampe lima belas menit gak kelar kamu yang bakal papa benerin otaknya "Brayn berdecak sembari memegang goresan di bibir mobil yang lumayan cukup parah tapi ia langsung menjawab seolah olah pasti bisa melakukannya.
Pertolongan!
Brayn merogoh saku celananya yang terdapat rokok tapi bukan itu yang ia ingin kan melainkan handphone.
Brayn langsung berjalan masuk kedalaman rumah dan mengambil handphone yang tertinggal dikamarnya lalu kembali keluar rumah dan mencari nama seseorang.
Bias.
"Halo bro!! Tumben nelpon gue. Kangen nih ceritanya? "
" kerumah gue sekarang! "ucap Brayn tanpa nada sedikitpun.
" ngapain? Mau dugem? "Brayn berdecak kesal. Apa susahnya ia langsung pergi tanpa banyak tanya seperti ini.
" mau ketemu cewek"
"hah?! Gila loh gak ngajak ngajak gue. Tungguin gue OTW! "Brayn terkekeh,cara cepat untuk memanggil teman temannya itu dengan kata" cewek".
"buruan! "
" sipp aelah"sambungan telepon terputus pertanda bias sedang berjalan menuju rumahnya.
Belum sampai sepuluh menit bias sampai dengan pakaian yang menurut Brayn lumayan keren lalu turun dengan helm yang sudah dibukanya.
"yok! "serunya membenarkan rambutnya yang diterpa angin.
" kemana? "tanya Brayn menghampiri bias yang sedang mrngernyit bingung.
" ketemu cewek lah! Tapi kenapa loh gak ganti baju? Mentang mentang tampang meyakinkan jadi gak perlu cek cok sana sini. Songong loh"timpal bias berjalan kearah Brayn sembari berkaca pinggang melihat Brayn hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YEN-NAY✔️
Teen FictionSaya gak punya uang kak, jadi apa yang bisa saya bantu biar bisa ganti rugi? "tanya Nayla melirik kearah Brayn lalu kembali menatap kedepan dimana dua laki laki yang tidak sama sekali Nayla kenal sedang berfikir lalu tersenyum penuh tanda tanya. "...