Kanafe🔪10

11 4 5
                                    

Mereka tidak tahu mengapa mereka dikumpulkan di lapangan indoor, setahu mereka tadi waktu upacara sudah diumumkan ke seluruh sekolah kalau GHS kemarin meraih dua piala sekaligus di ajang Turnamen basket dan cheerleader se-Jakarta.

Pak Sarif selaku pembina basket juga Bu Riris selaku pembina cheerleader diikuti para senior dari kedua ekskul tersebut memasuki area lapangan indoor. Mereka yang ada di sana tambah mengernyitkan kening mereka. Atau mungkin mereka akan ditraktir atas kemenangan mereka? Seperti semangkuk bakso Bu Sumi? Atau siomay Pak Dadang? Hmm segelas es Mas Bejo? Entahlah. Mereka hanya duduk serapi mungkin, berharap mereka akan ditraktir.

Kemudian Pak Sarif membuka suara terlebih dahulu, "Selamat pagi anak-anak Bapak yang sangat membanggakan! Ada yang tahu kenapa saat ini kalian dikumpulkan disini?"

Kompak mereka menjawab, "Selamat pagi. Tidak, Pak!" Pak Sarif tersenyum dan melanjutkan ucapannya.

"Hari ini, Bapak mengumpulkan kalian disini untuk memberitahu kalian sebuah kabar bahagia." Mereka semakin dibuat penasaran, tapi sepertinya dugaan mereka tentang traktiran itu akan menjadi kenyataan. Bayang-bayang jajanan kantin sontak menghantui pikiran mereka.

"Berhubung kemarin kalian sudah sangat membanggakan sekolah, jadi pihak sekolah sepakat untuk memberi kalian hadiah. Kalian tahu apa hadiahnya?" Tanya Pak Sarif. Kemudian munculah celetuk-celetukan dari bibir mereka, sekadar untuk menebak.

"BAKSO BU SUMI!"

"TEKWAN MAS YES!"

"MAS NO, GOBLOK!"

"WOI BAHASA JAGA DONG!"

"TAU NTAR GAK JADI DITRAKTIR!"

"TIKET KONSER BOYBAND KPOP!"

"NDASMU, BANGKRUT SEKOLAH!"

"YA, BUAT GUE DOANG!"

"HILIH, PLASTIK JINGKRAK-JINGKRAK NGAPAIN DITONTON?!"

"WOI, PULANG LEWAT MANA LO?!"

"GORONG-GORONG, NAPA LO?!"

"PANTES KUMEL, BAHAHAH!"

"Sudah-sudah, tebakan kalian salah semua. Apalagi tiket konser, istri saya nangis-nangis sama saya saja nggak saya belikan." Ucap Pak Sarif.

"Jadi, besok kalian akan berlibur ke Puncak selama satu hari satu malam. Di sana kalian nggak sekadar berlibur, kakak kelas kalian sudah menyiapkan konsep berlibur untuk kalian yang nggak akan kalian lupakan." Lanjut Pak Sarif.

Seketika suasana menjadi riuh. Antusias mereka kembali hadir. Mereka tidak sabar akan hal itu. Liburan di saat yang lain sedang belajar, sungguh menyenangkan. GHS memang salah satu sekolah yang berani mengeluarkan dana. Ya, memang bayaran sekolah mereka tidak bisa dibilang murah. Selain itu juga, cukup banyak donatur yang bekerja sama dengan sekolah mereka. Tak jarang para wali murid berlomba-lomba untuk menjadi donatur dengan donasi terbanyak. Maka dari itu fasilitasnya tidak diragukan lagi.

"Selanjutnya akan dijelaskan oleh kakak kelas kalian, karena Bapak sama Ibu ada urusan lain. Sekali lagi Bapak ucapkan trimakasih."

Setelah itu, mikrofon berpindah tangan menjadi Rose yang memegang.

"Gue ngomong nggak formal aja ya?" Tanya Rose sebelumnya, yang lain hanya mengangguk.

"Kaya yang dibilang Pak Sarif tadi, besok kita akan pergi tour ke daerah Puncak, Bogor. Nah, jam 5 shubuh pokoknya kalian udah harus di sekolah, antisipasi takut macet. Nggak cuma liburan, di sana nanti akan ada banyak kejutan yang nggak akan bisa kalian lupain. Jadi, semuanya bisa ikutan kan?" Tanya Rose.

Kanafe [BOOK 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang