Gara menghempaskan tubuhnya di sofa. Perjalanan yang cukup melelahkan. Rasanya ia ingin berendam air hangat setelah ini, membiarkan tubuhnya rileks sejenak. Laki-laki itu teringat sesuatu, kemudian meraih ponselnya.
Membuka aplikasi pesan dan matanya langsung tertuju pada satu nama kontak yang berada paling atas; Athena.
Sudah beberapa pesan ia kirimkan pada gadis itu, namun tak ada satupun yang dibalasnya, bahkan dibacapun tidak. Kemana gadis itu sebenarnya? Apakah ia sesibuk itu?
Kanigara : Kamu sibuk? Kamu lagi ngapain?
Kanigara : lagi nyiapin untuk lomba ya?
Kanigara : jangan lupa makan
Kanigara : kalau udah gak sibuk, bales ya:)
Kanigara : i love you, TheBaru saja ia akan keluar dari aplikasi pesan tersebut, sebuah pesan dari seseorang muncul. Seseorang yang begitu mengganggunya. Kalian bisa menebak sendiri siapa yang dimaksud oleh Gara.
Fela : Gar? Lo udah sampe?
Sebenarnya malas untuk membalas pesan dari gadis itu. Namun yasudahlah, dengan terpaksa ia membalasnya. Hanya dengan satu huruf saja sepertinya cukup.
Kanigara : Y
Matikan data. Selesai.
Laki-laki itupun berjalan menuju kamar mandi. Mengisi bath up dengan air hangat. Kemudian ia menempatkan tubuhnya di sana seraya menutup kedua matanya. Rasanya sedikit tenang. Namun saat matanya tertutup, sebuah potongan ingatan muncul mengganggu pikirannya.
Sontak ia membuka matanya, nafasnya memburu, dadanya terlihat naik turun. Tidak lama setelahnya, airmatanya luruh. Kali ini ia lemah. Untuk kesekian kalinya. Tidak seperti yang kebanyakan orang lain lihat mengenai dirinya. Jauh dari perkiraan mereka. Sosok Kanigara yang sesungguhnya adalah seperti ini. Cengeng. Lemah. Penuh ketakutan. Seolah bersembunyi dibalik sosok yang lain yang bukan dirinya.
***
Karena kejadian di kamar mandi tadi, Gara memilih untuk keluar dari rumahnya. Dengan menaiki mobil, dia akan menuju rumah Chandra. Satu-satunya orang yang dipercayainya untuk menjadi sahabat. Ya, hanya Chandra. Tidak ada yang lain.
Kanigara : Gue ke rumah lo
Chandra : Ngapain? Rumah gue ga nerima gembel
Kanigara : Ayam katsu hangus ya
Chandra : Pintu rumah qu terbuka lebar untukmu:*
Nyesal ia menyebutnya sebagai sahabat. Lebih tepatnya sahabat matrenya.
***
Fela merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Matanya terfokus melihat objek di hadapannya, sebuah televisi yang tengah menayangkan film Korea yang sudah cukup lama, namun baru ini ia tonton. Menceritakan sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai, namun juga saling dipendam. Namun sayang, salah satunya harus mengidap penyakit yang mematikan. Fela mengusap airmatanya dengan tisu.
Film ini benar-benar menyedihkan.
"Hiks, emangnya jodoh nggak bakal kemana. Yang satu mati, yang satunya nggak lama mati juga. Nggak kuat aing liatnya. Hiks." Hingga film telah berakhir, Fela masih sesenggukan. Walaupun film lama, tetapi tidak kalah serunya dengan film baru-baru.
"Semoga kisah gue nggak senyesek drama ataupun film-film Korea,"
"Tapi yakin sih gue, yang nyesek-nyesek itu cuma di fiksi aja,"
"Paling permasalahan di dunia nyata tentang keuangan, lah gue kan udah cukup semuanya,"
"Kalau cinta? Ngapain amat. Gue juga nggak bakal serius masalahin cinta-cintaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanafe [BOOK 3]
Teen FictionBook 3 of GHS series Bermula dari keinginan Fela untuk mendapatkan Gara kembali, Fela melakukan berbagai cara agar hubungan Gara dengan Athena kandas. Gara yang dingin, Fela yang egois, dan Athena yang penuh kelembutan. Entah siapa yang akan mendapa...