Aral Melintang

37 2 0
                                    

Kau tertunduk lesu.

Aku tidak memaksa.
Lebih baik kau angkat kepalamu.
Ini hanyalah sebuah saran.

Memangnya,
Apa lagi yang harus dirisaukan.
Soal cinta, semua urusan Tuhan.
Jangan terlalu banyak berkhayal.
Kebahagiaanmu sudah ada porsinya.
Kau akan menjemput bahagiamu di waktu yang tepat.
Tidak harus dia.
Seseorang yang telah lama mengisi hatimu.
Seseorang yang telah banyak mengukir kenangan dalam hidupmu.
Seseorang yang sudah terlalu lama berada di sisimu.
Sampai-sampai kau mengira, Tuhan sedang menggiringmu menuju kebahagiaan yang kekal bersamanya.

Padahal...
Kau keliru,
Dan kau menyadarinya.
Bahkan tak hanya sekali kau meragukan tentangnya.
Rasa-rasanya dia bukan orang yang tepat.
Tetapi kau masih menolak mengakuinya.
Walaupun hatimu mulai kelelahan kalau harus menyangkalnya lagi.

Dengarkanlah.

Cinta sejati bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.

Tidak melulu pula tentang ia yang kau harap bersanding denganmu kelak.

Karena memang semua ini tidak selalu tentang rencana dan harapanmu.

Tentunya kau juga tidak lupa dengan pepatah 'manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan.'

Jika hidupmu adalah sebuah perjalanan  nan panjang.
Percayalah, jalan dan lika-liku yang nantinya akan kau lewati sudah diatur oleh Sang pencipta dengan sebaik mungkin bahkan sebelum kau terlahir di dunia.

Nikmatilah perjalanan yang nantinya akan memberi banyak kejutan.

Penuh teka-teki dan misteri.

Tapi,
Jangan takut dengan semua yang akan kau hadapi ke depannya.

Jika kau ingin berbelok, lakukanlah.
Jika kau salah mengambil jalan, berputarbaliklah.
Jika kau menemui jalan licin, berbatu atau berkubang, tempuhlah dengan hati-hati.
Jika kau jumpai jalan buntu, yakinlah pasti masih ada jalan lain untuk kau lewati.
Jika kau lelah dengan perjalanan panjang ini, menepi dan beristirahatlah. Karena kau berhak akan itu.

Tetapi yang perlu kau garisbawahi,
Saat ini kau baru melewati beberapa persimpangan.
Jangan terlalu cepat memutuskan berhenti dan singgah.
Karena kau tidak benar-benar tahu seberapa berbahaya tempat asing yang sedang kau singgahi itu.

Lanjutkan kembali perjalananmu.

Sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu dimana letak garis penghujung perjalanan ini.
Kau hanya perlu mengikuti alurnya.
Dan menghadapi semua aral yang melintang.

Setelah menempuh perjalanan teramat panjang dan melelahkan ini.

Kau boleh menoleh ke belakang.
Melihat sejauh mana jalan yang telah berhasil kau tempuh.
Kau juga akan menyaksikan sendiri berapa banyak manusia yang bergantian datang dan pergi.
Tidak banyak yang tersisa.
Bahkan dia yang dahulu selalu kau puja, hanya bersisa nama di kepalamu.
Kabar darinya saja sudah lama tidak kau dengar.
Lalu saat itu kau membenarkan ucapanku, tidak semuanya berakhir sesuai dengan harapanmu.

Tetapi jangan khawatir,
Diakhir perjalanan ini,
Kelak Tuhan menghadirkan sosok lain yang lebih memahami bagaimana cara terbaik untuk memaknai kehadiranmu.
Yang sejak awal sudah menanti untuk menjemputmu di penghujung perjalanan ini.

Lagi-lagi;
Ku katakan.
Angkat kepalamu.
Tersenyumlah.
Dunia belum berakhir hari ini.

AdamantineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang