3. Holocaust

12 1 0
                                    

"Ini bukan lagi tentang kebetulan, ini jalan takdir kita."

-----------------------------

Lea tidak ikut tertawa.

Ia masih berusaha menenangkan pikirannya.

Karena lelaki yang kemarin ditemuinya di Braga adalah Keanu, teman sebangkunya yang baru.

"Hai si nona kotak tisu."

Menyebalkan.

Ia setuju dengan bu netti. Ketampanannya tidak selaras dengan karakternya.

"Kamu punya nama tidak, nona kotak tisu?"

Kalau ia tidak lupa saat ini sedang berada ditengah kelas, ia bersumpah akan membekap mulut lelaki tidak sopan ini dengan sapu tangan miliknya.

Kalea memutar matanya jengah. "Dengarkan dulu guru yang sedang berbicara didepan, anu."

"Anu?!"

"Keanu."

Kali ini Keanu Nampak tidak terima. "Yang benar saja, namaku memang Keanu. Tapi jangan panggil aku anu. Orang akan salah paham."

"Memangnya siapa yang peduli." Balas Kalea asal.

"I care." Jawabnya dengan suara setengah berbisik.

Kalea mengeluarkan binder dan segenap alat tulis dari ransel biru lautnya. "Kemarin kamu dingin sekali. Kenapa sekarang jadi banyak berbicara sih." Protes Kalea yang sudah mulai merasa terganggu.

Keanu tertawa menanggapi pernyataan kalea. "Jadi kamu merasa kesal karena kejadian di Braga kemarin ya?"

"Engga juga."

"Kamu pasti memikirkan aku sepanjang hari ya."

"Siapa bilang?!" tanpa sadar kalea membuat suara yang cukup besar sehingga hampir sebagian anak kelas yang menoleh kearahnya. Beruntung bu netti tidak mendengar karena sedang sibuk menulis sesuatu didepan.

"Yasudahlah kalau tidak mau mengaku."

=====

Kalea membawa semangkok bakso kea rah meja yang tengah diduduki Chiara dan Valerie. Tadi saat bel berbunyi, mereka memang langsung menghampiri Kalea dan mengajaknya makan bersama ke kantin.

"Bule juga suka bakso ya." Komentar Chiara membuka percakapan.

Kalea hanya tersenyum. "Aku bukan bule tahu. Ayahku memang orang belanda, tapi ibuku pribumi."

"Oh blasteran ya. Tapi gen ayahmu mendominasi." Balas Valerie.

Kalea mengangguk membenarkan. Sebelah tangan bebasnya diletakkan hingga mencapai belakang leher untuk menopang dagunya.

 Sebelah tangan bebasnya diletakkan hingga mencapai belakang leher untuk menopang dagunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lea, kamu cocok loh dengan Kean." Ujar Chiara sambal terkekeh.

Kalea memberi tatapan tidak suka. "Keanu?"

AdamantineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang