Phase 14 - The Ability

1.1K 169 9
                                    

Beberapa hari ini aku menghabiskan waktu di ruang latihan bersama Niko, Feo dan Felicia. Mereka membantuku dalam mengasah kemampuanku; Reverse.

Ternyata cukup melelahkan rasanya menggunakan kemampuan yang baru saja bangkit ini. Tapi lama kelamaan aku sudah mulai terbiasa.

Aku sudah bisa menetralisir serangan Feo dalam waktu yang cukup lama. Rekor terlama, 15 menit. Itu batas maksimalku. Setelah menggunakan kemampuanku selama 15 menit, aku harus mengistirahatkan tubuh dulu sekitar 5 menit sebelum bisa menggunakan kemampuanku lagi.

Sebenarnya aku bisa menggunakan kemampuanku di atas 15 menit, hanya saja tubuhku belum sanggup. Aku belum berani memaksa untuk menembus batas maksimal, takutnya kemampuanku ini akan memberiku konsekuensi fatal. Lagipula, Niko melarangku. "Kita belum tahu seperti apa konsekuensi kekuatanmu, Lass. Karena itu, jangan pernah kau gunakan kekuatanmu melebihi batasnya," katanya, beberapa hari yang lalu.

Karena itu, selain mengasah kemampuan Reverse-ku, aku juga melatih daya tahan tubuh sekaligus teknik bertarungku. Niko tidak segan-segan saat melatihku.

Malam hari usai latihan, Vincent memberiku buku tebal. Buku bersampul hijau dengan gambar susunan DNA itu ditulis olehnya, 30 tahun yang lalu. Ia memintaku untuk membacanya, mempelajarinya, memahaminya. Aku tidak tahu apa tujuannya, yang jelas Vincent meyakinkanku bahwa itu akan memberiku banyak manfaat nanti.

Begitulah hari-hariku saat ini. Pagi sampai sore aku berlatih, malamnya aku menghabiskan waktu mempelajari buku tentang DNA yang ditulis Vincent.

≈≈Ω≈≈

Tanpa terasa, sudah hampir 1 bulan berlalu. Hari ini Indra dan Vincent menemaniku di ruang latihan. Mereka ingin melihat sejauh mana kemampuanku yang selama ini kulatih.

Dengan senang hati aku menunjukkannya. Aku meminta Feo untuk menyerangku untuk kemudian aku netralisir dengan kemampuan Reverse. Tapi tidak sesuai dugaan, Indra dan Vincent sama sekali tidak terkagum melihatnya. Padahal, Feo menyerangku dengan kekuatan maksimalnya tadi.

Kemudian Indra mengambil sebatang pensil lalu mematahkannya. Ia memberiku patahan pensil itu, dan memintaku untuk mengembalikan kondisinya seperti sediakala.

Jelas aku bingung. Aku tidak tahu bagaimana caranya. Apakah kemampuanku ini memang bisa mengembalikan pensil yang patah, menjadi utuh kembali?

Melihat kebingunganku, Indra memberiku sebuah penjelasan. "Kemampuan Inhumans bertumpu pada isi pikiran, atau kau boleh menyebutnya dengan 'niat'," katanya sambil menepuk pundakku. "Tapi sebelum itu, kau harus memahami dulu cara kerja kemampuanmu, Lass."

Aku terdiam memikirkan kata-kata Indra. Kemudian ia menyambung lagi perkataannya. "Ayahmu memberi nama pada setiap kemampuan sesuai dengan karakteristik dan cara kerjanya. Apa kau tahu, kenapa kemampuanmu itu disebut Reverse?"

Hmm... benar juga. Aku tidak menyadarinya. Ayahku adalah orang yang selalu memikirkan matang-matang segala sesuatunya. Untuk memberi sebuah nama saja, ayah suka berpikir keras. Dulu Ilmea pernah memelihara kelinci. Adikku meminta ayah untuk memberinya nama. 3 hari, baru ayah bisa memberi nama untuk kelinci itu.

Saat aku sedang asyik bernostalgia mengingat ayahku, Indra bertanya padaku, "Kau tahu, apa kemampuan Rave?"

"Pyrokinesis," jawabku. Rave bisa mengendalikan atau memunculkan api. Tentu saja kemampuan Rave itu Pyrokinesis, bukan?

"Salah." Indra menatapku sambil tersenyum. "Kemampuan Rave adalah mengendalikan molekul oksigen dan hidrogen. Memunculkan api itu hanya salah satu bentuk dari apa yang bisa dilakukan oleh kemampuannya itu."

D-Genesis : ReversedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang