Jessica POV
Jakarta, Indonesia.
"Jessi, sarapan dulu sayang" teriak ibuku saat melihatku berlari menuju pintu.
"nanti saja mom, Jessi sudah terlambat" balasku sedikit berteriak.
"dasar anak itu, sering sekali dia melupakan makan paginya" gerutu ibuku yang masih dapat kudengar.
Hari ini adalah hari senin, yaa kalian pasti tahu hari senin di gambarkan seperti apa. Aku masih bersekolah SMA kelas 3 atau kelas 12. Aku cukup sering terlambat datang ke sekolah, karena hobbyku adalah menonton film hingga tengah malam. Ayahku sudah sering memarahiku karena hobbyku itu, dan karena itulah aku sering menonton film di kamar mandi dan menyulap diriku menjadi guling yang kujadikan tipuan untuk membuat ayahku berfikir kalau aku sudah tidur. Jahat memang, tapi entah kenapa aku menyukainya.
BUKK!!
Aku menabrak seseorang yang mengakibatkan buku yang dibawa olehnya jatuh berserakan di lantai.
"ah maaf, aku tidak sengaja" ucapku sambil meringis kesakitan karena kepalaku terbentur buku-bukunya.
"tidak apa, next time hati-hati yaa" ucapnya seraya mengemas kembali buku-buku yang berserakan di lantai.
Aku berjongkok untuk membantunya mengambil buku-buku itu, dan membereskannya. Namun betapa terkejutnya aku saat melihat ternyata dia adalah ketua OSIS disekolahku. Dialah Adarian, sesuai namanya dia kaya dan berkulit cukup gelap. Dia tampan dan cerdas, kemampuan berorganisasinya ternyata sudah lama dimilikinya sejak dia SMP. Rian juga idaman banyak siswi disekolahku, dan aku tidak termasuk dari 'banyak siswi' tersebut. Aku tidak terlalu menyukai pria seumuranku. Aku lebih menyukai pria yang lebih tua dan mapan, seperti om-om mungkin? Hal itu dikarenakan masa lalu, lebih tepatnya dua tahun yang lalu.
Setelah memberikan buku-buku miliknya, aku beranjak pergi seraya mengatakan maaf sekali lagi. Segera dengan cepat kulangahkan kakiku menuju kelas,saat sampai dikelas aku langsung meletakkan tas dan mengambil dasi serta topi milikku. Suasana kelas sudah sepi karena para siswa dan siswi sudah berkumpul di lapangan upacara. Dan aku yang terakhir? Tidak, masih banyak siswa dan siswi yang terlambat, lebih tepatnya hampir terlambat sepertiku.
Setibanya aku di lapangan, aku langsung berbaris sesuai kelasku, 12 IPA 1. Lucy, teman sebangkuku bertanya dari mana saja aku hingga terlambat datang ke lapangan.
"tadi sebelum sampai ke kelas aku sempat menabrak Rian yang sedang membawa banyak buku, karena merasa bersalah aku pun membantunya membereskan buku-bukunya" jawabku jujur.
"apa?!!!" bukan hanya Lucy, tapi semua siswi didepan Lucy yang mendengar ceritaku juga terkejut.
"ken-kenapa?" tanyaku gugup.
"oh ayolah Jessi, apa kau tidak mengobrol dengannya? Atau meminta nomor ponselnya? Akun sosial medianya?" tanya Lucy.
"tentu saja tidak, untuk apa? aku sudah mengatakannya berkali-kali, aku tidak tertarik dengan Rian. Jika kau benar-benar menyukainya, kenapa tidak kau saja yang memintanya?"
"Jessi, kau cantik, kaya, cerdas, dan apa kekuranganmu? Banyak pria yang menyukaimu tapi kau selalu menolaknya. Kukira kau mungkin menyukai Rian karna dia hampir sama denganmu, kaya,cerdas, dan tentu saja tampan"
Aku menggelengkan kepalaku melihat kelakuan teman sebangkuku, sungguh menggemaskan.
',',',',',',',',',',',',',',
Upacara bendera telah selesai dilakukan, aku dan siswa-siswi yang lain berjalan memasuki kelas masing-masing. Sesampainya aku di kelas, semua siswi dikelasku berbondong-bondong memberikanku pertanyaan seputar interaksi aku dan Rian.
"ayolah Jessi, kau pasti juga menyukai Rian" ucap salah satu temanku.
Aku tak ingin menjawab pertanyaan mereka, jadi aku hanya mengangguk dan tersenyum seraya berusaha menulikan telinga tersayangku ini.
Bel tanda masuk berbunyi, untuk pertama kalinya dalam sejarah aku berterima kasih pada bel tanda masuk karena dengan itu siswi-siswi yang mengerumuniku langsung berlari ke arah meja mereka masing-masing.
',',',',',',',',',',',',',',',',
Author POV
New York, USA.
"ARRRGGGHHH!!!!! Apa katanya?!! Pinjam lagi?!!! Dia kira dia siapa?!! Bahkan hutang kemarin belum terlunasi!!" ucap seorang pria berusia 30 tahun.
Pria bertubuh atletis dan tampan tersebut bernama Charles Zeus Leandro. Jika Zeus pada masa Yunani kuno adalah raja dari para dewa, lain halnya dengan Charles Zeus Leandro, dialah seorang pemimpin mafia yang terkenal di New York. Charles memiliki tatapan mata yang tajam, lensa mata berwarna biru safir, rambut berwarna coklat keemasan, dan jangan lupakan tentang tubuh atletis dan wajah tampan bak dewa Yunani itu.
Charles marah lantaran pria bernama Albert Johnson ingin meminjam uangnya lagi dengan nominal yang sungguh mencengangkan. Sudah 19 tahun Albert berhutang pda Charles, namun kali ini nominal yang diminta Albert benar-benar sudah membuat seorang Charles marah besar. Albert bekerja pada Charles sebagai CEO cabang perusahaannya di Indonesia. Selain seorang pemimpin mafia, Charles juga memiliki perusahaan besar yang memiliki cabang dimana-mana.
"apa gajinya itu kurang?!!! Jangan berikan lagi dia uang!! Aku benar-benar muak dengannya!! Pecat dia dan cari penggantinya sekarang!!!"
"ba-baik tuan" ucap salah satu pelayan Charles.
Tak lama kemudian masuklah Dell, orang kepercayaan Charles.
"tuan"
"apa kau sudah dapat sesuatu?" tanya Charles ketus. Saat ini suasana hatinya sedang buruk.
"sudah tuan, tuan Albert memiliki seorang putri yang berusia 18 tahun. Ini foto-fotonya"
Dell memberikan foto-foto hasil jepretan orang suruhannya kepada Charles. Charles yang melihat foto-foto tersebut seketika itu juga hatinya berdesir. Gadis yang ada difoto-foto itu terlihat sangat cantik, dengan tubuh yang proporsional dan lekukan tubuh yang indah. Sangat indah dimata Charles. Gerakan tangan Charles berhenti ketika tiba di foto yang benar-benar menarik perhatiannya. Foto itu adalah foto gadis itu tersenyum ketika bermain di pantai dengan teman-temannya, gadis itu memakai pakaian putih tipis dan saat itu juga pakaiannya basah menampilkan warna bra yang dipakai gadis itu.
"sial, melihatnya saja membuatku merasa sangat bergairah! Arghh!!!!!" batin Charles.
Charles meletakkan foto-foto tersebut di atas meja kerjanya dan bersiap untuk pergi bekerja.
',',',',',',',',',',',',',',',',
Jakarta, Indonesia.
Bel pulang sekolah berbunyi, Jessica segera keluar kelas dan berjalan menuju gerbang sekolahnya. Hari ini ayahnya akan menjemput Jessica sepulang sekolah. Beberapa menit Jessica menunggu, mobil yang dikendarai ayahnya pun sampai dan berhenti didepannya. Jessica masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku penumpang disamping pengemudi.
"apa yang ingin ayah bicarakan padaku?"--------
--------
Ciee digantungin 😂😂First storyku, semoga suka yaa..
Bagi yang suka mohon klik bintang 😊
Jika ada kesalahan mohon dikoreksi yaa. Rencananya aku bakal update setiap hari, mohon bersabar 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Jessica
Teen FictionMy First Story ⤵ ✨Jessica✨ Sinopsis : "bagaimana rasanya jika kau mengetahui bahwa selama ini kebahagiaan yang kau miliki merupakan hasil dari sebuah hutang? Hutang yang tak kunjung terbayar dan berakhir dengan kaulah yang menjadi 'pelunas' hutang...