Charles keluar dari kamarnya hendak menuju ke kamar Jessi, saat Charles membuka pintu kamar Jessi, ia terkejut lantaran tidak menemukan gadis itu dikamarnya. Dengan cepat pria itu berjalan menuruni tangga dan memanggil Lisa, Lisa datang dan menanyakan apa yang tuannya itu inginkan.
"dimana Jessi?!"
"setahu saya nona ada dikamarnya"
"apa kau bodoh?! Dia tidak ada dikamarnya!" bentak Charles.
Lisa membelalakkan matanya setelah mendengar apa yang dikatakan tuannya, bagaimana Lisa bisa tidak tahu keberadaan gadis itu? Lisa terlalu sibuk mengurus jam makan malam, jadi ia tidak sempat mengecek keadaan Jessi.
Charles berjalan menyusuri setiap ruangan di mansionnya, tepat saat di dapur matanya menangkap sesosok gadis yang dicarinya. Gadis itu tengah memotong buah-buahan yang ada di atas meja dengan keadaan tangan yang berbalut kain serta kaki yang sudah lelah karena terlalu lama ia berdiri. Jessi ingin duduk, namun ia takut Charles akan memarahinya jika ia duduk.
Dengan cepat Charles menarik lengan kiri Jessi dan mengambil buah serta pisau yang dipegangnya. Pria itu marah, marah? Iya, ia marah entah karena apa. Charles menarik lengan Jessi hingga Jessi terseok-seok mengikuti langkah kaki Charles. Pria itu membawa Jessi menuju ke kamar jessi. Saat sudah sampai di dalam kamar, Charles menghempaskan tubuh Jessi hingga terpental ke ranjang. Jessi meringis kesakitan karena luka di tangannya semakin terasa saat ia menggunakan tangannya sebagai penopang tubuhnya agar ia bisa bangun.
"apa yang kau lakukan?!!!" tanya Charles dengan nada tinggi.
"ap-apa tuan marah?"
"iya!!! Kenapa kau memotong buah?!!!"
"bukankah itu tugas saya, tuan?" tanya Jessi takut-takut.
"apa aku yang menyuruhmu melakukan itu?!!!"
Jessi menggeleng, ia tak berani mengeluarkan suara.
"lalu kenapa kau melakukannya?!!!"
"kupikir itu yang harus aku lakukan, tuan"
""jika aku tidak menyuruhmu, maka jangan lakukan!!! Lakukan apa yang kuperintahkan!!"
Jessi mengangguk tanda mengerti.
Charles melihat telapak tangan Jessi yang berbalut perban, dengan cepat Charles melepas perban itu dan melihat banyak luka goresan di telapak tangannya. Lagi-lagi Charles ingin marah, namun ia urungkan niatnya karena mendengar isakan kecil dari mulut Jessi.
"ma-maafkan saya, tuan" ucap Jessi sambil menunduk menyembunyikan isakannya.
Charles tidak mengatakan apapun dan langsung memanggil Lisa, setelah Lisa datang, pria itu menyuruh Lisa untuk mengobati tangan Jessi dan memerintahkan Jessi untuk turun setelah selesai diobati.
',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',','
Charles menunggu di ruang makan sambil memainkan ponselnya. Tak lama kemudian Jessi masuk ke ruang makan dan Charles langsung menyuruh Jessi untuk duduk di sampingnya. Jessi duduk tepat di samping Charles dan memakan sarapannya dalam diam, mereka tidak mengeluarkan suara sama sekali. Charles yang tetap makan tanpa mengeluarkan suara dan Jessi yang makan dengan melihat-lihat interior ruang makan.
Ruang makan tersebut memang cukup sederhana bagi Charles, tapi sangat mewah bagi Jessi. Ruangan tersebut dilengkapi dengan dua meja makan yang terpisah, terdapat lilin disetiap mejanya, serta terdapat cermin dan beberapa foto yang menghiasi dindingnya. Jessi mengagumi interiornya yang cukup klasik dan cukup tenang, memang sangat pantas untuk dijadikan ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jessica
Teen FictionMy First Story ⤵ ✨Jessica✨ Sinopsis : "bagaimana rasanya jika kau mengetahui bahwa selama ini kebahagiaan yang kau miliki merupakan hasil dari sebuah hutang? Hutang yang tak kunjung terbayar dan berakhir dengan kaulah yang menjadi 'pelunas' hutang...