“apa yang ingin ayah bicarakan padaku?” tanya Jessica membuka keheningan.
Sebelum pulang ayahnya sempat mengirim pesan singkat kepada Jessica bahwa ayahnya memiliki suatu hal yang ingin dibicarakan sepulang sekolah, itulah sebabnya hari ini ayahnya menjemputnya sepulang sekolah.
“Jessi, ayah mohon untuk dengarkan ayah dan jangan marah. Okay?”
Jessi mengangguk.
“ayah memiliki hutang,sayang. Hutang ayah sangat banyak, dan ayah belum mampu untuk membayarnya. Kamu tahu, sayang? Semua fasilitas yang kamu nikmati selama ini adalah hasil dari hutang ayah. Kamu hidup dengan banyak harta juga karna hutang itu, nak. Ayah ingin kamu pergi ke New York hari ini juga, ayah mohon turuti permintaan ayahmu ini” ucap Albert dengan memelas.
Jessica yang mendengarnya tak kuasa menitikkan air matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tak menyangka bahwa selama ini ayahnya sedang berhutang pada seseorang yang sangat kaya. Ia tentu tidak akan marah, ia justru merasa bersalah karena telah membiarkan ayahnya sampai berhutang demi kebahagiaannya. Bagaimanapun caranya, ia harus membantu ayahnya melunasi hutang-hutang tersebut. Jessi masih berusia 18 tahun, dimana ia akan mendapatkan pekerjaan dengan dengan gaji yang besar di usianya itu?
“tapi ayah, kenapa aku harus ke New York? Aku ingin membantu ayah melunasi hutang-hutang itu”
“tidak, sayang. Jangan! Jika kamu ingin membantu ayah, pergilah ke New York dan jalani hidup baru disana. Untuk masalah uang akan ayah berikan nanti, sekarang kamu hanya harus segera ke New York”
“tapi ayah—“
“ayah mohon, sayang” ucap ayahnya yang langsung memotong perkataan Jessi.
Tak terasa, kini mereka telah sampai dipelataran rumah Jessica. Ternyata ibunya telah menunggu mereka dengan koper milik Jessica di pintu rumah. Sebelum Jessica membuka pintu mobil, ayahnya menarik tangan Jessi dengan lembut, membuat gadis itu menoleh ke arah ayahnya.
“ibu dan ayah akan mengantarkanmu ke bandara, semua yang kamu perlukan disana sudah disiapkan oleh ibumu. Kini kamu hanya perlu berangkat ke bandara saja”
“Tapi yah, bagaimana dengan bajuku?”
“kamu bisa menggantinya di bandara nanti”
“baiklah” ucap Jessi menurut.
Jessica keluar dari mobil dan mengambil koper miliknya lalu memasukkannya ke bagasi mobil, dan kembali duduk di kursi penumpang yang ada dibelakang. Karena kursi penumpang yang disamping pengemudi sudah diduduki ibunya.
',',',',',',',',',',',',',',',',',',
New York, USA.
Charles sampai di kantor miliknya. Kini Charles sedang menghadiri rapat untuk proyek besarnya. Charles tidak bisa berkonsentrasi penuh pada rapat kali ini, pikirannya terus tertuju pada gadis di foto yang diberikan oleh Dell
“sial! Aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi!”batin Charles.
Rapat selesai dalam dua jam, Charles keluar dari ruang rapat dengan emosi yang semakin menggebu. Tatapan mata Charles semakin menajam, membuat siapapun tidak akan berani menatapnya. Kecuali satu orang, orang itu ialah Dell. Dell sudah sangat mengerti Charles, Charles mungkin memiliki mata yang tajam dan ucapan yang ketus, tapi sesungguhnya ada alasan dibalik itu semua. Dan tentu saja Dell mengetahui alasan itu.
“siapkan mobil! Aku ingin berjalan-jalan sendiri tanpa supir!” perintah Charles pada Dell.
Dell mengangguk dan langsung melaksanakan tugasnya.
',',',',',',',',',',',',',',',',',
Jakarta, Indonesia.
Jessica dan kelurganya telah tiba di bandara. Mereka saling berpelukan guna melepas rasa sedih akan berpisah. Jessica tak kuasa menahan tangisnya saat ia mulai memasuki gedung bandara untuk pengecekan. Dengan berat hati ia menarik kopernya dan duduk dikursi tunggu. Tangis Jessica belum mereda sama sekali, Jessi terlihat sangat sedih. Gadis itu benar-benar bingung bagaimana caranya agar ia bisa membantu keluarganya, ia juga bingung bagaimana dengan nasib keluarganya jika orang kaya itu datang dan menagih hutang ayahnya.
Albert mengatakan jika Jessi akan bersekolah di New York. Ia tidak mempermasalahkan hal itu, toh Jessi adalah gadis cerdas yang mampu menguasai beberapa bahasa. Polyglot? Tidak, Jessi belum mencapai standar untuk dikatakan seorang polyglot. Jessi hanya bisa menguasai tiga bahasa yaitu Inggris, Mandarin, dan Korea.
Tak lama kemudian, panggilan untuk penumpang pesawat yang akan dinaiki Jessi terdengar. Tatapan mata semua orang tertuju pada Jessi yang sedang menarik kopernya menuju pesawat. Bagaimana tidak? Saat ini Jessi masih memakai seragam sekolahnya lengkap dengan tas sekolahnya. Jessi baru ingat saat melihat tatapan mata orang-orang yang ia lewati, ia lupa untuk mengganti bajunya. Pikirannya kalut dengan kesedihan meninggalkan keluarga yang dicintainya dengan banyak hutang.
',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',','
New York, USA.
Jessica kini telah sampai di New York, setelah menempuh perjalanan selama dua puluh tujuh jam Jessica merasa mual. Gadis itu terus memuntahkan isi perutnya hingga ia merasa lapar. Jessica lantas mencari taxi untuk mengantarkannya ke sebuah restoran terdekat. Karena Jessi tidak pernah ke New York sebelumnya, ia pun tidak mengenal daerah sekitar New York. Jadi ketika di pesawat tadi Jessi searching tentang New York.
Jessi sampai di sebuah restoran makanan cepat saji, gadis itu masuk dengan menarik koper miliknya. Tatapan semua mata pengunjung beralih ke Jessi yang cukup asing bagi mereka. Bukan hanya karena fisik, tapi karena apa yang dikenakan dan dibawa Jessi. Jessi memiliki darah blasteran Kanada-Indonesia karena ibunya memiliki ayah dari Kanada. Dengan mata coklat terang, bibir pink mungil, hidung yang mancung, dan rambut hitam pekat membuat wajah Jessi cantik dengan perpaduan sempurna. Jangan lupakan bahwa Jessi masih memakai seragam sekolahnya!
Jessi mengambil kursi di pojok dengan jendela disebelah kirinya. Ia juga memesan pasta seafood kesukaannya. Gadis itu tentu saja mengabaikan tatapan aneh pengunjung disana dan lebih memilih melihat-lihat pemandangan kota New York dari jendela. Satu objek yang menarik perhatian Jessi adalah...--------
--------
Digantungin lagi yak ? 😂Don't forget klik bintang yaa
Terima kasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Jessica
Teen FictionMy First Story ⤵ ✨Jessica✨ Sinopsis : "bagaimana rasanya jika kau mengetahui bahwa selama ini kebahagiaan yang kau miliki merupakan hasil dari sebuah hutang? Hutang yang tak kunjung terbayar dan berakhir dengan kaulah yang menjadi 'pelunas' hutang...