9

82 4 0
                                    

Hey yo!

ssup?!

long time no see :)

sesuai janjiku pada kalian ges, aku bakal up new chapter yang terdiri dari 3k words lebih. wish u like it!

jan lupa klik bintang yooo...

HAPPY READING GUYS :)

.

.

.

.

.

Jakarta, Indonesia.

"Apa kabar, Albert?." Tanya Charles setelah ia mendudukkan dirinya di sofa yang ada dirumah Albert yang baru.

"Langsung saja ke intinya, Charles. Kau bukanlah orang yang suka berbasa-basi." Jawab Albert.

"Tentu saja, kau sangat mengenalku Mr. Johnson."

Albert terkejut dengan panggilan barunya dari Charles.

"Aku ingin memberikanmu penawaran." Ucap Charles.

"Apa itu?."

"Apa kau ingin semua asetmu kembali? Tidak, asetmu adalah milikku kan? Sedari awal semua asetmu adalah milikku. Aku memberikan penawaran untuk menukar semua asetmu dengan satu yang paling berharga milikmu. Bagaimana?."

"Apa itu? Apa yang kau inginkan dariku lagi Charles?."

Charles tersenyum dengan penuh kemenangan, ia akan mengatakannya sekarang.

"Putrimu, Mr. Johnson. Jessica Johnson." ucap Charles dengan nada angkuh.

Albert terkejut, bagaimana Charles bisa mengetahui tentang putrinya? Namun sedetik kemudian ia kembali teringat bahwa Charles adalah seseorang dengan kekuasaan yang cukup besar. Charles akan dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk mencari seluk-beluk keluarganya.

Albert masih terdiam, berpikir dengan keras. Pria paruh baya tersebut berusaha mencari jalan keluar dengan otaknya, namun semua itu sulit. Ia harus menyelamatkan keluarganya atau putri satu-satunya? Jika ia menyelamatkan keluarganya, maka ia akan kehilangan putri semata wayangnya, begitu juga sebaliknya. Satu ide yang terlintas di otak Albert saat ini, namun ide itu terus menerus ditepisnya. Tidak mungkin ia akan melakukannya, hanya pengecut lah yang melakukan ide itu.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Albert, Charles menggeram. Ia mengarahkan pistol dari saku jasnya tepat di pelipis Albert. Hal tersebut membuat Albert meyakinkan dirinya untuk melakukan ide yang terlintas di kepalanya sejak tadi. Dengan cepat Albert menekan jari telunjuk Charles yang ada di pelatuk pistol tersebut dan sontak saja Charles terkejut bukan main. Seketika tubuh Albert ambruk dengan darah segar mengalir dari arah kepalanya.

Semua pengawal Charles juga terkejut, bukan karena apa yang terjadi dengan Albert melainkan apa yang dilakukan oleh Charles. Charles langsung saja memapah tubuh tak berdaya Albert, pria itu dengan cepat menyuruh para pengawalnya untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit terdekat.

,,,,,,,,,,,,

Manhattan, Amerika Serikat.

Bel yang menandakan waktu isitirahat baru saja berdering nyaring di seluruh penjuru sekolah Jessi. Baru sehari bersekolah, Jessi sudah memiliki teman yang cukup banyak. Dikarenakan sifat ramah dan mudah bergaulnya, ditambah dengan kecantikannya yang membuat banyak orang ingin berteman dengannya. Namun gadis itu tidak pernah melupakan sahabat dari semasa ia kecil yaitu Lucy. Mereka kerap bertukar kabar lewat aplikasi pengirim pesan. Terkadang mereka juga melakukan panggilan video. Awalnya Lucy sangat terkejut dengan kabar Jessi yang tinggal di sebuah mansion mewah, namun seiring berjalannya waktu Lucy sudah tidak heran lagi dan terbiasa dengan kehidupan baru yang dijalani Jessi di New York.

JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang