12

82 6 1
                                    

yoooo i'm back!!

.

.

.

.

. HAPPY READING GUYS :)

.

.

.

.

Madrid, Spanyol.

Charles sedang mengadakan rapat bersama dengan Randy. Dua pria tersebut terlihat bak model yang sedang fokus dengan dokumen ditangan mereka. Di sela-sela diskusi, ponsel Randy berdering menunjukkan nama Lucy di layar ponsel tersebut.

"Lucy, kalo mau ngomong nanti aja yah. Abang lagi sibuk."

"Ini penting bang."

"Apa?."

"Soal kemaren bang, elah. Gimana ?."

"Kampret banget lu jadi adek, abang masih mikir. Nanti aja ya."

Panggilan terputus sebelum Lucy membalas perkataan kakak laki-lakinya, tentu saja diputuskan oleh Sang Kakak.

*Flashback*

Lucy dan Randy sedang duduk di sebuah cafe guna menghabiskan waktu berdua sambil bercerita tentang kehidupan pribadi masing-masing.

"Jadi bang, gimana ?."

"Gimana apanya?."

"Itu si Jessi, cantik kan? Type idamana dia juga cowok kayak abang kok. Dia suka yang mapan dan dewasa, abang banget kan tuh?."

Randy mengacak rambut Lucy dengan gemas. Ia sering sekali dijodohkan dengan sahabat adiknya tersebut oleh adiknya sendiri. Randy memang belum memiliki kekasih di usia matangnya, ia masih mencari seorang gadis yang benar-benar tepat. Dan usaha adiknya yang terus mencoba menjodohkannya dengan sahabatnya tersebut membuat Randy memikirkan nasib Jessi jika kelak ia memiliki perasaan untuk Jessi.

Randy bukan tidak menyukai Jessi, ia sangat menyukai gadis cantik tersebut. Namun apa daya usia yang terpaut cukup jauh, ditambah dengan hubungannya dengan adiknya. Berpacaran dengan sahabat adiknya? Terdengar aneh di telinga Randy. Itu sama saja seperti berpacaran dengan adik sendiri.

*Flashback End*

"Mr. Bratmajaya ?."

Jentikan jari Charles di depan wajahnya menyadarkan Randy dari lamunannya tentang Jessi.

"Ah, maaf Mr. Leandro. Baiklah mari kita lanjutkan." Ucap Randy dengan nada bersalah.

Kali ini ponsel Charles yang berdering, menampilkan nama Jessi di layar ponsel. Charles langsung saja mengangkat telpon dari gadisnya tersebut tanpa menghiraukan kehadiran Randy di depannya.

"Charles, aku ingin memberitahumu mungkin aku akan pulang larut. Fakultas kami akan mengadakan pesta perayaan mahasiswa baru, mungkin akan selesai saat malam nanti. Tapi aku janji tidak akan pualng terlalu larut." Ucap Jessi di seberang.

Tanpa sadar senyum Charles muncul, senyum yang sangat menawan.

"Tentu saja boleh, aku memberimu izin dan kuharap kau menepati janjimu, Jessi."

Mendengar nama Jessi dari mulut Charles membuat Randy yang semula sedang membaca dokumen menoleh menatap Charles. Ia ingat sekarang, Jessi dan Charles sangat dekat.

"Baiklah, berhati-hatilah saat mengemudi nanti."

Panggilan terputus dan kini fokus Charles kembali pada rapat, namun tidak dengan Randy. Ia ingin sekali menanyakan hubungan antara Jessi dan Charles namun ia takut menyinggung perasaan Charles, ia pun menurungkan niatnya.

JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang