2

91 9 0
                                    

Jessi mengambil kursi di pojok dengan jendela disebelah kirinya. Ia juga memesan pasta seafood kesukaannya. Gadis itu tentu saja mengabaikan tatapan aneh pengunjung disana dan lebih memilih melihat-lihat pemandangan kota New York dari jendela. Satu objek yang menarik perhatian Jessi adalah pria tampan dengan tubuh atletis yang menurut perkiraan Jessi berusia dua puluh lima sampai dua puluh sembilan tahun. Pria itu baru saja keluar dari mobilnya dan berjalan menuju ke restoran yang sama dengan Jessi.














Saat pria itu masuk ke dalam restoran, disaat bersamaan pelayan memberikan pesanan Jessi tadi dan meletakkannya di atas meja Jessi. Kini semua tatapan mengarah pada pria tampan itu, kecuali Jessi yang sudah sangat menikmati makanan dihadapannya. Pria tampan itu mengambil kursi yang berada di dekat jendela depan restoran, dan dari kursi Jessi pria itu masih bisa terlihat. Jessi makan dengan lahap sampai ia tak menyadari bahwa tatapan pria itu tertuju padanya.
Pria itu menatap Jessi begitu intens, membuat siapapun iri ingin ditatap seperti itu. Saat Jessi mengangkat wajahnya dan hendak menatap ke depan, disaat bersamaan pria itu memalingkan wajahnya karena ponselnya berdering dan mengangkat panggilan.
“ada apa?” tanya pria itu dingin.
“tuan, sepertinya Albert menyembunyikan putrinya. Kami tidak menemukan putrinya itu, hanya Albert dan istrinya” ucap seseorang diseberang sana.
Seketika itu juga pria itu menoleh untuk melihat gadis yang tadi ditatapnya. Gadis yang tengah menyesap milkshake strawberrynya seraya menatap pria itu terlonjak kaget saat dirinya ketahuan menatap pria itu. Buru-buru Jessi berdiri dan bersiap untuk pergi karena malu, tidak lupa ia juga sudah membayar makanannya.
Saat Jessi hendak menggapai handle pintu, tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang. Dan saat ia melihat ke arah tangan itu berasal, Jessi lagi-lagi dbuat kaget karena pria yang ditatapnya tadilah yang menarik tangannya. Jessi menunduk karena takut.
“apa kau...................putri Albert Johnson?” tanya pria itu langsung.
Mendengar nama ayahnya, Jessi lantas mendongak dan menatap pria itu dengan tatapan polos.
“ap-apa....................kau mengenal ayahku?” tanya Jessi balik tanpa menjawab pertanyaan pria itu.
Seketika itu juga Jessi merasa tangannya semakin sakit karena pria itu menariknya hingga keluar restoran dan menuju ke tempat parkir. Jessi meringis kesakitan karena tangannya terasa sangat sakit, Jessi berpikir mungkin tangannya telah membiru. Pria itu membuka pintu mobil bagian penumpang depan dan langsung mendorong Jessi untuk masuk, setelah itu pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.
Jessi tampak shock dengan apa yang baru saja dialaminya, benar dugaannya bahwa pergelangan tangannnya kini membiru. Pria itu melajukan mobilnya membelah jalanan di New York.
“kamu, siapa? Dan kamu mau membawaku kemana?” tanya Jessi takut-takut.
Pria itu masih tetap fokus menyetir tanpa memperdulikan pertanyaan Jessi. Karena hal itu, Jessi mengira bahwa dirinya telah diculik. Jessi lantas merogoh saku roknya untuk mencari ponselnya dan mencoba untuk menghubungi ayahnya, namun saat Jessi hendak menekan tombol angka, ponselnya mati karena kehabisan baterai. Oh ya ampun, bagaimana ini? Jessi benar-benar panik. Ia pun mencoba untuk membuka pintu mobil, namun hasilnya sia-sia karena pria itu telah menguncinya lebih dulu. Dengan tangan yang membiru, Jessi berteriak meminta tolong sambil memukul-mukul kaca mobil.
Karena semua usahanya sia-sia, Jessi menangis terisak-isak. Melihat hal itu, membuat pria itu lantas menepikan mobilnya di pinggir jalan. Tanpa sadar pria itu mengusap air mata yang membasahi pipi Jessi, membuat Jessi menoleh menatap pria itu.
“aku minta hikss... maaf jika aku hiksss.... mengganggumu dengan tatapanku hikss... aku tidak tahu kamu akan semarah ini hikss...”
“namaku Charles, orang yang memberikan ayahmu hutang”
Ucapan Charles sukses membuat Jessi berhenti menangis, Jessi membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Charles. Jessi bingung apa yang harus dilakukannya, haruskah ia diam? Atau memberontak? Atau bertanya kepada Charles bagaimana cara untuk melunasi hutang ayahnya? Dan Jessi pun menjatuhkan pilihannya di pilihan ketiga.
“tuan Charles.............bagaimana caranya melunasi hutang ayahku? Aku masih berusia 18 tahun, aku tidak tahu apakah aku bisa mendapatkan pekerjaan disini” ucap Jessi seraya menunduk.
Charles yang mendengarnya lantas membelalakkan matanya, ia kira gadis itu akan memberontak atau mencaci makinya. Tak disangka gadis itu bahkan berusaha memikirkan cara untuk melunasi hutang ayahnya.
“ternyata kau gadis yang baik” batin Charles.
“bekerjalah padaku, selama waktu yang aku inginkan. Dengan begitu, semua hutang ayahmu lunas” ucap Charles memberikan penawaran kepada Jessi.
Jessi langsung mengangkat kepalanya untuk menoleh pada Charles, gadis itu menunjukkan mata berbinar miliknya pada Charles. Jessi sangat senang saat mengetahui bahwa ia bisa membantu ayahnya, senyum pun muncul di wajahnya. Dengan cepat Jessi pun mengangguk, tanpa berpikir pekerjaan apa yang akan dilakukannya itu. Anggukan Jessi membuat Charles senang, tapi tak lantas rasa senangnya itu ditunjukkannya. Kini Charles kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Awalnya, Charles ingin menyekap Jessi agar bisa menagih hutang pada Albert. Namun melihat bahwa Jessi ternyata gadis yang baik, ia pun mengurungkan niatnya untuk menyekap Jessi. Entah apa yang terjadi pada pria itu, biasanya tangisan adalah melodi terindah yang ingin didengar olehnya. Namun saat suara tangisan keluar dari mulut Jessi, pria itu malah menjadi aneh. Bahkan ia tidak menyadari keanehan didirinya.

',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',',
Kini Charles dan Jessi sudah sampai di pelataran mansion Charles yang sangat megah, bahkan Jessi sangat kagum dengan kemegahannya. Keluarga Jessi memang termasuk kaya, tapi kekayaan keluarganya belum bisa digunakan untuk membeli mansion semegah mansion milik Charles. Mansion Charles memiliki tiga lantai, satu lantainya adalah lantai bawah tanah. Dan lantai bawah tanah hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu saja. Didepan mansion terdapat kolam air mancur yang sangat indah, tak lupa juga adanya pepohonan dan rerumputan di beberapa sisi mansion.

Jessi melangkahkan kakinya menaiki beberapa anak tangga di samping kolam air mancur, ia melangkah dengan perlahan seraya mengagumi betapa indahnya mansion milik Charles. Charles yang berada di belakang Jessi terus menatap punggung gadis itu yang mengangkat tas sekolahnya, seraya menarik koper milik Jessi. Saking kagumnya, Jessi sampai melupakan koper miliknya yang masih tertinggal di mobil Charles. Itu sebabnya kini Charles yang menarik koper milik Jessi. Charles tidak marah, anehnya pria itu tidak bisa marah kepada Jessi. Mungkin hanya kecerobohan seorang gadis pikirnya.
Kini Jessi telah sampai didepan pintu besar mansion, gadis itu terdiam.....

------
------
Kenapa ya Jessi terdiam ????
Maaf telat update, sebagai gantinya hari ini sedikit lebih banyak wordsnya. Hehehe

JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang