12. Di Pasar Yang Sama

132 8 0
                                    

Entahlah ini sebuah kebetulan atau memang ketidaksengajaan, kenapa bisa tepat seperti ini?
-
-

Aida terbangun dari mimpi indahnya. Hari ini adalah hari libur, jadi Aida hanya menghabiskan waktu liburnya dirumah.

"Kak, antarin Bunda ke Pasar tuh" Teriak Ayah dari kamar sebelah.

"Iya Yah" Jawab Aida yang langsung menghampiri kamar Ayah.

"Ayo Kak, anterin Bunda ke pasar" Ujar Bunda.

"Sebentar ya Bun, aku cuci muka dulu" Jawab Aida yang langsung ke kamar mandi.

Selesai cuci muka, Aida pun langsung ganti baju dan memakai kerudung.

"Kak, Bunda turun duluan ya" Ujar Bunda yang melihat Aida masih memakai kerudung.

"Iya Bun" Jawab Aida yang memasangkan peniti ke kerudungnya itu.

Setelah selesai ganti baju dan memakai kerudung Aida mengecek handphonenya.

"Dari semalam ditungguin akhirnya di balas juga ama Kak Rafli" Gumam Aida.

Ketika Aida ingin membalas pesan dari Kak Rafli, tiba-tiba..

"Kak, buruan. Bunda sudah nungguin dibawah" Teriak Ayah dari kamar.

"Iya Ayah" Sahut Aida yang langsung melempar handphonenya ke kasur.

Aida pun langsung turun kebawah menyusul Bunda. Aida pun tidak sadar kalau handphone nya itu ketinggalan di rumah.

-

Pasarnya tidak terlalu jauh antara rumah Aida dan juga sekolah Aida. Mungkin kalau jalan kaki hanya menghabiskan waktu selama 5 menit. Berbeda dengan Aida, dia sangat malas jalan kaki ke pasar pagi-pagi, dikit-dikit selalu naik motor. Kebetulan hari ini adalah tanggal merah jadi Ayah libur kerja.

"Lama banget si Kak?" Tanya Bunda yang sudah menunggu Aida.

"Iya Bun, maaf" Jawab Aida yang baru saja turun.

"Yaudah, ayo naek Bun" Seru Aida.

"Iya" Jawab Bunda yang langsung menaiki motor.

{Setibanya Di Pasar}

"Kamu mau nunggu di parkiran atau mau ikut Bunda kedalam pasar?" Tanya Bunda yang baru saja turun dari motor.

"Aku ikut ke dalam pasar ajah deh Bun" Jawab Aida yang langsung mencabut kunci motor.

"Tumben kamu masuk kepasar?" Tanya Bunda yang terlihat heran.

Aida memang jarang ke pasar tapi Aida selalu menghantarkan Bundanya kepasar meskipun setiap ke pasar Aida lebih memilih menunggu di parkiran sembari memainkan handphone.

"Handphone ku ketinggalan Bun. Dari pada aku bosen nungguin Bunda diparkiran mending aku ikut kedalam" Jawab Aida.

"Hari ini mau di masakin apa?" Tanya Bunda.

"Terserah Bunda saja" Jawab Aida.

Bunda pun langsung mengampiri penjual tempe dan tahu.

"Bunda, mau masak apa?" Tanya Aida.

"Bunda mau masak tempe dicabein aja kan kamu suka banget kalau Bunda masak tempe dicabein" Jawab Bunda.

"Yaudah deh Bun" Ujar Aida.

Aida pun menunggu Bunda yang sedang membeli Tempe dan Tahu.

Aida menatap dari kejauhan. Seorang pemuda dengan kaos berwarna putih dilengkapi dengan celana jeans menjadi pusat perhatian Aida. Pemuda itu tengah berjalan menghampiri Aida bersama Ibunya.

Jodoh Pasti Bertemu (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang