13

5.6K 308 61
                                    

Jangan lupa vote, ya 😊

***

Setahun sebelumnya.

Rinjani sudah pada tahap akhir keputusannya. Ia akan menerima Raihan. Tidak ada alasan apapun yang dia miliki untuk menolak pria sebaik Raihan.

Rinjani sudah berdiskusi dengan ayahnya, juga tidak lupa disertai shalat istikharah dan doa-doa panjang untuk meminta petunjuk. Dia ingin menyertakan Allah untuk keputusan yang terbaik dalam hidupnya.

Kalaupun ada hal yang ia cemaskan ketika memutuskan ini, hanya satu. Perasaan dalam hatinya.

Namun, hal itu bukanlah sesuatu yang penting lagi. Rinjani yakin tak akan terlalu sulit untuk menumbuhkan cinta bagi pria itu. Bukankah ketika sepasang suami istri mendasari pernikahan dengan mencintai Allah, maka tak sulit bagi Allah untuk menumbuhkan cinta bagi keduanya?

"Mba, apa tandanya Allah menjawab istikharah kita?" tanya Rinjani kepada Mba Rahma sebelum ia sampaikan apa keputusannya. "Apa benar lewat mimpi seperti kata orang-orang?"

Mba Rahma terseyum. Ia paham adik binaannya itu sedang gamang untuk memutuskan.

"Tidak selalu seperti itu, Dek. Jawaban Allah bisa datang dengan berbagai pertanda. Gunakan hatimu untuk menangkap pesan itu."

"Tanda-tanda apa diantaranya, Mba?"

"Misalnya kelancaran proses dan ketenangan hati saat memutuskan. Coba netralkan dulu perasaanmu lalu secara jernih lihat lagi bagaimana proses ini berjalan."

Ucapan Mba Rahma benar. Selama ini Rinjani ragu hanya karena masalah perasaannya. Ia belum menetralkan hatinya.

Dengan pikiran jernih gadis itu menimbang keputusannya. Penerimaan Papah dan keluarganya sangat baik. Bahkan Papah menyukai profil Raihan. Input informasi yang selama ini didapat juga selalu positif.

Masalah keraguan perasaannya, ia coba menepis itu. Rinjani takut ragu-ragu itu hanya berasal dari bisikan setan.

"Godaan setan terhadap orang yang mau menikah ada dua hal. Pertama, membuat was-was dan ragu, sehingga ada keinginan kuat membatalkannya. Setan sangat membenci ikatan halal bernama pernikahan.

Sedangkan yang kedua adalah sebaliknya, godaan agar kedua orang yang ingin menikah itu melakukan perzinahan sebelum ikatan itu dihalalkan. Menjauhkan atau mendekatkannya dengan perzinahan.” Mba Rahma kembali mengingatkan Rinjani.

"Baiklah, Mba. Bismilah insyaallah saya bersedia melanjutkan proses ini menuju pernikahan," ujar Rinjani yakin.

"Alhamdulilah. Bismilah ya, Dek. Insyaallah besok akan Mba sampaikan keputusanmu kepada Raihan. Tetap lanjutkan istikharahnya ya. Sebelum ijab qabul, apapun bisa terjadi. Mintalah selalu agar diberikan yang terbaik."

Rinjani pun pamit. Selanjutnya ia hanya akan menyerahkan proses ini kepada Allah. Biarlah semua berjalan sesuai kehendak-Nya. Kemana pun takdir akan membawa, hanya satu keyakinannya. Allah tak akan pernah mengecewakannya.

Dua hari berikutnya, Mba Rahma kembali memanggil Rinjani.

"Dek, kemarin Raihan ke sini." Mba Rahma tampak sejenak mengambil napas sebelum melanjutkan ucapannya. "Sebelumnya Mba mohon maaf kalau yang akan Mba sampaikan mungkin akan sedikit membuatmu kecewa."

"Katakanlan, Mba. Saya sudah siap apapun itu,"

Mba Rahma meraih tangan gadis itu seolah telapak tangan itu mampu mentransfer energi untuk saling menguatkan.

"Raihan ingin meminta maaf padamu karena dengan terpaksa ... ia membatalkan prosesnya."

Genggaman tangan itu terasa semakin kuat. Rinjani mendengar itu dan hatinya sedikit perih.

Aku Layak Untukmu (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang