***
Merebahkan badan ke atas ranjang adalah suatu kenikmatan. Tiba di hotel rasanya ingin langsung bermanja-manja dengan bantal dan guling saking letihnya. 4 landing hari ini sungguh luar biasa. Luar biasa meruntuhkan semua tulang-tulang gue maksudnya. Jiwa lemah, ya, gini. Baru 4 landing sudah kepikiran kapan akan resign.
Ini adalah hari ketiga dari empat hari jadwal terbang gue. Besok kami semua sudah harus balik ke Jakarta sebelum kemudian bisa menikmati hari libur. Ah, sudah rindu kehangatan kasur di mess.
Jam di tangan sudah hampir setengah 7 malam, masih sempat lah untuk shalat maghrib. Setelah bersih-bersih sebentar, gue mengambil air wudhu kemudian melaksanakan shalat bersama dengan Mbak Anik.
Sebenarnya hari ini bukan gue yang menjadi roommate-nya Mbak Anik. Tetapi, karena satu dan dua hal, akhirnya gue ditarik untuk tidur di kamar ini. Menakjubkan.
"Mbak, biasanya kalau RON gini suka jalan-jalan nggak?" tanya gue pada Mbak Anik yang sedang sibuk menggantung seragamnya.
Hari ini pesawat kami RON di Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo. Salah satu kota favorite gue di Indonesia. Favorite kenapa? Karena gue bisa makan semuntah-muntahnya dan nggak perlu mikirin bill. Oke banget nggak? Oke banget dong untuk tanggal tua seperti gini.
"Tergantung crew. Biasanya ada crew label keluarga yang perginya complete-an. Ada juga crew yang kalau pergi-pergi suka mageran," jawab Mbak Anik ala kadarnya.
"Tapi, berhubung Captain-nya Capt. Budi, pasti dinner kita complete malam ini. Dan karena captain-nya Capt. Budi juga, malam ini kita happy-happy," lanjutnya lagi dengan senyum semringah yang membingungkan di mata gue.
Happy-happy gimana? Party asyik gitu? Wah, mana gue nggak bawa yang seksi-seksi lagi.
Mungkin Mbak Anik membaca raut wajah gue yang terlihat kebingungan atas ucapannya. Ia akhirnya menjelaskan maksud dari ucapannya tersebut.
"Capt. Budi itu best of the best pilot. Kenapa? Karena beliau suka traktir crew-nya. Maklum, Bo! Orang kayahh. Rumornya, penghasilannya di luar perusahaan ehmmmm," jelas Mbak Anik dengan kalimat akhirnya yang menggantung.
Gue hanya terkekeh mendengarnya. Kalau masalah duta mah biar jelasinnya setengah-setengah semua masih bisa nyambung shay. Dan iya juga sih, saat pertama kali bertemu Capt. Budi, sudah kelihatan sekali kalau beliau adalah orang yang baik dan yang pasti orang jawa. Kenapa? Karena kalau bicara terkadang logat jawanya menyangkut di tengah-tengah.
"Apalagi Capt. Budi, kan, asli Solo banget nih, jadi kulineran kita malam ini di tempat spesial. Tempat yang kalau datang ke sana sekali, pasti pengen datang lagi dan lagi," lanjut Mbak Anik dengan tatapan matanya yang makin berkilauan.
Gue sebagai junior polos yang baru pertama kali RON Solo hanya plonga-plongo. Walaupun nggak ngerti, gue iya-iya aja. Yang penting kenyang dulu malam ini.
"Btw, 20 menit lagi kita kumpul di lobby."
"Siap, Mbak."
...
19:34"Udah complete pasukan kita malam ini?" tanya Capt. Budi begitu kami semua sudah berkumpul di lobby.
"Siap udah, Capt," sahut Mas Adi. Kopilot kami malam ini bergaya matching dari atas sampai bawah serba hitam. Mau ngelayat lo, Mas?
"Oke, lets go!"
Kami pun keluar dari hotel dan naik ke transport yang akan mengantarkan kami kulineran malam ini. Selama perjalanan di mobil, Capt. Budi dengan semangat menceritakan seluk-beluk dan tempat-tempat asyik di Solo. Kami yang mendengarnya sesekali tertawa karena beliau sering menyelipkan guyonan di antara penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Dalam Udara[RE-PUBLISH]
RomancePrintilan kisah Caca, seorang pramugari salah satu maskapai swasta yang terjebak dalam kisah cinta dengan tiga pria yang sama-sama bekerja di Udara. Siapakah yang Caca pilih? Sang Captain? Sang Mayor? Atau Sang Sersan? @2018