"Wihh, itu siapa? Ganteng banget, anjir!" kaki Sakti maju beberapa langkah.
"Lah, kirain Justin Bieber. Pas di deketin ternyata cermin!" seru Sakti terkekeh.
Saat ini, Sakti memang tengah berdiri di hadapan cermin. Menyisir rambut dengan jemarinya. Penampilannya kali ini sangat sempurna. Menandakan jika dia sudah siap untuk berangkat ke cafe milik pamannya, sekaligus papanya Bulan. Dengan celana jeans dan kemeja kotak-kotak berwarna merah yang lengannya di gulung sampai siku. Terakhir, dia menyemprotkan parfum untuk sekedar menambah keharuman.
Tangannya meraih ponsel yang tersimpan di atas nakas. Dia segera menghubungi Fikto untuk menanyakan posisi keberadaannya pada malam minggu ini.
"Fik, lo masih dimana?"
Lalu terdengar suara dari seberang sana.
Gue lagi sama Vita nih, udah mau berangkat juga. Lagi di perjalanan. Otw. Bentar lagi nyampe.
"Oh. Yaudah, gue berangkat sekarang ya."
Yo. Titidije bro.
Sakti mengakhiri sambungannya. Dia bergegas mengambil kunci motor dan langsung melaju menuju cafe milik papanya Bulan.
***
"Ayolah, Na. Masa lo gak jadi ikut sih? Lo udah dandan cantik gini kok. Ikut ya, temenin gue," ucap Vita membujuk.
Saat ini Vita memang sedang mengajak Nara untuk ikut menyaksikan band di sebuah cafe. Pasalnya, Fikto yang merupakan kekasih Vita itu akan tampil bersama teman-temannya.
"Ya tapi gue malas kalau jadi nyamuknya lo sama Fikto lagi. Lo gimana sih, gak ngertiin nasib jomblo," keluh Nara mengerucutkan bibirnya.
"Gak papa kali, lo bisa temenin gue waktu Fikto manggung. Ya ya ya?"
Dipikir-pikir, Nara tidak tega juga melihat sahabatnya memasang wajah memelas seperti itu, "Yaudah deh," Putusnya pasrah.
Mereka segera memasuki mobil untuk berangkat menuju tempat tujuan. Seperti biasa saat sedang bersama Vita dan Fikto, Nara terduduk manis di belakang bersama kesendiriannya. Habisnya mau bagaimana lagi? Nasib jomblo memang.
***
"Oke kita tampilkan bintang tamu kita malam ini, Citul Band!" seru sang pembawa acara dengan hebohnya.
Nara memperhatikan band yang akan tampil tersebut bersama Vita. Di atas panggung, munculah Sakti bersama Fikto, Rezi, dan teman-teman yang lainnya. Mereka mulai membunyikan musik. Nada-nada mengalun indah bersamaan dengan suara Sakti yang cukup merdu sebagai vokalis.
Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Kau menunggu datangnya malam
Saat ku menanti fajarSudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takutku hilangPerdebatan apa pun menuju kata pisah
Jangan paksakan genggamanmuIzinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya tak lagi ku milikmu
Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya ku tetap teman baikmu"Wih suara Sakti bagus juga ya, Na!" komentar Vita sembari menatap Sakti dengan kagum.
Nara hanya tersenyum tipis. Masih menikmati suara lembut dari mantan kekasihnya itu. Harus diakui, bahwa suara Sakti memang enak di dengar dan patut di acungi jempol. Ditambah, lagu yang di bawakan sangat menyentuh hatinya. Liriknya pun tampak sesuai dengan perasaannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Comeback? ✓ [SUDAH TERBIT]
Roman pour AdolescentsNara tetap berdiam di tempat yang sama. Tetap mencintai Sakti dengan sangat. Tetap setia menunggu Sakti kembali menjadi pelengkap hidupnya. Tapi bagaimana dengan Sakti? Masihkah dia ingin sendiri?